Puisi Menjaring Cahaya | Puisi Tentang Cahaya
Saturday, January 24, 2015
Puisi menjaring cahaya. Pengertian Cahaya artinya pancaran elektromagnetik yg dapat terlihat oleh mata manusia. Definisi cahaya yg lainnya cahaya merupakan radiasi elektromagnetik, baik itu dengan panjang gelombang kasat mata maupun yg tidak. cahaya artinya paket partikel yang disebut foton. Sedangkan benda yg memancarkan cahaya biasa disebut dengan sumber cahaya.
Lalu bagaimana jika cahaya mengenai permukaan suatu benda sifat cahaya umumnya memantul jadi ketika cahaya mengenai suatu benda, cahaya tersebut memantul.
Didalam puisi ada beberapa puisi cahaya yang biasa kita temuakan seperti puisi cahaya kehidupan, artinya berceritan tentang kehidupan, adapaun seperti puisi cahaya bulan biasa menceritakan tentang malam, sperti kita ketahui bulan bercahaya dan namapa jelas ketika datang waktu malam.
Puisi menjaring cahaya, judul ini satu dari empat puisi tentang cahaya di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya, antara lain.
Yang akan kulakukan pagi ini
Ketika mentari masih ramah, dimasa indah emosinya
Masih di berikan yang terbaik untukku
Cahaya cahaya
Yang kusimpan hingga nanti malam
Karena aku takut seperti semalam
saat mendung menyelimuti penjuru langit
Memisahkanku dengan sahabat-sahabatku
Aku sendirian dalam gelap
Tapi, akan kutaruh dimana nanti?
Di dadaku yang sudah terisi penuh sebak?
Di mataku yang sudah terisi penuh kelam?
Di hatiku yang sudah terisi penuh beban?
atau dimana?
Atau boleh kutitipkan padamu?
Asal kau tak keberatan dan tak membuatmu
begadang satu siang ini
Btng,jan 15
PUISI CAHAYA
meskipun nafas mendengung sekejap
semangat berkobar di atas langit biru cerah
sepanjang dunia tersenyum
di kala pondok darul Ihsanku mencuat di arasy-Nya,Allah
doa dan zikir berkumandang
generasi muda pun silih berganti
sepertinya daun daun kering di atas ranting
berguguran, mengalir silih berganti
di kala pohon tak merapuh tak terhempas dengan angin spoi
sungguh insan pun mengukir citra dalam jiwa
mengubah segalanya dari alam jahiliyah ke alam cendekiawan
sepanjang tembok tembok berbisik dan mendengar
betapa indahnya hidup tersinar dengan cahaya rembulan malam
dari masa gelap ke masa terang benderang
sungguh pondok ihsanku bersua, menyeru di alam terbuka
sepertinya jiwa tentram, syahdu tak tertelan anganan
impian tergapai sebelum dan sesudahnya
bersyukur karena Allah
Moga moga bermanfaat barokah, amiin
sm/20/02/1015@siamir
PUISI SETITIK CAHAYA
Gemetar seluruh jiwa ragaku...
Tatkala aku berada, di antara pohon-pohon rindang, penyair yang merdu...
Terasa panas dingin seluruh tubuhku saat aku berada di antara gunung berapi tinggi, sang pujangga yang membakar gairah sukmaku...
Terasa tersisih saat, ku sadari diri yang seakan tak berjiwa...
Yang tak jauh berbeda, seperti rerumputan yang terinjak sang gembala...
Sungguh serasa teriris palung-palung sukma...
Namun sungguh aku tak sanggup menahan tarian pena yang trus mengg0da...
Hatiku terus berkata enyahlah dari mimpi burukmu,dan rangkailah sebuahkata...
Sambutlah senja meski kau hanya membawa setitik cahaya...
Karena sejatinya pohon yang rindang berawal dari tunas yang terus tumbuh terjaga...
Gunung berapi sejatinya terbentuk dari batuan cair panas, yang mendingin akhirnya menjadi batu keras yang disebut magma...
Rumput yang terinjak pada saatnya itulah yang di butuhkan sang gembala...
Ah, sejatinya...
Aku bukanlah seoarng pengecut yang takluk di ujung senja...
Akan ku terangi senja meski dengan setitik cahaya...
KKJ
Jakarta 12315
Dengan perlahan-lahan
Sepercik mata air Aku terpaku
Jarum jam dinding teriring detak jantung
Sehelai benang sutra pernah kita ikat erat di tiang bedera
Kini terlepas lelahkan jiwa
Adakah cerita indah, dimasa silam
Disekolah, adakah jejak langkah lagi diruang
Tertawalah, sebelum segalanya berubah
Daun-daun melambai bukan salah angin
Malam berembun bukan karna pagi
Tapi karna kita, karna kita akan lepas hilang
Bagai bintang terseka mentari pagi
Genggamlah, genggamlah, genggamlah
Dan lepaskan, aku benci hidup ini
Mengapa ada pertemuan jika perpisahan mengerikan
Mengapa ada mendung jika cerah mengundang bianglala
Mengapa harus ada musim, gersang
Selamat terbang kawan
Kobarkan sayapmu
Tembus kabut tebal menghadang
Jadilah bintang dilangit terang nan tak pernah hilang
--------------------
Demikianlah puisi menjaring cahaya. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Lalu bagaimana jika cahaya mengenai permukaan suatu benda sifat cahaya umumnya memantul jadi ketika cahaya mengenai suatu benda, cahaya tersebut memantul.
Didalam puisi ada beberapa puisi cahaya yang biasa kita temuakan seperti puisi cahaya kehidupan, artinya berceritan tentang kehidupan, adapaun seperti puisi cahaya bulan biasa menceritakan tentang malam, sperti kita ketahui bulan bercahaya dan namapa jelas ketika datang waktu malam.
Puisi menjaring cahaya, judul ini satu dari empat puisi tentang cahaya di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya, antara lain.
- Puisi menjaring cahaya
- Puisi cahaya
- Puisi setitik cahaya
- Puisi secercah cahaya bergoyang
PUISI MENJARING CAHAYA
Menjaring cahayaYang akan kulakukan pagi ini
Ketika mentari masih ramah, dimasa indah emosinya
Masih di berikan yang terbaik untukku
Cahaya cahaya
Yang kusimpan hingga nanti malam
Karena aku takut seperti semalam
saat mendung menyelimuti penjuru langit
Memisahkanku dengan sahabat-sahabatku
Aku sendirian dalam gelap
Tapi, akan kutaruh dimana nanti?
Di dadaku yang sudah terisi penuh sebak?
Di mataku yang sudah terisi penuh kelam?
Di hatiku yang sudah terisi penuh beban?
atau dimana?
Atau boleh kutitipkan padamu?
Asal kau tak keberatan dan tak membuatmu
begadang satu siang ini
Btng,jan 15
PUISI CAHAYA
Oleh :siamir marulafau
meskipun nafas mendengung sekejapsemangat berkobar di atas langit biru cerah
sepanjang dunia tersenyum
di kala pondok darul Ihsanku mencuat di arasy-Nya,Allah
doa dan zikir berkumandang
generasi muda pun silih berganti
sepertinya daun daun kering di atas ranting
berguguran, mengalir silih berganti
di kala pohon tak merapuh tak terhempas dengan angin spoi
sungguh insan pun mengukir citra dalam jiwa
mengubah segalanya dari alam jahiliyah ke alam cendekiawan
sepanjang tembok tembok berbisik dan mendengar
betapa indahnya hidup tersinar dengan cahaya rembulan malam
dari masa gelap ke masa terang benderang
sungguh pondok ihsanku bersua, menyeru di alam terbuka
sepertinya jiwa tentram, syahdu tak tertelan anganan
impian tergapai sebelum dan sesudahnya
bersyukur karena Allah
Moga moga bermanfaat barokah, amiin
sm/20/02/1015@siamir
PUISI SETITIK CAHAYA
Karya:K.K.Junior
Gemetar seluruh jiwa ragaku...Tatkala aku berada, di antara pohon-pohon rindang, penyair yang merdu...
Terasa panas dingin seluruh tubuhku saat aku berada di antara gunung berapi tinggi, sang pujangga yang membakar gairah sukmaku...
Terasa tersisih saat, ku sadari diri yang seakan tak berjiwa...
Yang tak jauh berbeda, seperti rerumputan yang terinjak sang gembala...
Sungguh serasa teriris palung-palung sukma...
Namun sungguh aku tak sanggup menahan tarian pena yang trus mengg0da...
Hatiku terus berkata enyahlah dari mimpi burukmu,dan rangkailah sebuahkata...
Sambutlah senja meski kau hanya membawa setitik cahaya...
Karena sejatinya pohon yang rindang berawal dari tunas yang terus tumbuh terjaga...
Gunung berapi sejatinya terbentuk dari batuan cair panas, yang mendingin akhirnya menjadi batu keras yang disebut magma...
Rumput yang terinjak pada saatnya itulah yang di butuhkan sang gembala...
Ah, sejatinya...
Aku bukanlah seoarng pengecut yang takluk di ujung senja...
Akan ku terangi senja meski dengan setitik cahaya...
KKJ
Jakarta 12315
PUISI SECERCA CAHAYA BERGOYANG
Secerca waktu semakin merenggut kalbuDengan perlahan-lahan
Sepercik mata air Aku terpaku
Jarum jam dinding teriring detak jantung
Sehelai benang sutra pernah kita ikat erat di tiang bedera
Kini terlepas lelahkan jiwa
Adakah cerita indah, dimasa silam
Disekolah, adakah jejak langkah lagi diruang
Tertawalah, sebelum segalanya berubah
Daun-daun melambai bukan salah angin
Malam berembun bukan karna pagi
Tapi karna kita, karna kita akan lepas hilang
Bagai bintang terseka mentari pagi
Genggamlah, genggamlah, genggamlah
Dan lepaskan, aku benci hidup ini
Mengapa ada pertemuan jika perpisahan mengerikan
Mengapa ada mendung jika cerah mengundang bianglala
Mengapa harus ada musim, gersang
Selamat terbang kawan
Kobarkan sayapmu
Tembus kabut tebal menghadang
Jadilah bintang dilangit terang nan tak pernah hilang
--------------------
Demikianlah puisi menjaring cahaya. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.