Skip to main content

Puisi Saksi Keabadian

Puisi Saksi Keabadian
Puisi saksi keabadian. Keabadian biasa juga disebut kekekalan secara harfiah merupakan sebuah satuan waktu yg tak ada batasnya, atau waktu yg tiada terhingga, seperti yg diungkapkan dalam ungkapan perdamaian yg abadi, atau istirahat yg abadi.

Didalam pengertian falsafi dan agama keabadian artinya sebuah realita transendental yg tak sama dengan realita yg biasa. Dan ketika kata keabadian diterapkan pada sifat tuhan, maka tidaklah cukup hanya pengertiannya sebagai perpanjangan waktu sehingga berlangsung tanpa akhir.

Dan keabadian Ilahi artinya suatu keberadaan yang tanpa awal serta tanpa akhir, dan tak mengandung perubahan maupun urutan didalam suatu waktu. Keabadian Ilahi berada pada luar dimensi waktu. Pengertian keabadian Ilahi sukar dipahami oleh manusia sepenuhnya, karena sesungguhnya manusia sendiri berada dalam dimensi waktu, serta apa yg ditangkap oleh manusia tentang keabadian hanyalah secara analog. Itulah keabadian hidup

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kata keabadian seperti keabdian cinta , yang mungkin diartikan cinta yang selalu bersama sama, namun sesungguhnya didunia ini tak ada yang cinta abadi kecuali cinta kepada Allah.

Kumpulan Puisi Tentang Kata Keabadian

Berkaitan dengan kata keabadian dibawah ini tiga puisi tentang keabadian, adapun masing masing judul puisinya antara lain:
  • Puisi saksi keabadian
  • Puisi untuk keabadian
  • Puisi pilihan keabadian
Salah satu penggalan dari ketiga puisi tersebut. "kata abadi bersemayam dalam sebongkah tanah kala ilahi ciptakan nafsu dari rusuk adam kala bumi tenggelam disapu air musnahkan semua dari keabadian". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

Puisi Saksi Keabadian

siang dan malam silih berganti
akulah yang dalam diam, bisu di sudut kesunyian

akulah
perpisahan
aku pertemuan

aku bukan keabadian
aku adalah saksi keabadian

ku saksikan maut
tapi maut bukanlahku

aku juga ada saat awal kehidupan
aku bukan pemberi kehidupan

aku menatap bencana
tetapi aku bukan bencana

aku melihat maha pencipta
tetapi aku bukan maha pencipta

aku ada dalam cahaya bintang
aku ada dalam mimpi-mimpi
tak akan kuutarkan siapa aku?

saat manusia
bersemayam dalam sebongkah tanah
kala ilahi ciptakan nafsu dari rusuk adam
kala bumi tenggelam disapu air bah musnahkan semua pucuk-pucuk kehidupan

kala kehidupan
mulai berdenyut di rahim ibu
kusaksikan perjalanan takdir
takdir tak bisa mendahuluiku

aku ada dalam mata badai, aku ada disuara gemuruh petir,
aku ada ditiap hela nafas yang hidup dan mengalir dalam pembuluh yang mati

akulah saksinya
aku bukan keabadian
aku adalah saksi keabadian
merengkuh tandis: duka nestapa
mereguk cawan-cawan kebahagiaan
__________
resapi dan kalian akan mengerti siapa aku

™2,7
Saksi Keabadian

aku bukan keabadian
aku adalah saksi keabadian


Puisi Untuk Keabadian

mengikis masa lalu di sepihan waktu
yang terlanjur uzur membentang
dipersisian asa terbujur meski tertatih-tatih kemudian tersungkur
dalam lorong pengap

gelap hingga memaksa tuk meraba-raba didinding berlumut dan berbau,
licin terpeleset luka membilur membuka kuncup kesadaran di ritme kehidupan
meniti hembusan angin resapi lekuk kesendirian berjalan dilembah kematian

rintihan pilu dinding goa
jeritan lumut dan kelelawar
binʌtang kecil merayap melata

desisan ular sanca
raungan serigala di hutan belantara
pekikan gagak bersukacita
melahap bangkai rusa, membusuk

menapaki jejak badai
diantara pohon tumbang
daun dan ranting berserak, akar merobek, mencabik, luluh lantak permukaan bumi

tak gentar langkahkan kaki
memetik setangkai edelwise untuk keabadian


PUISI PILIHAN KEABADIAN
Karya:Pecinta Lilin Keabadian

Ruang hampa
Gelap tanpa cahaya
Tertidur bersama ulat dan serangga
Harta tak lagi bisa di sombongkan
Wanita dan anak kini hanya doanya yang diharapkan
Jabatan kini telah dimiliki orang lain

Peristirahatan ini panas bagi mereka yang jahil, tapi bagi orang alim inilah keabadian yang dinanti
Berteman dengan dua malaikat yang sangat mengenal kita mulai kita lahir hingga menuju ajal
Malaikat bisa jadi teman dalam keabadian namun bisa juga jadi musuh dalam keabadian kita
Sejenak pejamkan mata lukiskan seperti apakah istana keabadian kita nanti,

Semoga istana yang pelʌyanannya bidadari lah kita tempati,
Bukan istana yang setiap saat menyala bara api.
Kau sendiri lah yang bisa menentukan mana kah istana yang kau pilih,

sby01/11/15

Demikianlah puisi saksi keabadian Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga tentang keabadian di atas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.