Puisi mengembala rindu dalam senyum mendung
Thursday, January 02, 2014
Puisi mengembala rindu dalam senyum mendung adalah judul puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak yaitu:
- Puisi mengembala rindu
- Puisi senyum
- Puisi mendung dan seketika
Puisi dengan judul rindu senyum dan mendung menyampaikan pesan tentang bagaimana puisi bisa menjadi alat untuk meresapi perasaan rindu dan kepedihan dalam momen yang mungkin tampak suram atau mendung.
Dalam puisi rindu senyum dan mendung menggambarkan bagaimana kata-kata puisi memiliki kemampuan untuk membangkitkan kenangan dan emosi yang terkait dengan rindu.
Senyum dan mendung menjadi simbol tentang bagaimana puisi bisa menjadi cahaya dalam situasi yang sulit atau gelap, dan bagaimana puisi bisa membantu seseorang meresapi rindu dengan cara keindahan
Puisi dengan judul rindu mendung dan senyum menggambarkan bagaimana puisi bisa menjadi sarana untuk menghadapi rindu dan senyum dalam ketidakpastian yang mendung dalam kehidupan.
Puisi tentang rindu, senyum dan mendung
Bagaimana kata puisi tentang senyum, puisi rindu dan puisi mendung dalam bait puisi diterbitkan puisi bijak.com, selengkapnya disimak saja berikut ini
PUISI MENGEMBALA RINDU
Dan ketika senja mulai berlabuhaku bagai seorang penggembala
Kubawa rindu ketengah hamparan
padang kepiluan yang amat luas
Kasih...
Andai kupunya sepasang sayap
akanku kepakkan dan terbang
menyelusuri dinginnya malam
dan disampingmu kuhinggap
Dan ingin kumencairkan rindu
yang telah lama menggumpal
dinginnya jiwaku kian membeku
Seperti gumpalan salju menanti
terpaan hangatnya sang mentari
Kasih...
Dirimulah hangatnya mentari itu.
PUISI SENYUM
Sunyi hati saat engkau tak lagi tersenyumhamparasa tak dapt melihat lagi senyummu.
engkau yang sering ter senyum.
kini tak ketemukan lagi senyum itu.
ada apakah engkau gerangan.
adakah sesuatu yang kini engkau sembunyikan,
duhai kekasih hatiku jangan engkau sembunyikan,
senyummu yang selalu ku agungkan,
kini seakan sulit aku temukan.
senyum pelepas lara dikala aku menatapmu.
wajah ayumu seakan tak sempurna lagi bagiku.
senyumanmu penghias dan penyempura auramu,
kini seakan redup dan hilang di tersamar amarmua
duhai kasih pujaan hatiku
tersenyumlah agar aura ayumu terpanjar dari wajah.
duhai kasih sayang hati tersenyumlah
senyum pelepas rinduku
senyummu pemikat hatiku.
PUISI MENDUNG DAN SEKETIKA
Mendung dan seketikarumah ini mendingin sebelum waktunya
Kita merebahkan senja di atas sofa
di depan tungku, diam menunggu lampu
menyalakan cemburu
Kau, aku, mereka
dan buku-buku yang dilambari debu
Sesekali, kegamangan menjerit di engsel pintu
Kita tak tahu apa yang kita punya, tak tahu
apa yang kita tahu
"Kapankah puisi-puisi ini bisa", tanyamu
"menjadikan kita ksatria?"
Lalu, di luar pun gerimis
saat jendela (yang dibiarkan terbuka)
mengajak membaca,
tapi kita hanya ingin menulis
dan ditulis
Demikianlah puisi mengembala rindu, senyum dalam mendung. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.