Skip to main content

Puisi Luruhku Berdebu

Puisi Luruhku Berdebu
Puisi Luruhku berdebu. Pengertian luruh berdasarkan kamus bahasa indonesia. jatuh atau gugur karena sudah sampai waktunya, sampai waktunya dalam hal ini jatuh karena masak tentang buah, dan lain lain sebagaianya.

Akan tetapi kata luruh jika dalam puisi terkadang hanya sebagai kata kata kiasan yang di gunakan untuk menyampaikan maksud dan pesan dari penulis puisi, dan berkaitan dengan kata tentang luruh puisi luruhku berdebu, merupakan satu dari tiga judul puisi diupdate untuk kesempatan ini, bagaimana cerita puisi dengan kata kata luruh dalam bait-bait puisinya untuk lebih jelas dan selengkapnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.


Puisi Luruhku Berdebu

Sunyikan syair hati di hening malamku,.
Dalam temaram tulusku yang kotor berpeluh,.
Hadirkan gamelan rindu membahana di cintaku,
Aku luruh.

Aku berdebu..
Aku sujudkan segala titipan-Mu.
Angankan syafaat Kekasih-Mu,
Pecahan terbesar Nur-Mu.

Tauladanku.
Penyampai tuntunan-Mu.
Petunjuk hidupku..
Muhammad, sayyidinaku.

Aku lebur dalam cinta kepada-Mu dan Kekasih-Mu.

luruhku-berdebu.
Ps.btng.nov14

PUISI KETAHUILAH
Karya: Sami Aji Sirumput Liar

Jika kau bertanya mengapa ini terjadi
Tanyalah pada dirimu mengapa ini terjadi
Sembab matamu akan airmata semalam
Tiada guna jika hanya sebatas waktu

Tingkah sumbang bukan karna inginku
Kau telah toreh langitku dengan egomu
Patutkah aku yang kau persalahkan
Sedang kau tak pernah menghargai aku lelakimu

Dada ini nyeri tertusuk jarum protesmu
Kemana peluh luruhku selama ini
Luluh lantah sudah asa yang tersulam
Tergempur celotehmu yang meniadakan payahku

Dalam diamku
Aku menahan bara agar tak terletup
Ketahuilah ketuban murkaku sudah di ambang batas
Aku pilih berlalu tuk hindari pertikaian

Jika kau bertanya sejauh mana cintaku
Rasakanlah pertanggung jawabanku padamu
Sesungguhnya kuingin kau utuh milikku
Dan menjadi bidadari penjaga hasil buah kasih kita


PUISI MENJEDA AKHIR RINDU
Oleh: Lika Alvionita

Rembulan membelah diri
Jendelaku bisu tergoda sunyi
Kian sangit berhembus nadi-nadi
Gejolak akan cinta bagai kening wangi
Pembantai hati mati

Luruhku diam, kepakkan jari pada kaca-kaca
Dan seberkasnya membias di sana
Paras puja yang asmara
Tertinggallah seucap benci tercinta dalam matanya
Mataku jua

Jangan lihat wajahku yang luka
Lihatlah kegelapan ini, cinta
Karena cukup itu pertanda
Kau musnah dari hela dada
Dari kumpulan doa-doa

Aku tak lagi menjaga kita di November yang hujan
Karena kita kalah digerusi tirtanya
Dan kau, aku telah rentan pada guncangan
Yang bencana

Oktoberlah penghapus jejak kita
Bukan sesal pada akhir yang derita
Namun pertemuanlah, kita salah berjumpa
Yang kukira saudara
Hanya prasangka


Demikianlah puisi luruhku berdebu. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi religi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.