Sajak Orang Gila | Puisi Orang Gila
Tuesday, October 28, 2014
Sajak orang gila. Orang gila adalah istilah yang umum kata yang biasa di gunakan tentang orang atau gangguan jiwa. akan tetapi puisi atau sajak ini, hanya merupakan sebuah puisi bukan menjelaskan tentang orang gila. atau orang yang ganguan jiwa.
Sebagaimana pengertian ganguna jiwa adalah perilaku orang yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Sajak orang gila, judul puisi di kesempatan, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja berikut ini.
Sendiri
Dia merenung
Menikmati angin sepoi
membelai
Rambutnya terurai terkibas angin
Dihelanya nafas
Dia mentap, pandangan kosong
Entah apa yang di pikirkannya
Gerbang angan telah dimasukinya
Dia tak peduli
Sunyi senyap
membuatnya terlena sendiri
Tanpa peduli
Disekitarnya
Dia menikmati
Pada bayangan
pada Angan
Dia bercengkrama
Dia tertawa
tersenyum
Bahagia dia nikmati
Di petualangan angan
dia melintasi dunianya
Direntang khayal
Kanvas lamunan
Dia mengukir
Dunianya
#anderline
BLPN 140914
PUISI ORANG-ORANG GILA
Orang gila itu menjelma jadi setengah Dewa .
Bertitah lewat sebilah pedang .
Pada tubuh para Alim Ulama yang bersimbah darah .
Dan nyawa itu adalah harga dari sebuah pertarungan .
Orang gila itu telah menjelma jadi memenggal ulung . Utusan dari para bedebah yang kehabisan selera tawanya .
Untuk mengeksekusi demokrasi berulangkali . Dari negeri yang dengan seksama merawat bhineka .
Orang gila itu tengah kehausan .
Mencari darah dan keringat anak bangsa . Yang kemaren ikut berjuang membela tanah air bapak moyangnya .
Lalu terkapar di kaki-kaki para perakit sejarah kegelapan .
Orang gila itu telah merampas kewarasan . Dari orang-orang yang dengan setia memupuk keselarasan . Dari orang-orang yang yang menanak kedewʌsaan .
Lalu nyanyian kematian terselip diantara mulutnya berbuih mengunyah sampah .
Orang gila itu telah memusuhi Tuhannya dalam waktu yang begitu lama .
Syurga baginya adalah racun yang menggerogoti mimpi .
Hari akhir baginya adalah hari ketika dia memisahkan kepala dari tubuh . Dari jiwa raga orang-orang mencintai Tuhannya .
Orang gila itu kembali kedalam pelukan kekasih . Yang tak pernah memberinya tawa yang pantas . Bagi ritual yang telah dijalaninya memusuhi Tuhan
PUISI ORANG GILA
Telʌnjang dibising kota
Di antara tiang-tiang lampu yang menertawakan malam
Dan disela derap kesombongan yang memilih pulang
Aku membidik hari ke dalam bungkus plastik berlambang
Adakah yang tersisa?
Selain angkuh swalayan yang diam di belakang jerit petaka
Rangka manusia tak berharga
di lapar yang kian memompa, mengharap iba
Bersandar di hening kata-kata
Di antara tiang-tiang cahaya yang tak mampu menghangatkan raga
Ketika gaun-gaun semakin tebal kau gunakan
Kemanakah perginya alasan?
Sementara aku yang sekian lama tak mengenal dingin
Dan kukira mampu mengemis batin
Aku masih menunggu siapa pun bicara tentang kehilangan malam
Atau dunia yang lupa
Seperti aku yang mengira matahari telah terbit malam ini
Membakar tulang-tulangku
yang kelak kau lempar di buas anjing peliharaanmu
yang dungu
Tak sedungu aku
Takuti aku dengan hakikat kematian
Seperti yang sering kalian dengar di majelis peribadatan
Karena aku tak pernah takut akan itu
Karena aku sama sepertimu
Yang berharap pulang dengan bungkus plastik berlambang yang hilang
Ketika aku mengharap sisa kematianku tak menjadi tulang yang telʌnjang
----------
Demikianlah Sajak orang gila. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Sebagaimana pengertian ganguna jiwa adalah perilaku orang yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Sajak orang gila, judul puisi di kesempatan, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja berikut ini.
Sajak Orang Gila
Dinikamatinya senjaSendiri
Dia merenung
Menikmati angin sepoi
membelai
Rambutnya terurai terkibas angin
Dihelanya nafas
Dia mentap, pandangan kosong
Entah apa yang di pikirkannya
Gerbang angan telah dimasukinya
Dia tak peduli
Sunyi senyap
membuatnya terlena sendiri
Tanpa peduli
Disekitarnya
Dia menikmati
Pada bayangan
pada Angan
Dia bercengkrama
Dia tertawa
tersenyum
Bahagia dia nikmati
Di petualangan angan
dia melintasi dunianya
Direntang khayal
Kanvas lamunan
Dia mengukir
Dunianya
#anderline
BLPN 140914
PUISI ORANG-ORANG GILA
Oleh: Ifadli Marid
Orang gila itu menjelma jadi setengah Dewa . Bertitah lewat sebilah pedang .
Pada tubuh para Alim Ulama yang bersimbah darah .
Dan nyawa itu adalah harga dari sebuah pertarungan .
Orang gila itu telah menjelma jadi memenggal ulung . Utusan dari para bedebah yang kehabisan selera tawanya .
Untuk mengeksekusi demokrasi berulangkali . Dari negeri yang dengan seksama merawat bhineka .
Orang gila itu tengah kehausan .
Mencari darah dan keringat anak bangsa . Yang kemaren ikut berjuang membela tanah air bapak moyangnya .
Lalu terkapar di kaki-kaki para perakit sejarah kegelapan .
Orang gila itu telah merampas kewarasan . Dari orang-orang yang dengan setia memupuk keselarasan . Dari orang-orang yang yang menanak kedewʌsaan .
Lalu nyanyian kematian terselip diantara mulutnya berbuih mengunyah sampah .
Orang gila itu telah memusuhi Tuhannya dalam waktu yang begitu lama .
Syurga baginya adalah racun yang menggerogoti mimpi .
Hari akhir baginya adalah hari ketika dia memisahkan kepala dari tubuh . Dari jiwa raga orang-orang mencintai Tuhannya .
Orang gila itu kembali kedalam pelukan kekasih . Yang tak pernah memberinya tawa yang pantas . Bagi ritual yang telah dijalaninya memusuhi Tuhan
PUISI ORANG GILA
By: PDC
Telʌnjang dibising kotaDi antara tiang-tiang lampu yang menertawakan malam
Dan disela derap kesombongan yang memilih pulang
Aku membidik hari ke dalam bungkus plastik berlambang
Adakah yang tersisa?
Selain angkuh swalayan yang diam di belakang jerit petaka
Rangka manusia tak berharga
di lapar yang kian memompa, mengharap iba
Bersandar di hening kata-kata
Di antara tiang-tiang cahaya yang tak mampu menghangatkan raga
Ketika gaun-gaun semakin tebal kau gunakan
Kemanakah perginya alasan?
Sementara aku yang sekian lama tak mengenal dingin
Dan kukira mampu mengemis batin
Aku masih menunggu siapa pun bicara tentang kehilangan malam
Atau dunia yang lupa
Seperti aku yang mengira matahari telah terbit malam ini
Membakar tulang-tulangku
yang kelak kau lempar di buas anjing peliharaanmu
yang dungu
Tak sedungu aku
Takuti aku dengan hakikat kematian
Seperti yang sering kalian dengar di majelis peribadatan
Karena aku tak pernah takut akan itu
Karena aku sama sepertimu
Yang berharap pulang dengan bungkus plastik berlambang yang hilang
Ketika aku mengharap sisa kematianku tak menjadi tulang yang telʌnjang
----------
Demikianlah Sajak orang gila. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.