Puisi Semestinya Engkau Paham
Saturday, December 27, 2014
Puisi semestinya engkau paham. Pengertian Paham berarti tahu, atau mengerti benar, akan sesutu hal. Sebagaimana diketahui kata Paham merupakan sebuah homonim sebab arti-artinya mempunyai ejaan serta pelafalan yg sama namun maknanya tidak sama.
Kata paham memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sebagai akibatnya paham bisa menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda serta segala yg dibendakan, verba atau kata kerja sehingga paham dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya dan kata sifat atau adjektiva sehingga paham bisa mengganti kata benda atau kata ganti, umumnya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih khusus.
Berkaitan dengan kata paham, salah satu dari dua puisi dibawah ini berjudul semestinya engakau paham, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Kubiarkan kesedihan membuahiku,
untuk sebelumnya akan melahirkan sekumpulan asa yang pernah hilang,
maka, bertahanlah.
Bahkan bentangan langit juga telah menampung ribuan Doa,
dimana pada setiap jedanya telah aku nukilkan untukmu, untuk kita.
Tuan...
Semestinya engkau faham,
betapa aku merindukan sapamu,
sepi yang kau larung diburitan kala itu sungguh menyesap waktu,
timbulkan rasa nyeri didadaku sebelah kiri,
dan...engkau tahu maknanya itu?
Aku bahkan menyimpan puisipuisimu terdahulu,
mengkubahnya menjadi sejati teman, melariknya,
kemudian menamainya petang.
Tuan...
Adalah diam itu caraku mencintai,
caraku memuja diuluran tangan yang pernah kau tawarkan.
Kulipat rasa itu begitu kemat,
membariskannya diantara puisi kesayanganku,
menyimpanya hanya untukmu.
Lalu pamitmu semalam,
betulkah engaku memilih sepi?
Menjauh dari rimbun berwarna ungu,
melarik semburat berdaun sepi di titianku.
Tuan...
Tidakkah kau dengar betapa dadaku begitu gempita menghadapimu?
Lalu aku selalu kelu menyuruk disapamu,
Ah, aku bahkan teramat bodoh menghadapimu,
membeku di didinding indah melakar waktu.
Aku bahkan takpernah mampu untuk menjawab setiap tuturmu,
Iya...
dan begitulah caraku mencintaimu.
YI, 28/12/14.
tak mungkin kuketuk pintumu
atau menganggu mimpi dan masyuk tidurmu
di dalam kelambu
sutra ungu
atau di baju piyama
disanding puan-puan
tak ber beha
aku takut,
nanti marahmu
memecahkan piring tempat makanku
yang satu-satunya
yang hanya itu
yang ku punya
biar!
biarkan saja
aku asyik dengan nyamuk-nyamuk
yang menggelitik
menghisap kulitku yang tinggal bungkusan tulang
antik
biar saja aku disapa angin
malam ini
biar saja aku di cumbu bulan yang tᥱlanjang
biar saja aku dipelototin bintang
sebab dia cemburu
semalam bulan kuselingkuhi
tanpa ia tahu
biar, biar saja
kita beda
aku disini
dan kau
tuan yang berdasi masih berc!nta
dengan bidadari
di kamar keramat
bersemedi di sela batu azimat
di lembarannya tergelar nikmat
aku di luar saja
dan kau di dalam sana
terpisah pintu
yang terbuat dari baja hatimu
M Lintang Pijar N
Jakarta, 14 Juni 2015
Demikianlah puisi Semestinya engkau paham. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Kata paham memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sebagai akibatnya paham bisa menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda serta segala yg dibendakan, verba atau kata kerja sehingga paham dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya dan kata sifat atau adjektiva sehingga paham bisa mengganti kata benda atau kata ganti, umumnya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih khusus.
Berkaitan dengan kata paham, salah satu dari dua puisi dibawah ini berjudul semestinya engakau paham, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi Semestinya Engkau Paham
- Puisi akau tidur di luarsaja tua.
Puisi Semestinya Engkau Paham
Tuan...Kubiarkan kesedihan membuahiku,
untuk sebelumnya akan melahirkan sekumpulan asa yang pernah hilang,
maka, bertahanlah.
Bahkan bentangan langit juga telah menampung ribuan Doa,
dimana pada setiap jedanya telah aku nukilkan untukmu, untuk kita.
Tuan...
Semestinya engkau faham,
betapa aku merindukan sapamu,
sepi yang kau larung diburitan kala itu sungguh menyesap waktu,
timbulkan rasa nyeri didadaku sebelah kiri,
dan...engkau tahu maknanya itu?
Aku bahkan menyimpan puisipuisimu terdahulu,
mengkubahnya menjadi sejati teman, melariknya,
kemudian menamainya petang.
Tuan...
Adalah diam itu caraku mencintai,
caraku memuja diuluran tangan yang pernah kau tawarkan.
Kulipat rasa itu begitu kemat,
membariskannya diantara puisi kesayanganku,
menyimpanya hanya untukmu.
Lalu pamitmu semalam,
betulkah engaku memilih sepi?
Menjauh dari rimbun berwarna ungu,
melarik semburat berdaun sepi di titianku.
Tuan...
Tidakkah kau dengar betapa dadaku begitu gempita menghadapimu?
Lalu aku selalu kelu menyuruk disapamu,
Ah, aku bahkan teramat bodoh menghadapimu,
membeku di didinding indah melakar waktu.
Aku bahkan takpernah mampu untuk menjawab setiap tuturmu,
Iya...
dan begitulah caraku mencintaimu.
YI, 28/12/14.
PUISI AKU TIDUR DI LUAR SAJA TUAN
ah, biarkan saja aku tidur di luar tuantak mungkin kuketuk pintumu
atau menganggu mimpi dan masyuk tidurmu
di dalam kelambu
sutra ungu
atau di baju piyama
disanding puan-puan
tak ber beha
aku takut,
nanti marahmu
memecahkan piring tempat makanku
yang satu-satunya
yang hanya itu
yang ku punya
biar!
biarkan saja
aku asyik dengan nyamuk-nyamuk
yang menggelitik
menghisap kulitku yang tinggal bungkusan tulang
antik
biar saja aku disapa angin
malam ini
biar saja aku di cumbu bulan yang tᥱlanjang
biar saja aku dipelototin bintang
sebab dia cemburu
semalam bulan kuselingkuhi
tanpa ia tahu
biar, biar saja
kita beda
aku disini
dan kau
tuan yang berdasi masih berc!nta
dengan bidadari
di kamar keramat
bersemedi di sela batu azimat
di lembarannya tergelar nikmat
aku di luar saja
dan kau di dalam sana
terpisah pintu
yang terbuat dari baja hatimu
M Lintang Pijar N
Jakarta, 14 Juni 2015
Demikianlah puisi Semestinya engkau paham. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.