Puisi Perempuan Berpayung
Wednesday, September 03, 2014
Puisi perempuan berpayung. Awal kehadiran perempuan kemuka bumi yaitu karena hawa, yg diciptakan untuk menemani Adam menjalani perintah dari Tuhan di dunia ini. Cerita Adam serta Hawa pertama kali diturunkan ke ke muka bumi, perempuan telah dimaknai menjadi biang sebuah masalah. benarkah begitu?
Konon diceritakan bahwa Hawa merupakan penyebab mereka (Adan dan Hawa) turun ke dunia, dikarenakan Hawa termakan bujuk rayu setan yg menyuruhnyamengambil buah kuldi (buah yg dilarang buat dimakan). Hawa dan Adam yang memakannya di hukum dan diperintahkan untuk turun ke dunia ini. Mungkin asal muasal Cerita inilah yg menjadikan wanita atau perempuan memamng sumber masalah yang selalu dibicarakan, jika perempuan memang biang dari masalah.
Secara logika dalam kehidupan memang sih, perempuan banyak menjadi sumber masalah, padahal lelaki pun juga, malah terkadang jadi biang segala masalah dalam rumah tangga, jika Imannya tak kuat. 😄
Goresan rindu tersabit di windu
Torehan kalbu nan pilu membeku
Mengusik senja malam penghabisanku
Lara melarung disungai menggunung
Tabir asa yang sekian mencindung
Di airmata dalam perempuan berpayung
Sosok perempuan terhuyung tersandung
Diderasnya hujan yang mengerebung
Langkah kaki tertatih terpasung
Dalam cenung perempuan mengkidung
Disamping lorong jembatan termenung
Menyahuti irama hujan dalam senandung
Sayup melodi hujan yang menyelubung
Di hati perempuan yang sepi mengepung
Lirik lirik terdengar sendu mengapung
Hujan kini menjadi panggung
Sandiwara dalam teater bingung
Kebimbangan seorang perempuan berpayung.
Hony. 040914. Skb/Plb/Wrk
Puisi Perempuan Berselendang Angan
Di zaman yang katanya merdeka
Masih terdengar riuhnya berita
Sementara di ruang-ruang tertentu
Masih saja ada tungku yeng merebus air di dalam panci
Ricuh dan ricuh
Asap mengabur di gempita berita
Perempuan berselendang masih duduk tak memberikan kabar keluarga
Mungkin telah bosan atau sudah dingin
Banyak sekali terasing dalam negeri sendiri
Serupa kucing dalam karung yang tak bisa lari
Terkunci oleh si tuan yang tak berbudi
Apa seperti sampah-sampah yang tak berguna lagi
Perempuan itu tidak sempat bersiul
Sedang bibirnya kering menahan kekeringan
Lalu terkenang dalam ruang yang riuh dengan omong kosong
Serupa lagu-lagu yang tak berpemimpin
Sudah cukuplah
Perempuan berselendang angan
Tidak lesu dan tidak ragu
Sekedar membagi berita yang tak seperti lagu
Tegal, 13 Agustus 2015.
Demikianlah puisi perempuan berpayung. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi tentang perempuan di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Konon diceritakan bahwa Hawa merupakan penyebab mereka (Adan dan Hawa) turun ke dunia, dikarenakan Hawa termakan bujuk rayu setan yg menyuruhnyamengambil buah kuldi (buah yg dilarang buat dimakan). Hawa dan Adam yang memakannya di hukum dan diperintahkan untuk turun ke dunia ini. Mungkin asal muasal Cerita inilah yg menjadikan wanita atau perempuan memamng sumber masalah yang selalu dibicarakan, jika perempuan memang biang dari masalah.
Secara logika dalam kehidupan memang sih, perempuan banyak menjadi sumber masalah, padahal lelaki pun juga, malah terkadang jadi biang segala masalah dalam rumah tangga, jika Imannya tak kuat. 😄
Dua Puisi tentang Perempuan
Berkaitan dengan kata perempuan, puisi kali ini adalah puisi bertema puisi perempuan, adapun masing masing judulnya antara lain.- Puisi perempuan berpayung
- Puisi perempuan berselendang awan
PUISI PEREMPUAN BERPAYUNG
Serpihan waktu memuing di seruGoresan rindu tersabit di windu
Torehan kalbu nan pilu membeku
Mengusik senja malam penghabisanku
Lara melarung disungai menggunung
Tabir asa yang sekian mencindung
Di airmata dalam perempuan berpayung
Sosok perempuan terhuyung tersandung
Diderasnya hujan yang mengerebung
Langkah kaki tertatih terpasung
Dalam cenung perempuan mengkidung
Disamping lorong jembatan termenung
Menyahuti irama hujan dalam senandung
Sayup melodi hujan yang menyelubung
Di hati perempuan yang sepi mengepung
Lirik lirik terdengar sendu mengapung
Hujan kini menjadi panggung
Sandiwara dalam teater bingung
Kebimbangan seorang perempuan berpayung.
Hony. 040914. Skb/Plb/Wrk
Puisi Perempuan Berselendang Angan
Penyair Kecil
Di zaman yang katanya merdekaMasih terdengar riuhnya berita
Sementara di ruang-ruang tertentu
Masih saja ada tungku yeng merebus air di dalam panci
Ricuh dan ricuh
Asap mengabur di gempita berita
Perempuan berselendang masih duduk tak memberikan kabar keluarga
Mungkin telah bosan atau sudah dingin
Banyak sekali terasing dalam negeri sendiri
Serupa kucing dalam karung yang tak bisa lari
Terkunci oleh si tuan yang tak berbudi
Apa seperti sampah-sampah yang tak berguna lagi
Perempuan itu tidak sempat bersiul
Sedang bibirnya kering menahan kekeringan
Lalu terkenang dalam ruang yang riuh dengan omong kosong
Serupa lagu-lagu yang tak berpemimpin
Sudah cukuplah
Perempuan berselendang angan
Tidak lesu dan tidak ragu
Sekedar membagi berita yang tak seperti lagu
Tegal, 13 Agustus 2015.
Demikianlah puisi perempuan berpayung. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi tentang perempuan di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.