Skip to main content

Puisi Cemara Samping Kubah | Puisi Toleransi Beragama

Puisi Cemara Samping Kubah | Puisi Toleransi Beragama
Puisi cemara samping kubah. Cemara adalah tumbuhan hijau abadi yg sepintas lalu dapat disangka sebagai tusam sebab rantingnya yg beruas pada dahan besar kelihatan seperti jarum, serta buahnya seperti runjung kecil. tetapi kenyataannya pepohonan ini bukan termasuk Gymnospermae, sehingga memiliki bunga, kecil dan kemerah-merahan.

Cemara samping kubah, judul puisi di kesempatan ini, salah satu penggalan baitnya, "damaikan duahati dalam dilema, Tentang cinta di ujung pertanda, Kembali pertemukan mereka dalam bayangbayangnya, Duhai waktu yang bergulir tiada henti. selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI CEMARA SAMPING KUBAH

Bayu mendera pucuk cemara
Kibaskan tangkainya di puncak menara
Titipkan ranting pada kubahnya
Senja itu samping kubah dirindang cemara

Mentari pagi mempertemukan mereka
Dalam bayangbayang yang bercʋmbu mesra
Hingga siang memisahkan mereka
Dalam keakuan akan prinsip hidupnya

Lembayung senja sampaikan salamnya
Coba damaikan duahati dalam dilema
Tentang cinta di ujung pertanda
Kembali pertemukan mereka dalam bayangbayangnya

Duhai waktu yang bergulir tiada henti
Kau hadirkan malam tak menyisakan bayang diri
Walau temaram tawarkan sinarnya pada lentera hati
Tak cukup biasnya padukan dua tradisi

Cemara yang memendam rasa
Menelusup pagar lewat akarakarnya
Sembunyi menggapai pondasi menara
Saat kubah kumandangkan sabdaNya
_____________
Cemara
Terlupakan pagar yang merentang jaraknya

Adhy Saputra, 220215
---------------

Demikianlah Cemara samping kubah palsu. Baca juga karya ady saputra yang lain, semoga puisinya menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.