PUISI SUARA RAKYAT UNTUK WAKIL RAKYAT
Sunday, December 21, 2014
Puisi suara rakyat untuk wakil rakyat. Kalimat ini seharus benar di jaman demokrasi seperti sekarang ini, untuk betul betul mewakili suara rakyat, ketika pemilihan slogan ini tak asing kita dengar ketika kampanye pemilihan wakil rakyat untuk duduk di parlemen mewakili hati nurani rakyat, tetapi ketika mereka berhasil, apakah masih mengingat kata kata yang disampaikan disaat kampanye.
Mereka pasti ingat yang lain, namun ketika ada celah berkhianat, tak jarang mereka memanfaatkan untuk memperkaya diri sendiri, coba saja lihat di media media, berapa banyak anggota dewan terlibat korupsi, ini sama saja pengkhinat rakyat, suara rakyat untuk wakil rakyat tak dipeduli, dia peduli hanya peduli dengan pundi pundi uang agar terus mengalir kedalam rekening pribadi.
Suara rakyat untuk wakil rakyat, hanya slogan mengecoh rakyat agar oknum-oknum tertentu dapat terpilih lalu mempermainkan dana untuk rakyat memperkaya diri sendiri.
Begitulah kira-kira berikut adalah puisi suara rakyat untuk waktil rakyat atau puisi sindiran untuk wakil rakyat, yuk kita simak saja puisinya berikut ini.
Bagaimana kau bisa mendengar keluh kesah kami?
Yang ada dijalanan, lorong sempit, bantaran sungai atau pedalaman sana
Sedang tempat kami masih begitu kotor dan memprihatinkan
Kami takut aksesoriesmu kotor atau bahkan rusak
Nanti kami yang disalahkan
Nanti kami yang dijadikan alasan
Dan uang kami untuk gantinya
Tolonglah, kami sudah merasa tercekik
Oleh mahalnya BBM, biaya kesehatan, pendidikan dan berbagai biaya ini itu
Bapak Ibu yang terhormat....
Bukankah engkau adalah wakil kami?
Bukankah janjimu untuk kami?
Bukankah sumpahmu untuk kami?
Kami, Rakyat Indonesia
Yang menaruh mimpi besar kepada kalian
Walau hanya sekedar mencoblos
Dan secuil tinta biru dikelingking kami
Tapi itulah harapan kami yang datang dari hati
Maka, tolonglah kalian balas dengan hati jua....
Delvi Melinda
Tangerang, 21122014
Puisi Akulah Sang Wakil Rakyat
akulah sang wakil rakyat
gus dur bilang
aku anak-anak tk
yang masuk parlemen
berkelahi berebut permen
akulah sang wakil rakyat
merengek minta kasur empuk
seharga milyaran
perduli amat dengan mereka
kaum papa yang tidur di kolong jembatan
akulah sang wakil rakyat
buta mata
saat bocah-bocah marjinal
ingus menguning
menᥱtek di dʌda emak mereka yang gering
tertutup kain kutʌng seadanya
apek lusuh berpeluh
akulah sang wakil rakyat
baju prada
tas hermes
sepatu luar negeri
gʋndik-gʋndik bergincu tebal
menungguku
belʌhan dʌda terbuka
lingᥱrie tipis menggoda
bersiap menikmati dosa
usai rapat paripurna
akulah sang wakil rakyat
memamerkan senyum tanpa malu
selfie dengan sang bigot
penguasa kota jʋdi sedunia
akulah sang wakil rakyat
kongkalingkong mengeruk emas cendrawasih
saat anak-anak papua masih memakai kotᥱka
akulah sang wakil rakyat
bak tukang pukul
menjotos simpanan
cemburu membakar
inilah aku
sang wakil rakyat
yang terhormat
itulah prestasiku
rakyat menghujat?
perduli setan
karena aku memang setan
akulah sang wakil rakyat
teko, lungguh, ndlahom, turu!
Demikianlah puisi Suara rakyat untuk wakil rakyat. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Mereka pasti ingat yang lain, namun ketika ada celah berkhianat, tak jarang mereka memanfaatkan untuk memperkaya diri sendiri, coba saja lihat di media media, berapa banyak anggota dewan terlibat korupsi, ini sama saja pengkhinat rakyat, suara rakyat untuk wakil rakyat tak dipeduli, dia peduli hanya peduli dengan pundi pundi uang agar terus mengalir kedalam rekening pribadi.
Suara rakyat untuk wakil rakyat, hanya slogan mengecoh rakyat agar oknum-oknum tertentu dapat terpilih lalu mempermainkan dana untuk rakyat memperkaya diri sendiri.
Begitulah kira-kira berikut adalah puisi suara rakyat untuk waktil rakyat atau puisi sindiran untuk wakil rakyat, yuk kita simak saja puisinya berikut ini.
PUISI SUARA RAKYAT UNTUK WAKIL RAKYAT
Dengan pakaianmu yang serba mahalBagaimana kau bisa mendengar keluh kesah kami?
Yang ada dijalanan, lorong sempit, bantaran sungai atau pedalaman sana
Sedang tempat kami masih begitu kotor dan memprihatinkan
Kami takut aksesoriesmu kotor atau bahkan rusak
Nanti kami yang disalahkan
Nanti kami yang dijadikan alasan
Dan uang kami untuk gantinya
Tolonglah, kami sudah merasa tercekik
Oleh mahalnya BBM, biaya kesehatan, pendidikan dan berbagai biaya ini itu
Bapak Ibu yang terhormat....
Bukankah engkau adalah wakil kami?
Bukankah janjimu untuk kami?
Bukankah sumpahmu untuk kami?
Kami, Rakyat Indonesia
Yang menaruh mimpi besar kepada kalian
Walau hanya sekedar mencoblos
Dan secuil tinta biru dikelingking kami
Tapi itulah harapan kami yang datang dari hati
Maka, tolonglah kalian balas dengan hati jua....
Delvi Melinda
Tangerang, 21122014
Puisi Akulah Sang Wakil Rakyat
Oleh: Drupadi Sunyi
akulah sang wakil rakyatgus dur bilang
aku anak-anak tk
yang masuk parlemen
berkelahi berebut permen
akulah sang wakil rakyat
merengek minta kasur empuk
seharga milyaran
perduli amat dengan mereka
kaum papa yang tidur di kolong jembatan
akulah sang wakil rakyat
buta mata
saat bocah-bocah marjinal
ingus menguning
menᥱtek di dʌda emak mereka yang gering
tertutup kain kutʌng seadanya
apek lusuh berpeluh
akulah sang wakil rakyat
baju prada
tas hermes
sepatu luar negeri
gʋndik-gʋndik bergincu tebal
menungguku
belʌhan dʌda terbuka
lingᥱrie tipis menggoda
bersiap menikmati dosa
usai rapat paripurna
akulah sang wakil rakyat
memamerkan senyum tanpa malu
selfie dengan sang bigot
penguasa kota jʋdi sedunia
akulah sang wakil rakyat
kongkalingkong mengeruk emas cendrawasih
saat anak-anak papua masih memakai kotᥱka
akulah sang wakil rakyat
bak tukang pukul
menjotos simpanan
cemburu membakar
inilah aku
sang wakil rakyat
yang terhormat
itulah prestasiku
rakyat menghujat?
perduli setan
karena aku memang setan
akulah sang wakil rakyat
teko, lungguh, ndlahom, turu!
Demikianlah puisi Suara rakyat untuk wakil rakyat. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.