Puisi Lara Ini | Puisi Kesedihan
Sunday, December 14, 2014
Puisi Lara Ini. pengertian lara adalah ketika dalam keadaan susah hati atau sakit. kata lara merupakan sebuah homonim sebab arti-artinya mempunyai ejaan serta pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.
Lara mempunyai arti dalam kelas kata sifat atau adjektiva sehingga lara bisa mengganti kata benda atau kata ganti, umumnya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih khusus. Lara termasuk dalam ragam bahasa klasik
Berkaitan tentang lara berikut ini, puisi berjudul lara ini, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut.
Tak berbias serupa bintang sekedar menyapa
Mencekam, mengancam
Seperti hendak menelanku kian dalam
Pekat itu ada, meski takteraba
Sesuatu, entah apa
Mengumpul, menyumpal, hampir serupa sakit
Mengakrapi rongga dada yang kian menyempit
Menyapu gelisah, kelopak mata mengatup kuat
Hening, munajatkan sakit yang melekat
Tumpah, bendungan airmata merayakan kebebasannya
Satu persatu jatuh getir, menadah lelah raga
Tapi adalah malam ini begitu sempurna
Menguak cerita
Mengungkap tabir jiwa lara ini
Di penghujung malam, pekat nyanyian sekarat diri.
YI, 14 /12 /14.
PUISI ELEGI MALAM
Tembʌkau dan kopi
Seolah menjelma menjadi kekasihku malam ini
Sambil menikmati guguran gemintang di cakrawala sana
Sambil mencumbu rinai cahaya rembulan di syahdunya malam ini
Sediakah guguran gemintang menjamuku malam ini?
Di antara lentera redup penghujung malam
Temani sejenak lara ini
Sambil menanti embun segar di pundak imajiku
Sediakah rinai cahaya rembulan bertandang?
Di antara rintihan jangkrik yang menggoda
Temani sejenak air mata ini
Sambil menanti mentari di pundak bukit sana
Adakah kelak lara ini menjadi tinta emas?
Adakah kelak air mata ini menjadi kanvas hitam?
Sejenak terdiam, sejenak tergelak
Hujan menyisir di pesisir tanpa sudi menyentuhku
Lelah berlari dalam sepi ini
Berpuisi ria untuk bayang-bayang
Bermanja-manja dalam kelabu
Menambang air mata sendiri
Gemintang, setialah menemaniku
Rembulan, janganlah kau jemu mencuri waktuku
Tembʌkau, manjakanlah aku dalam asapmu
Kopi, ledakkanlah otakku
Demikianlah puisi lara ini. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Lara mempunyai arti dalam kelas kata sifat atau adjektiva sehingga lara bisa mengganti kata benda atau kata ganti, umumnya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih khusus. Lara termasuk dalam ragam bahasa klasik
Berkaitan tentang lara berikut ini, puisi berjudul lara ini, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut.
Puisi Lara Ini
Karena malam ini hitamnya mengangaTak berbias serupa bintang sekedar menyapa
Mencekam, mengancam
Seperti hendak menelanku kian dalam
Pekat itu ada, meski takteraba
Sesuatu, entah apa
Mengumpul, menyumpal, hampir serupa sakit
Mengakrapi rongga dada yang kian menyempit
Menyapu gelisah, kelopak mata mengatup kuat
Hening, munajatkan sakit yang melekat
Tumpah, bendungan airmata merayakan kebebasannya
Satu persatu jatuh getir, menadah lelah raga
Tapi adalah malam ini begitu sempurna
Menguak cerita
Mengungkap tabir jiwa lara ini
Di penghujung malam, pekat nyanyian sekarat diri.
YI, 14 /12 /14.
PUISI ELEGI MALAM
Karya: Satria Panji Elfalah
Tembʌkau dan kopiSeolah menjelma menjadi kekasihku malam ini
Sambil menikmati guguran gemintang di cakrawala sana
Sambil mencumbu rinai cahaya rembulan di syahdunya malam ini
Sediakah guguran gemintang menjamuku malam ini?
Di antara lentera redup penghujung malam
Temani sejenak lara ini
Sambil menanti embun segar di pundak imajiku
Sediakah rinai cahaya rembulan bertandang?
Di antara rintihan jangkrik yang menggoda
Temani sejenak air mata ini
Sambil menanti mentari di pundak bukit sana
Adakah kelak lara ini menjadi tinta emas?
Adakah kelak air mata ini menjadi kanvas hitam?
Sejenak terdiam, sejenak tergelak
Hujan menyisir di pesisir tanpa sudi menyentuhku
Lelah berlari dalam sepi ini
Berpuisi ria untuk bayang-bayang
Bermanja-manja dalam kelabu
Menambang air mata sendiri
Gemintang, setialah menemaniku
Rembulan, janganlah kau jemu mencuri waktuku
Tembʌkau, manjakanlah aku dalam asapmu
Kopi, ledakkanlah otakku
Demikianlah puisi lara ini. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.