Puisi Asas Perjuangan | Puisi Pejuang
Wednesday, December 10, 2014
Puisi dan kata bijak, puisi asas perjuangan, Perjuangan berarti berusaha untuk menggapai sesuatu, sesuatu itu berarti atau beruha menggapai apa yang kita inginkan, atau sesuatu yang kita dambakan berarti merukan hal yang postif, hal yang positif berarti merupakan hal yang baik, hal yang baik insya Allah bernilai pahala. Jadi pada hakekatnya sebuah perjuangan merupakan langkah kita untuk menggapai suatu yang baik untuk kita
Perjuangan juga sering diartikan sebuah usaha serta kerja keras untuk meraih hal yg baik, perjuangan juga daapat dartikan sebagai kunci menuju kesuseksan. dan terkadang perjuangan terjadi jika adanya masalah yang di jadapi.
Asa perjuangan, satu dari dua puisi di kesempatan ini, adapunmasing masing judul puisinya antara lain.
Kalian kobarkan asas perjuangan...
Kau satukan asa kau himpun masa..
Tanpa kau pedulikan kemacetan melanda..
(Fakta)
Kalian bakar ban di jalanan.
Tanpa kau hiraukan oranglain pengap dan-kepanasan
(fakta)
Kalian selalu berkoar menuntut keadialan
Tanpa kau sadari,pernah adilkah untuk diri-kalian?
Kalian selalu gaungkan tentang kejujuran..
Tanpa kau sadari,pernah jujurkah untuk diri-kalian?
Saudara2ku coba kalian lihat kebelakang..
Berapa kilometer kemacetan memanjang..
Sadarkah kalian tahukah kalian..
Ada seorang ibu hendak melahirkan,ditengah terjebak macetnnya jalanan..(?)
Saudara2ku,kalian jungjung tinggi agama..
Tapi tanpa kalian pedulikan panggilannya..
Sudah tulikah kalian,sudah butakah kalian..
Hingga kau hiraukan panggilan suara adzan..
Adzan juhur kalian biarkan berlalu..
Adzan ashar kau anggap angin lalu..
(Fakta)
Kalian asik berorasi dgn tema kemiskinan.
Tnpa kalian sadari,dispanjang jalan kau pajang- kendaraan..
(Fakta)
Kalian ungakpkan tentang kemiskinan dirimu..
Tanpa kau sadari,alat komunikasia yg kalian- pegang super maju..
(Fakta)
Hayialas solah..
Hayialalfallah....
Kalian percaya agama mu..
Tapi kau abaikan panggilan tuhanmu..
Kalian gemakan keadilan,kejujuran..
Tanpa pernah kau selami,lorong gelap hati-kalian...
Kalian buka aib sesamamu..
Tanpa kalian sadari mereka adalah cermin-kepribadianmu..
Istana merdeka
Jakarta 10 dec 2014
15:30±
Puisi Kepada pejuang sejati
Ketika mentari terbit ketika itulah kau bergegas pergi
Saat ribuan manusia terlelap
Mengambil membersihkan ampas masyarakat
Dedaunan plastik sampai sampah busuk sekalipun
Tanpa pamrih tuk memungut satu persatu
Tanpa lengah penuh sigap
Tak kau lepaskan satupun yang tertiup angin
Yang kembali memungut dengan peluh bercucuran
Semua segala demi kewajiban dan tanggung jawab
Tangan kasar itu tampak membasuh cucuran keringat yang mengalir deras
mengelap duduk di tepian jalan
bersandar pada dinding pagar jalanan
menghilangkan penat pada perawakan
Kepada engakau kami berterima kasih
Walau tak sedikit orang mencemohkanmu
Kepada perjuanganmu yang nyata tanpa pamrih
Membersihkan sudut kota pada jalanan
Demi pertiwi dan nusantara
--------------
Demikianlah puisi asas perjuangan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Perjuangan juga sering diartikan sebuah usaha serta kerja keras untuk meraih hal yg baik, perjuangan juga daapat dartikan sebagai kunci menuju kesuseksan. dan terkadang perjuangan terjadi jika adanya masalah yang di jadapi.
Asa perjuangan, satu dari dua puisi di kesempatan ini, adapunmasing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi asas perjuangan
- Puisi kepada pejuang sejati
PUISI ASAS PERJUANGAN
Kalian kibarkan bendera peperangan..Kalian kobarkan asas perjuangan...
Kau satukan asa kau himpun masa..
Tanpa kau pedulikan kemacetan melanda..
(Fakta)
Kalian bakar ban di jalanan.
Tanpa kau hiraukan oranglain pengap dan-kepanasan
(fakta)
Kalian selalu berkoar menuntut keadialan
Tanpa kau sadari,pernah adilkah untuk diri-kalian?
Kalian selalu gaungkan tentang kejujuran..
Tanpa kau sadari,pernah jujurkah untuk diri-kalian?
Saudara2ku coba kalian lihat kebelakang..
Berapa kilometer kemacetan memanjang..
Sadarkah kalian tahukah kalian..
Ada seorang ibu hendak melahirkan,ditengah terjebak macetnnya jalanan..(?)
Saudara2ku,kalian jungjung tinggi agama..
Tapi tanpa kalian pedulikan panggilannya..
Sudah tulikah kalian,sudah butakah kalian..
Hingga kau hiraukan panggilan suara adzan..
Adzan juhur kalian biarkan berlalu..
Adzan ashar kau anggap angin lalu..
(Fakta)
Kalian asik berorasi dgn tema kemiskinan.
Tnpa kalian sadari,dispanjang jalan kau pajang- kendaraan..
(Fakta)
Kalian ungakpkan tentang kemiskinan dirimu..
Tanpa kau sadari,alat komunikasia yg kalian- pegang super maju..
(Fakta)
Hayialas solah..
Hayialalfallah....
Kalian percaya agama mu..
Tapi kau abaikan panggilan tuhanmu..
Kalian gemakan keadilan,kejujuran..
Tanpa pernah kau selami,lorong gelap hati-kalian...
Kalian buka aib sesamamu..
Tanpa kalian sadari mereka adalah cermin-kepribadianmu..
Istana merdeka
Jakarta 10 dec 2014
15:30±
Puisi Kepada pejuang sejati
Karya : Fajar Alamsyah
Ketika mentari terbit ketika itulah kau bergegas pergiSaat ribuan manusia terlelap
Mengambil membersihkan ampas masyarakat
Dedaunan plastik sampai sampah busuk sekalipun
Tanpa pamrih tuk memungut satu persatu
Tanpa lengah penuh sigap
Tak kau lepaskan satupun yang tertiup angin
Yang kembali memungut dengan peluh bercucuran
Semua segala demi kewajiban dan tanggung jawab
Tangan kasar itu tampak membasuh cucuran keringat yang mengalir deras
mengelap duduk di tepian jalan
bersandar pada dinding pagar jalanan
menghilangkan penat pada perawakan
Kepada engakau kami berterima kasih
Walau tak sedikit orang mencemohkanmu
Kepada perjuanganmu yang nyata tanpa pamrih
Membersihkan sudut kota pada jalanan
Demi pertiwi dan nusantara
--------------
Demikianlah puisi asas perjuangan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.