Puisi Durhaka
Monday, March 23, 2015
Puisi durhaka Pengertian durhaka adalah sesorang yang ingkar terhadap suatu perintah. jadi bisa di simpulkan durhaka itu pengertiannya luas bukan hanya durhaka kepada orang tua, tetapi jika kita ingkar pada sesuatu perintah sebenarnya sudah termasuk durhaka.
Namun yang paling sering kita baca atau dengar, durhaka pada orang tua, jadi durhaka pada orang tua disebut, dalam bahasa Arab al-‘aaq (anak yang durhaka) Jadi, yang dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan “tongkat” ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali silaturahmi yang terjalin antara orang tua dengan anaknya.
Begitulah kira -kira pengertian tentang durhaka. seperti pada judul puisi kalai ini. penggalan bait puisinya. "saat ragaku tergolek lemah tak berdaya Sibukmu tiada waktu dampingiku walau sejenak saja Lelahku memohon pada jiwaku tuk sabar menunggu Janganlah tinggalkan ragaku Hingga tiba masanya kelak". kelanjutannya silahkan disimak saja di bawah ini.
Tak jua puaskan rasa penasaranmu
Berapa banyak pulau kau singgahi nak?
Tak jua hilangkan rasa dahagamu
Berapa banyak puncak gunung kau daki nak?
Tak jua ketinggian merendah ambisimu
Berapa banyak belantara kau jelajahi nak?
Tak jua hilang belukar angkuhmu
Berapa lautan kau seberangi nak?
Tak jua luasnya lapangkan hatimu
Berapa banyak tempat keramat kau kunjungi nak?
Tak jua ibrah kau dapatkan dalam ziarahmu
Berapa banyak orangorang hebat yang kau kagumi nak?
Tak jua kau ketahui siapa yang turut andil membesarkan mereka
Berapa banyak dan berapa banyak lagi nak?
Sakit hatiku nak!
Saat ragaku tergolek lemah tak berdaya
Sibukmu tiada waktu dampingiku walau sejenak saja
Lelahku memohon pada jiwaku tuk sabar menunggu
Janganlah tinggalkan ragaku sebelum tibanya buah hatiku
Mungkin jengukmu berat bagimu pun menyita waktumu
Sungguh sakit hatiku nak!!
Sakit hatiku nak!
Pun setelah kepergianku
Aku pun berharap sekali saja kau kunjungi pusaraku
Berharap taburan bunga dan kucuran doamu
Tapi hingga merata gundukanku terlekang waktu
Kau biarkan diriku membusuk menyisa belulang
Hingga segunduk tanahku mengilalang semak belukar
Menghilang dari kenanganmu
Kutukku padamu nak!
DURHAKALAH DIRIMU DUNIA AKHIRAT!!
Hingga tiba masanya kelak
Sungguh akupun menyesali apa yang terucap dulu
Adhy Saputra, 220315
PUISI SEMBAH DURHAKA
Berlaku curang datuk memanda
Dengan seorang gundiknya raja
Raja terbilang membuat durja
Terikut malang orang suruhnya
Panglima pula setia melulu
Pantang diarah bunuh semua
Bertindak raja mengikut nafsu
Gelimpang rakyat dalam derita
Sungguh ramai dayang menari
Rambang mata gelora di jiwa
Liuk badan timbul berahi
Perempuan simpan untuk istana
Raja adil raja berdaulat
Raja zalim hamba melarat
Harus tartil mendapat mandat
Jangan dibungkam hingga merempat
Kain dicarik kulit tersiat
Luka berdarah sakit tersayat
Buta selidik mencurah taat
Terimalah padah sekalian rakyat
Sekian lama zalim bertakhta
Seluruh negeri porak-peranda
Sudah sampai saat ketika
Merafak kunjung sembah durhaka
Tongkat Sakti
------------------
Demikianlah puisi durhaka. Simak/baca juga puisi jangan durhaka yang lain. Semoga puisi tentang durhaka di atas dapat menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi religi atau puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Namun yang paling sering kita baca atau dengar, durhaka pada orang tua, jadi durhaka pada orang tua disebut, dalam bahasa Arab al-‘aaq (anak yang durhaka) Jadi, yang dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan “tongkat” ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali silaturahmi yang terjalin antara orang tua dengan anaknya.
Begitulah kira -kira pengertian tentang durhaka. seperti pada judul puisi kalai ini. penggalan bait puisinya. "saat ragaku tergolek lemah tak berdaya Sibukmu tiada waktu dampingiku walau sejenak saja Lelahku memohon pada jiwaku tuk sabar menunggu Janganlah tinggalkan ragaku Hingga tiba masanya kelak". kelanjutannya silahkan disimak saja di bawah ini.
PUISI DURHAKA
Berapa banyak negeri kau sambangi nak?Tak jua puaskan rasa penasaranmu
Berapa banyak pulau kau singgahi nak?
Tak jua hilangkan rasa dahagamu
Berapa banyak puncak gunung kau daki nak?
Tak jua ketinggian merendah ambisimu
Berapa banyak belantara kau jelajahi nak?
Tak jua hilang belukar angkuhmu
Berapa lautan kau seberangi nak?
Tak jua luasnya lapangkan hatimu
Berapa banyak tempat keramat kau kunjungi nak?
Tak jua ibrah kau dapatkan dalam ziarahmu
Berapa banyak orangorang hebat yang kau kagumi nak?
Tak jua kau ketahui siapa yang turut andil membesarkan mereka
Berapa banyak dan berapa banyak lagi nak?
Sakit hatiku nak!
Saat ragaku tergolek lemah tak berdaya
Sibukmu tiada waktu dampingiku walau sejenak saja
Lelahku memohon pada jiwaku tuk sabar menunggu
Janganlah tinggalkan ragaku sebelum tibanya buah hatiku
Mungkin jengukmu berat bagimu pun menyita waktumu
Sungguh sakit hatiku nak!!
Sakit hatiku nak!
Pun setelah kepergianku
Aku pun berharap sekali saja kau kunjungi pusaraku
Berharap taburan bunga dan kucuran doamu
Tapi hingga merata gundukanku terlekang waktu
Kau biarkan diriku membusuk menyisa belulang
Hingga segunduk tanahku mengilalang semak belukar
Menghilang dari kenanganmu
Kutukku padamu nak!
DURHAKALAH DIRIMU DUNIA AKHIRAT!!
Hingga tiba masanya kelak
Sungguh akupun menyesali apa yang terucap dulu
Adhy Saputra, 220315
PUISI SEMBAH DURHAKA
Remy Tongkat Sakti
Berlaku curang datuk memandaDengan seorang gundiknya raja
Raja terbilang membuat durja
Terikut malang orang suruhnya
Panglima pula setia melulu
Pantang diarah bunuh semua
Bertindak raja mengikut nafsu
Gelimpang rakyat dalam derita
Sungguh ramai dayang menari
Rambang mata gelora di jiwa
Liuk badan timbul berahi
Perempuan simpan untuk istana
Raja adil raja berdaulat
Raja zalim hamba melarat
Harus tartil mendapat mandat
Jangan dibungkam hingga merempat
Kain dicarik kulit tersiat
Luka berdarah sakit tersayat
Buta selidik mencurah taat
Terimalah padah sekalian rakyat
Sekian lama zalim bertakhta
Seluruh negeri porak-peranda
Sudah sampai saat ketika
Merafak kunjung sembah durhaka
Tongkat Sakti
------------------
Demikianlah puisi durhaka. Simak/baca juga puisi jangan durhaka yang lain. Semoga puisi tentang durhaka di atas dapat menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi religi atau puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.