PUISI TITIK NOL
Sunday, February 22, 2015
Puisi titik nol. Mencengkram peluh yang terkucur Bangkitkan suka yang telah terkubur Kembali ada titik nol aku menjadi hancur, berlumur doa, tangis, pasrah hati kutergolek ikhlas menanti-nanti secarik takdir Sang Adikodrati di samudra zikir sendu yang datang silih berganti.
Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari dua puisi dikesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Denting jam menuntunku pada sebuah aktifitas penuh...
Melintasi tiap jalan yang terlihat kumuh...
Kembali pada titik nol aku terbunuh...
Mungkin ini bukanlah sebuah akhir waktu...
Ini hanyalah permulaan yang baru...
Tak perduli terjalnya langkah tanpa mengadu...
Kembali pada titik nol aku seperti yang dulu...
Dunia menerkam, memangsa dan berliur...
Mencengkram peluh yang terkucur...
Bangkitkan suka yang telah terkubur...
Kembali ada titik nol aku menjadi hancur...
PUISI TITI
Di ujung senja merah hati
rembulan telah lama mati
langit kelam meraung tiada henti
guruh terus berdehem mewanti-wanti
sang bayu dan dedaunan pun terisak-isak empati
tak pernah lagi membisikkan kinanti-kinanti
Di pembaringan kronis berlumur doa, tangis, pasrah hati
kutergolek ikhlas menanti-nanti
secarik takdir Sang Adikodrati
di samudra zikir sendu yang datang silih berganti
seakan-akan kali ini Dia tak lagi memberi amnesti
Namun di sisi ranjang, tetap hadir sepasang mata indah penuh bakti
sendu, sembab, tapi kian tajam memancar sugesti
menebar kasih sewangi taman melati
o, tatap melankolis yang membuatku enggan mati
Gusti...
tolong beri aku waktu walau hanya hingga fajar nanti
kuingin merangkai sebait puisi sebagai prasasti
bagi seraut wajah tulus pemilik cinta sejati
tegar, ikhlas mengawal di getirnya sempadan hayati
Akan tetapi, jika penalti-Mu telah pasti
mustahil kuberantipati
kurela terbaring abadi di dalam peti
menuju jembatan rahmat-Mu yang mesti kutiti
Bumi Allah, 30 Nopember 2016
--------
Demikianlah puisi titik nol. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari dua puisi dikesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi titi
- Puisi titik nol
PUISI TITIK NOL
Hela napas yang bergemuruh muntahkan jenuh...Denting jam menuntunku pada sebuah aktifitas penuh...
Melintasi tiap jalan yang terlihat kumuh...
Kembali pada titik nol aku terbunuh...
Mungkin ini bukanlah sebuah akhir waktu...
Ini hanyalah permulaan yang baru...
Tak perduli terjalnya langkah tanpa mengadu...
Kembali pada titik nol aku seperti yang dulu...
Dunia menerkam, memangsa dan berliur...
Mencengkram peluh yang terkucur...
Bangkitkan suka yang telah terkubur...
Kembali ada titik nol aku menjadi hancur...
PUISI TITI
Karya: Samanta
Di ujung senja merah hatirembulan telah lama mati
langit kelam meraung tiada henti
guruh terus berdehem mewanti-wanti
sang bayu dan dedaunan pun terisak-isak empati
tak pernah lagi membisikkan kinanti-kinanti
Di pembaringan kronis berlumur doa, tangis, pasrah hati
kutergolek ikhlas menanti-nanti
secarik takdir Sang Adikodrati
di samudra zikir sendu yang datang silih berganti
seakan-akan kali ini Dia tak lagi memberi amnesti
Namun di sisi ranjang, tetap hadir sepasang mata indah penuh bakti
sendu, sembab, tapi kian tajam memancar sugesti
menebar kasih sewangi taman melati
o, tatap melankolis yang membuatku enggan mati
Gusti...
tolong beri aku waktu walau hanya hingga fajar nanti
kuingin merangkai sebait puisi sebagai prasasti
bagi seraut wajah tulus pemilik cinta sejati
tegar, ikhlas mengawal di getirnya sempadan hayati
Akan tetapi, jika penalti-Mu telah pasti
mustahil kuberantipati
kurela terbaring abadi di dalam peti
menuju jembatan rahmat-Mu yang mesti kutiti
Bumi Allah, 30 Nopember 2016
--------
Demikianlah puisi titik nol. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.