Puisi Menghiba | Puisi Rindu Di Hujan Malam
Monday, November 17, 2014
Puisi menghiba. Jauh mana pun diri berkelana dalam mana lautan kusilami, Tak akan dapat kutemui kusuma jiwa yang jernihnya menerangi kekaburan cinta. salah satu penggalan bait dari puisi dikesempatan ini, bagaimana puisinya.
Untuk lebih jelasnya dan selengkapnya, dari puisi menghibah dan puisi lagu rindu dimalam hujan silahkan, disimak saja puisinya dibawah ini, agar mengerti maksud kata menghiba dan kata rindu di malam hujan dalam bait-bait puisinya.
Terasa manis namun tak terucap,,
Denyutan nadiku dalam kalam kasih mu,,
Tiada henti penuh bermakna,,
Bergugur tak bertabur,,
Dalam menangis bersedih tidak
Bertutur kata teratur
Hanya suara yang berkunjungan,,
Hanya kata kata penawar duka,,
Kala tak bermaya bak reranting patah
Kau ranjiskan pelipur lara,,
Renungi mata hati,,
Benar ku idamkan belayan mu,,
Dengar kata hati,,
Sesungguhnya ku cinta pada mu,,
Jauh mana pun diri berkelana,,
Dalam mana lautan kusilami,,
Tak akan dapat ku temui kusuma jiwa,,
Yang jernihnya menerangi kekaburan cinta,,
Namun tak mampu ku yakinkan diri ini
Seadanya aku
Kau terima
Fatmah Nisah
Subang 27/11/2014
PUISI RINDU DI MALAM HUJAN
Semilir angin membawa jerit lirih
di sela-sela rintik hujan yang parau
seperti suara gaib datang menagih janji
menghiba-hiba lara
tak seorang pun tau datangnya
tak seorang pun berani nengok
seiring lagu sabda alam dimuntahkan
menggembung di gelembung hujan
menyayat-nyayat hati
Hujan makin penyapkan malam
lagu rindu itu tetap mengalun perih
merintih-rintih seakan rindu tertatih
pada siapa menghampiri, merebah sayah berdarah
pasrah dalam lelah
Rindu ini seperti perempuan tua dan buta
seperti gelandangan yang menggelimpang di pematang
seperti kere yang lapar berhari-hari yang fani
seperti, seperti yang tenggelam di ceruk dusta
akan bingarnya hujan di tengah kota hitam
menengadah hampa
rindu dan hujan di malam kelam
sama-sama tak mau tahu, langkah seok kaki
desah napas di sudut hati akan mati
malam adanya gigil tertusuk jarum-jarum hujan
mendarah pasrah rindu tumpah
entah!
Demikianlah puisi menghiba. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Untuk lebih jelasnya dan selengkapnya, dari puisi menghibah dan puisi lagu rindu dimalam hujan silahkan, disimak saja puisinya dibawah ini, agar mengerti maksud kata menghiba dan kata rindu di malam hujan dalam bait-bait puisinya.
Puisi menghiba
Kedengaran tak kelihatan,,Terasa manis namun tak terucap,,
Denyutan nadiku dalam kalam kasih mu,,
Tiada henti penuh bermakna,,
Bergugur tak bertabur,,
Dalam menangis bersedih tidak
Bertutur kata teratur
Hanya suara yang berkunjungan,,
Hanya kata kata penawar duka,,
Kala tak bermaya bak reranting patah
Kau ranjiskan pelipur lara,,
Renungi mata hati,,
Benar ku idamkan belayan mu,,
Dengar kata hati,,
Sesungguhnya ku cinta pada mu,,
Jauh mana pun diri berkelana,,
Dalam mana lautan kusilami,,
Tak akan dapat ku temui kusuma jiwa,,
Yang jernihnya menerangi kekaburan cinta,,
Namun tak mampu ku yakinkan diri ini
Seadanya aku
Kau terima
Fatmah Nisah
Subang 27/11/2014
PUISI RINDU DI MALAM HUJAN
Oleh:Retno Rengganis
Semilir angin membawa jerit lirih di sela-sela rintik hujan yang parau
seperti suara gaib datang menagih janji
menghiba-hiba lara
tak seorang pun tau datangnya
tak seorang pun berani nengok
seiring lagu sabda alam dimuntahkan
menggembung di gelembung hujan
menyayat-nyayat hati
Hujan makin penyapkan malam
lagu rindu itu tetap mengalun perih
merintih-rintih seakan rindu tertatih
pada siapa menghampiri, merebah sayah berdarah
pasrah dalam lelah
Rindu ini seperti perempuan tua dan buta
seperti gelandangan yang menggelimpang di pematang
seperti kere yang lapar berhari-hari yang fani
seperti, seperti yang tenggelam di ceruk dusta
akan bingarnya hujan di tengah kota hitam
menengadah hampa
rindu dan hujan di malam kelam
sama-sama tak mau tahu, langkah seok kaki
desah napas di sudut hati akan mati
malam adanya gigil tertusuk jarum-jarum hujan
mendarah pasrah rindu tumpah
entah!
Demikianlah puisi menghiba. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.