Puisi Bumiku Menangis | Puisi Lingkungan Alam
Saturday, November 08, 2014
Puisi bumiku menangis | Puisi lingkungan alam. Pengertian bumi adalah planet ketiga dari Matahari yg merupakan planet terpadat serta terbesar kelima dari delapan planet didalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru
Bumiku menangis merupakan satu dari tiga puisi tentang bumi atau puisi lingkungan alam yang diupdate untuk kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Puisi Bumiku menangis
Ladang yang dulu hijau,sekarang sudah menjadi gedung megah,
Sawah yang dulu sejuk,sekarang sudah menjadi perumahan mewah,
Dan di situ,tempatku dulu bermain sepak bola bersama teman-teman,sekarang sudah menjadi tempat pusat perbelanjaan.
Semuanya sekarang sudah berubah...
Udara tidak sesejuk dulu lagi,asap asap kendaraan bertebaran di udara,
Manusia berlalu lalang dengan gengsinya masing masing,
Tidak ada lagi manusia sederhana yang hidup apadanya,
Dan malam ini,biarkan sejenak aku menatap langit,
Biarkan sejenak aku bernostalgia dengannya,
Karena langit tidak pernah berubah,
Masih sama dengan bulannya yang bundar,
Dan awan yang tenang di sekelilinganya,seakan menyeret ingatanku kembali beberapa tahun lalu,
Saat aku masih kecil,
Saat aku merebahkan tubuh mungilku di teras rumah sederhana beralaskan tikar,
Angin yang dingin seperti menimangku,
Dan perlahan mata ini terlelap di pelukan alam.
Aku bersyukur pernah menikmati masa kecil bersama "alam".
Oleh tingkah polah manusia
Tak peduli ada duka
Tak peduli ada derita
Alam kian sengsara
Manusia sudah tidak takut dosa
Hanya ambisi nafsu durjana
Mencabik cabik alam semesta
Adidaya saling berlomba
Menunjuk taring sok kuasa
Tak pedulikan akibatnya
Bumi menangis karenanya
Bagaimana kelak anak cucunya
Akan mewarisi bumi yang kian renta
Des'14
Retakkan ulu hati
Sepenggal kata tanpa raga
Ada yang tersirat sarat termaknai
Jiwa ini
Sakral tak beraga
Saat kebekuan tafakur diri
Sejuta petaka menjelma dosa purba
Episode di hilir mati
Pada ketukan hampa suara
Nyawa bertanya di sudut sepi
Pada kelam mengguncang malam gulita
Ruh kelain dimensi
Tubuh membiru dalam kelu
Terpasung dalam rongga perut bumi
Terbujur kaku menunggu di lintasan waktu
Aku beranikan diri
Dalam kelu aku ingin bertemu
Menyelam ke dalam samudera misteri
Di gugusan bintang bulan matahari mencariMu
@indrads_Bandung21022015
Senja bermuara di ufuk barat menyibak
Pelangi pamerkan mewah lengkung mengayak
Bumi berpijak tempat sandaran henyak
Nyaman berlenggok tarian hari semenak
Sajak ibu baris pertiwi bertidung beliak
Nyaris paksa duri duri bertanduk onak
Pasir debu melansir bisu jejak
Parau suara sumbang melagu biak
Bumi bijak seolah tak kenal pasak
Tiang penopang tumbuh hidup layak
Derita riak basuh peluh dimata ibu, anak
J.S 221214
-------------
Demikianlah puisi bumiku menangis. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi alam. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Bumiku menangis merupakan satu dari tiga puisi tentang bumi atau puisi lingkungan alam yang diupdate untuk kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi tangisan bumiku
- Puisi kelu di perut bumi
- Puisi bumiku menagis
- Puisi bumi bijak
Puisi Bumiku menangis
Reamant Ganesha
Ladang yang dulu hijau,sekarang sudah menjadi gedung megah,Sawah yang dulu sejuk,sekarang sudah menjadi perumahan mewah,
Dan di situ,tempatku dulu bermain sepak bola bersama teman-teman,sekarang sudah menjadi tempat pusat perbelanjaan.
Semuanya sekarang sudah berubah...
Udara tidak sesejuk dulu lagi,asap asap kendaraan bertebaran di udara,
Manusia berlalu lalang dengan gengsinya masing masing,
Tidak ada lagi manusia sederhana yang hidup apadanya,
Dan malam ini,biarkan sejenak aku menatap langit,
Biarkan sejenak aku bernostalgia dengannya,
Karena langit tidak pernah berubah,
Masih sama dengan bulannya yang bundar,
Dan awan yang tenang di sekelilinganya,seakan menyeret ingatanku kembali beberapa tahun lalu,
Saat aku masih kecil,
Saat aku merebahkan tubuh mungilku di teras rumah sederhana beralaskan tikar,
Angin yang dingin seperti menimangku,
Dan perlahan mata ini terlelap di pelukan alam.
Aku bersyukur pernah menikmati masa kecil bersama "alam".
PUISI TANGISAN BUMIKU
Dunia kian tuaOleh tingkah polah manusia
Tak peduli ada duka
Tak peduli ada derita
Alam kian sengsara
Manusia sudah tidak takut dosa
Hanya ambisi nafsu durjana
Mencabik cabik alam semesta
Adidaya saling berlomba
Menunjuk taring sok kuasa
Tak pedulikan akibatnya
Bumi menangis karenanya
Bagaimana kelak anak cucunya
Akan mewarisi bumi yang kian renta
Des'14
PUISI KELU (di perut) BUMI
KeringnyaRetakkan ulu hati
Sepenggal kata tanpa raga
Ada yang tersirat sarat termaknai
Jiwa ini
Sakral tak beraga
Saat kebekuan tafakur diri
Sejuta petaka menjelma dosa purba
Episode di hilir mati
Pada ketukan hampa suara
Nyawa bertanya di sudut sepi
Pada kelam mengguncang malam gulita
Ruh kelain dimensi
Tubuh membiru dalam kelu
Terpasung dalam rongga perut bumi
Terbujur kaku menunggu di lintasan waktu
Aku beranikan diri
Dalam kelu aku ingin bertemu
Menyelam ke dalam samudera misteri
Di gugusan bintang bulan matahari mencariMu
@indrads_Bandung21022015
PUISI BUMI BIJAK
Waktu beraurora warna warna semakSenja bermuara di ufuk barat menyibak
Pelangi pamerkan mewah lengkung mengayak
Bumi berpijak tempat sandaran henyak
Nyaman berlenggok tarian hari semenak
Sajak ibu baris pertiwi bertidung beliak
Nyaris paksa duri duri bertanduk onak
Pasir debu melansir bisu jejak
Parau suara sumbang melagu biak
Bumi bijak seolah tak kenal pasak
Tiang penopang tumbuh hidup layak
Derita riak basuh peluh dimata ibu, anak
J.S 221214
-------------
Demikianlah puisi bumiku menangis. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi alam. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.