Skip to main content

Prosa Perempuan Pengecut

Prosa Perempuan Pengecut
Prosa Perempuan Pengecut | Ada kaca pecah terbelah. Sekeping melesat membelah nadi dan menusuk tepat di urat. Darah yang merah, itu wajahmu sekental luka berpianak dalam jantung, mengalir melalui mata, kemudian membaca dengan titik. Tak bersambung!

Sekelompok kenangan pulang lebih awal. Sekumpulan cerita menyaru di antara puisi dan prosa yang mentah, yang salah kaprah akibat kau susun tanpa diksi dan metafora yang tidak memadai. Kembali dikehidupan lalu : Jauh sebelum kau terpikat rayuan kata-kata. Engkau kerap menumpahkan tangis di gʌmbar bapakmu, di bantal kesayangan, juga kadangkadang di meja makan. Lalu, seisi rumah mencibir, mentertawakan lebam dadamu sebagai gurauan paling lucu, paling dungu.

"Dasar perempuan pecundang!"
Kalimat yang begitu manis itu merayumu tanpa jera, tak berjeda.
Dan kau kian kepayang dengan luka-luka. Menyamak nadi. Memahat dada kiri dengan benci. Sebenci kehidupan yang dalam payahnya tak bisa kau tinggalkan.

Tepat!
Engkaulah perempuan itu: yang tolol!

Kdr, 25/04/2016
Bulan

Demikianlah prosa perempuan pengecut . 😁 Semoga puisi prosanya menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.