Puisi Setitik Api Harapan
Wednesday, March 11, 2015
Puisi setitik api harapan. Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu matᥱrial pada proses pembakaran kimiawi, yg membentuk panas, cahaya, serta berbagai hasil reaksi kimia lainnya.
Api berupa energi berintensitas yg bervariasi serta mempunyai bentuk cahaya (menggunakan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga bisa tak terlihat oleh mata manusia) serta panas yg juga dapat menyebabkan asap.
Berkaitan dengan kata api Puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kali ini adalah puisi bertema api, adapun masing- masing judul puisinya antara lain:
- Puisi setitik api harapan
- Puisi api
- Puisi api dalam sekam
- Bait tak terbaca dari puisi yang terlupakan
Salah satu penggalan baitnya. "kenyataan tidaklah selamanya seiring jalan berliku kerap menghadang di lembah-lembah yang curam pasti kehidupan akan ada rintangan. kenyataan tidaklah selamanya seiring jalan berliku kerap menghadang di lembah-lembah yang curam".
Kumpulan Puisi Api harapan
Bagaimana kata kata puisi dan cerita puisi dalam bait puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya, selengkapnya Silahkan di simak saja puisinya berikut ini.
PUISI SETITIK API HARAPAN
Disana ada sebuah harapan yang memijar, pelita hati
yang sebentar berkelip tertiup angin-angin kehidupan dunia
disitulah letak kenyataan yang ada.
Manusiawi, inilah perasaan
Duniawi, itulah kehidupan
Keinginan dan kenyataan tidaklah selamanya seiring
jalan berliku kerap menghadang di lembah-lembah yang curam
pasti kehidupan akan ada rintangan
Sebuah jalan memanjang kini menghadang,
di perjalanan kisah hidup yang sedikit rumit, terlilit belenggu
keinginan pada kenyataannya tidak sesuai dengan (")
Ya, itulah.. dengan segala keterbatasan yang dimiliki,
namun itu tidak menghambat perjuangan, untuk tetap hidup.
Yakin suatu hari, waktu akan terbalik dari sekarang,
seperti air laut ada pasang dan surut, kehidupan pun akan seperti itu.
Dari waktu yang berseru, dengan setitik api harapan dari kelu
"kamu, bisa memijarkan sekelip pendaran"
Ya! tunggulah waktu itu tiba!
Perjalanan ini memang melelahkan, namun adalah tempat dimana untuk kamu berjeda,
berhentilah sebentar saja!
lap keringat mu dengan saputangan kesabaran.
Ingatlah! disana telah menunggu, seribu cahaya untuk menyinari kegelapan hidupmu, yang akan membuat keinginanmu menjadi kenyataan
itulah api harapan yang berkobar dari setitik kecil menjadi besar.
Jangan mudah menyerah, hanya dengan(")
teruslah berjuang pantang mundur, ketika(")
hidup jalanilah dengan keadaan, walau pun(")
perjalanan masih panjang, sehingga(")
Bila pun sebuah reaksi, itu manusiawi.
HONY
Pelabuhan Ratu 100315
PUISI API
Tangan kepal mengepal menghantam tebing-tebing terjal
Lengan julur menjulur menjangkau ujung yang tak terukur
Dada lebar melebar menyanggah asa tak berdasar
Sial! Api yang akan kutuju mengilang
Terbang dipendam tujuh langit menjulang
Padang sejuk terhampar kini tumbuh tak berakar
Di medan perang, ksatria bulan dengan pedangnya tersungkur terkapar
Menanti pelangi api berkobar membakar asa yang menjalar
Tertatih menjaga api penuh getih
Tertindih memeluk api penuh getih
Bakar bakar!
Oh bakarlah sekujur tubuhku sang Maha Akbar
Akan kulelehkan semua yang bergetar
Akan kulumerkan semua yang menampar
Bertahan aku ingin bertahan
Aku butuh api untuk kutelan
Ksatria bulan harus kembali dengan api keabadian
Ap
120415
PUISI API DALAM SEKAM
Karya MS sang muham
Langit sepi
cakrawala tak biaskan cahya apapun
sudah berhentikah lelana menyapa kota
Jalanan sepi
trotoar tak lagi mengeluhkan sampah menyampah
sisa makan minum orang orang berwajah tak puas
Hingar bingar henti mulut mulut terkunci
terlena pada nuansa atau letih kehilangan tenaga
jaga posisi merapikan kuda kuda sendiri sendiri
mencekam serupa api dalam sekam
Janji alam tak terbantahkan lagi
bergerak pasti seiring penuhnya waduk terisi
kelak terdengar suara melolong gunung halimun terendam
isyarat turunnya air brajamusti nusantara ditata kembali
#Billymoonistanaku, Selasamalam, Des 22/2015 = 21:21 wib
Bait Tak Terbaca Dari Puisi Yang Terlupakan
Oleh:: Agung Ramadhan
Kita pernah berjanji pada sekam yang terbakar
perihal tarekat dan hasrat yang menolak padam
berkawan dengan rasa sakit dan doa-doa yang tak terkabulkan
dan secangkir kopi yang kita bagi, kita teguk hingga dasar
Kita pernah menantang hidup
Saat langit menghitam dan setengah kewarasan kita meredup
Pada semesta kita menggantungkan takdir yang tak pernah berpihak
Meredam semua bubat batin yang diam-diam kita umpat
Kita pernah mengeja aksara dan merancang rima
Untuk sebuah nama yang kita agungkan didalam jiwa
Sebagai pengganti api harapan kita yang tak lagi menyala
Sebagai pengganti lentera dikala senja mulai menyapa
Dan kita pernah berjalan pincang
Saling berangkulan menjemput hulu waktu yang kita sebut masa depan
Berhikayat ditengah lapar dan haus yang mencekam
Untuk sebuah nama yang tetap melekat dalam ingatan
Kami berjanji untuk tetap hidup dalam satu barisan
Demikianlah puisi setitk api harapan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.