Puisi Kemarin Hari Ini Esok Dan Lusa
Thursday, February 05, 2015
Puisi kemarin hari ini besok dan lusa. Ketiak ditanya tentang esok kebanyakan akan menjawab pasti lebih baik hariku untuk esok, akan tetapi terkadang waktu tak ada yang mengetahui, karena waktu merupakan rahasia dari Sang pemberi waktu, sehingga kemaren hari ini esok dan lusa, hanya di janai saja, semua sudah di tentukan oelah sang Maha mengatur kehidupan.
Kemarin hari ini esok dan lusa, tema puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Hari ini kita habiskan tanpa bertegur sapa
Esok mungkin hati kita berkecamuk penuh syak wasangka
Atau lusa kita takkan lagi pernah bersua
Kemarin kita banyak bercerita tentang hal terindah
Hari ini hati kita merasa sedikit resah
Esok mungkin rasa itu menambah gundah
Atau lusa hati kita semakin diliputi amarah
Kemarin kita saling mengikat janji setia
Hari ini pertengkaran kecil membuat jarak diantara kita
Esok mungkin menjadi jurang pemisah yang menganga
Atau lusa kan terperosok ke dalam palung samudera
Kemarin, hari ini, esok pun lusa
Lalui saja tanpa harus saling berprasangka
Bahwa dua hati yang berbeda
Semestinya satu di dalam asa
Bahwa dua hati yang berbeda
Dᥱwasalah dalam menyikapi rasa yang berbeda
Meleburlah dalam secangkir kecil teh manis penuh aroma
Reguk hingga tetes terakhir tak meninggalkan sisa
Adhy Saputra, 6 Februari 2015, pukul 00.13
PUISI TENTANG ESOK
Ku tatap jarum di putaran mengulang
Menatap kilauan bintang menghilang
Masih mencari satu bukti
Semenjak kapankah tiba sejati
Di langit mata ku tautkan gʌmbar
Larik dan nyanyian kuat berkobar
Entah kuasa menciptakan lembar
Ku nanti haru dengan sabar
Sajak bayangmu lalu berdiri
Merambah nyalaku sejak januari
Yakinkan hati menggubah sendiri
Pualam sehati seharum kesturi
Bontang. maret 2015
Kemarin
Tetap seperti ini
Tak ada yang mengisi
Kekosongan ini
Ramai
Tak berarti
Kehidupan layaknya tanpa isi
Tetap hampa kulalui
Dikamar sepi sendiri
Rayuan
Cumbuan
Manis telah kutepiskan
Pada angin malam
Yang dingin selalu menghembuskan
Angan
Harapan
Luruh tak ada lagi
Kian ajakan pun terusir pergi
Pada kata dalam hati
Hari ini
Kemarin
Tetap seperti ini
Tiada gaduh hanya sunyi
Senyap melingkup hari
Hony
Pelabuhan Ratu 171015
..kemarin adalah bingkai indah bersama.mu.,
melukis awan...
mengembala bintang bintang
kemarin..
kita di pertemukan
dan di pisahkan...
...dan waktu telah memberi catatan
antara yang dipadukan
dan kita yang terberai
apakah beda nya...,
ketika kita memandang mentari
dan memandang rembuan....
semua aku selalu mengisi
kemarin...
ada segugus mimpi yang terpengal
kemarin..ooh kemarin
..kenapa kau lapukkan ikral ikral itu
PUISI YANG ESOK
Kulihat langit masih remang
tenggelamlah aku di bibir yang paling rendah
bukan dipeluk, dipapah sampai pelupuk mata menangis menjarah tanpa lelah
hay, lihatlah bumi masih kental dengan kata 'sayang'
Tidaklah kita menitipkan bekal untuk esok?
nyanyian yang masih remang
belum diketuk mula lagi hilang
dititipkan gerimis yang menggantungkan esok akan tiba atau tiada?
Kulihat langit menidurkan mimpi
tenggelamlah aku dalam senandung nyanyian bayi
kita belum suci yang paling dicintai
karena yang pergi sudah tertulis dalam puisi
Tegal, 27 Jan 2016.
Demikianlah puisi kemaren hari ini esok dan lusa, Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Kemarin hari ini esok dan lusa, tema puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi kemarin hari ini esok dan lusa
- Puisi tentang esok
- Puisi hari ini dan kemaren
- Puisi kemarin
- Puisi yang esok
PUISI KEMARIN, HARI INI, ESOK DAN LUSA
Kemarin kita lalui dengan penuh candaHari ini kita habiskan tanpa bertegur sapa
Esok mungkin hati kita berkecamuk penuh syak wasangka
Atau lusa kita takkan lagi pernah bersua
Kemarin kita banyak bercerita tentang hal terindah
Hari ini hati kita merasa sedikit resah
Esok mungkin rasa itu menambah gundah
Atau lusa hati kita semakin diliputi amarah
Kemarin kita saling mengikat janji setia
Hari ini pertengkaran kecil membuat jarak diantara kita
Esok mungkin menjadi jurang pemisah yang menganga
Atau lusa kan terperosok ke dalam palung samudera
Kemarin, hari ini, esok pun lusa
Lalui saja tanpa harus saling berprasangka
Bahwa dua hati yang berbeda
Semestinya satu di dalam asa
Bahwa dua hati yang berbeda
Dᥱwasalah dalam menyikapi rasa yang berbeda
Meleburlah dalam secangkir kecil teh manis penuh aroma
Reguk hingga tetes terakhir tak meninggalkan sisa
Adhy Saputra, 6 Februari 2015, pukul 00.13
PUISI TENTANG ESOK
oleh: ell
Ku tatap jarum di putaran mengulangMenatap kilauan bintang menghilang
Masih mencari satu bukti
Semenjak kapankah tiba sejati
Di langit mata ku tautkan gʌmbar
Larik dan nyanyian kuat berkobar
Entah kuasa menciptakan lembar
Ku nanti haru dengan sabar
Sajak bayangmu lalu berdiri
Merambah nyalaku sejak januari
Yakinkan hati menggubah sendiri
Pualam sehati seharum kesturi
Bontang. maret 2015
PUISI HARI INI DAN KEMARIN
Hari iniKemarin
Tetap seperti ini
Tak ada yang mengisi
Kekosongan ini
Ramai
Tak berarti
Kehidupan layaknya tanpa isi
Tetap hampa kulalui
Dikamar sepi sendiri
Rayuan
Cumbuan
Manis telah kutepiskan
Pada angin malam
Yang dingin selalu menghembuskan
Angan
Harapan
Luruh tak ada lagi
Kian ajakan pun terusir pergi
Pada kata dalam hati
Hari ini
Kemarin
Tetap seperti ini
Tiada gaduh hanya sunyi
Senyap melingkup hari
Hony
Pelabuhan Ratu 171015
PUISI KEMARIN
''Kemarin bukanlah hari ini.....kemarin adalah bingkai indah bersama.mu.,
melukis awan...
mengembala bintang bintang
kemarin..
kita di pertemukan
dan di pisahkan...
...dan waktu telah memberi catatan
antara yang dipadukan
dan kita yang terberai
apakah beda nya...,
ketika kita memandang mentari
dan memandang rembuan....
semua aku selalu mengisi
kemarin...
ada segugus mimpi yang terpengal
kemarin..ooh kemarin
..kenapa kau lapukkan ikral ikral itu
PUISI YANG ESOK
Karya: Asrul
Kulihat langit masih remangtenggelamlah aku di bibir yang paling rendah
bukan dipeluk, dipapah sampai pelupuk mata menangis menjarah tanpa lelah
hay, lihatlah bumi masih kental dengan kata 'sayang'
Tidaklah kita menitipkan bekal untuk esok?
nyanyian yang masih remang
belum diketuk mula lagi hilang
dititipkan gerimis yang menggantungkan esok akan tiba atau tiada?
Kulihat langit menidurkan mimpi
tenggelamlah aku dalam senandung nyanyian bayi
kita belum suci yang paling dicintai
karena yang pergi sudah tertulis dalam puisi
Tegal, 27 Jan 2016.
Demikianlah puisi kemaren hari ini esok dan lusa, Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.