Skip to main content

Puisi Kritik Sosial Politik | Turun

Puisi Kritik Sosial Politik | Turun

Puisi kritik sosial politik | turun. adalah serangkaian kata untuk puisi kritik sosial pemerintah dan kata kata tentang kritik sosial kehidupan saat ini.

Sebagaimana kata turun menurut kamu bahasa indonesia turun artinya bergerak ke arah bawah atau berjalan/bergerak ke tempat yg lebih rendah daripada tempat semula.

Jadi kata turun judul puisi tentang kritikan sosial politik dapat diartikan pindah dari tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah yang artinya adalah turun dari kursi penguasa negeri yang menurut penulis, kepimpinan yang belum memuaskan rakyat yang dipimpinnya.

Bagaimana kata kata dalam bait puisi kritik politik dengan judul puisi turun dan dipublikasikan blog puisi dan kata bijak.

Apakah kritik sosial dalam puisi kritik pemerintah atau puisi kritikan penguasa bercerita seperti contoh puisi deskriptif kritik sosial atau puisi kritik pemerintah.

Untuk lebih jelasnya puisi kritik politik berjudul turun disimak saja puisi sindiran untuk pemerintah atau puisi kritikan dibawah ini

PUISI TURUN
Karya: Sang Mahadewa Cinta

Atas nama puluhan juta bayi dan bocah lugu yang kelaparan selama bertahun-tahun
berpuluh juta rakyat di gubuk-gubuk melarat yang dapurnya jarang berasap sejak turun-temurun
belasan juta pekerja serabutan yang jerit perut dan mulutnya tak pernah didengar kaum sinuhun
jutaan nelayan dan petani gurem yang tak lagi sanggup melaut dan berkebun
empat puluh juta pemilik kedaulatan yang kian merana di emper-emper kumuh dan dusun-dusun
demi mereka semua, kuminta kalian segera turun...
hei bʌjingan, pejajaran, sompret, ayo turun!....
turun!!!...

Tak puaskah kalian merobek-robek nasib kawula negeri ini secara pasti meski laun-laun?
masih tegakah kalian membegal kesejahteraan masyarakat yang hidupnya jatuh bangun?
cukup sudah kalian mengobok-obok masa kini dan masa depan bangsa ini tanpa ampun
insaflah wahai bedᥱbah, jahanam, perajam kaum papa dari ujung kaki hingga ubun-ubun
bert0batlah hai laknat, kᥱparat, bʌngsat, andalan kaum pemimpin berhati penyamun
kar’na kalian lebih sʌdis dan biʌdab dibanding Fir’aun
jadi, sekarang, silahkan turun!!!

Demi masa depan tumpah darah yang selalu diporot rezim-rezim beromocorah bertopeng santun
demi pertiwi yang tegak di atas darah, air mata, peluh jutaan syahid selama berkurun-kurun
turunlah, agar kita semua segera merdeka dari semua azab yang beruntun
ataukah kalian mau bangsa ini terkapar di lembah innalillahi wa innailaihirajiun?
hai harga BBM dan harga-harga kebutuhan hidup yang terus melambung dan tambun
turun sekarang juga!.... turun!!!.... turuuuuuuun!!!!...
TURUUUUUUUUUN!!!!!...

Bumi Allah, 9 April 2015

Demikianlah puisi deskriptif kritik sosial dengan judul puisi turun dari sang mahadewa cinta, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel contoh puisi kritik selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi kritik indonesia yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.