Skip to main content

Puisi Rindu Sang Bunda | Puisi Rindu Kepada Ibu

Puisi Rindu Sang Bunda | Puisi Rindu Kepada Ibu
Puisi rindu sang bunda. Bunda adalah panggilan lain untu ibu, panggilan ini biasanya menandakan keakraban antara anak dan ibu, panggilan bunda juga terkadang di gunakan kepada seorang wanita yang di hormati, dalam hal ini wanita yang bukan ibu kandung pun biasa di panggil bunda, sebagai tanda menghormati.

Rindu sang bunda, artinya merindukan seorang ibu sebagaiman di ketahui ibu adalah pengasuh dari seorang anak, atau biasa juga disebut orang tua perempaun dari seorang anak, berkaitan dengan kata bunda di bawah ini dua puisi tentang ibu adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  • Puisi rindu sang bunda
  • Puisi bunda
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi bunda tersebut. "Nasehat mu selalu ku rindukansebagai motivasi dalam tujuan Iringan do'a mu ku harapkan demi meraih sebuah kesuksesan". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisi bunda beriku ini.

PUISI RINDU SANG BUNDA

Lama ku pergi tinggalkan mu,,
lama sudah kita tak bertemu,,
kini hati gelisah merindu sang ibu,
menyesakan dada,,terasa begitu pilu,,

Hanya suara yang Bisa terdengar,,
dapat sedikit meredakan,,

Nasehat mu,,selalu ku rindukan,,
sebagai motivasi dalam tujuan
Iringan do'a mu ku harapkan,,
demi meraih sebuah kesuksesan,,

Aku yang diperantauan,,
Rela untuk berjuang demi merubah nasib,,
sesuai impan,,
Ibu sungguh ku merindu mu
Nisah
Fatmah Nisah / Subang
20/11/2014

PUISI BUNDA

Bunda engkaulah muara kasih dan sayang. .
Kasihmu tak terhingga sepanjang masa. .
Hanya memberi tak harap kembali. .
Kasih mu suci dan abadi takkan pernah musnah walau di telan waktu dan zaman. .

Kan ku sujud di kakimu tuk mohon restu. .
Agar hidup ini semakin berarti. . .
Maafkan aku kesalahan diiriku. .
£ove u bunda.


Puisi Rindu Bunda
Oleh: Ismi Sofia Ananda

Ini musim kesekian aku merekammu pada sebuah pesta kata-kata
dengan ingatan-ingatan yang membatu antara dunia yang terbelah
dan aku hanya bisa mengintip dari celah yang tak benar-benar terlihat
sebab alamat di sana belum bisa aku jangkau dengan sebuah kaca mata.

Bila kelak, aku telah benar-benar retak dan jiwaku melayang mencari alamatmu
genggamlah tanganku, karena ada rindu yang mesti kita bayar, dan biarlah aku menciummu
seperti ombak mencium tanjung, pantai dan teluk
tanpa henti, tanpa jeda, sampai hening
sampai hujan, sampai tawa-tawa kecil meledak menikmati episode surga yang tertunda.
-------------

Demikianlah puisi rindu sang bunda. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.