Puisi Tak Selebar Daun Kelor
Friday, March 27, 2015
Puisi tak selebar daun kelor. Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, dan biasanya berwarna hijau , fungsi utama dari daun tersebut sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ yang penting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya, daun memasok kebutuhan energinya melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
Berkaitan dengan daun, dibawah ini, tiga puisitentang daun adapaun masing masing judul puisinya antara lain.
Langitpun serasa makin menjepit
Di sana-sini banyak orang sakit
Korban perseteruan orang-orang elit
Jangan kawan! Jangan menimpa kita
Mari belajar bijak
Kaki harus tetap melangkah
Perjalanan hidup harus tetap terarah
Dunia ini amat luas, langitpun tiada batas
Sumber alam sangat melimpah
Berbagai kekayaan harus diolah tuntas
Mari kawan,
Galilah ilmu sedalam samudera
Belajarlah terbang setinggi angkasa
Kuasailah dunia
Demi hidup yang penuh berkah
Merak, 21 Maret 2015
Pasrah,
Rebah dalam ayunan sang dewi malam yang indah
Kau sehelai daun yang masih ranum
Masih segar bugar kena setetes embun
Ibarat setangkai bunga yang baru kuntum
Kini hijaumu telah terenggut dalam ayun
Indahmu telah usai
Warnamu pudar lemah lunglai
Bersama hempasan ombak dan badai
Tinggallah sebuah catatan yang kau gapai
Bunda Ashofi
120815
PUISI DAUN LONTAR
Gelap pekat jantung kotaku...
Lilin dan lampu minyak memandu pandangnku...
Malam ruang bathinku.
Terbaca adaku yg ada hanya untuku...
Bait tertulis siang tadi...
lembar lembar daun lontar saksiku
Terangkai sudah.
Merah serta putihku, berbagi atau kikirku.
Dan aku, yang tak sempat tertulis demiMU.
Masa tlah menghitung utang piutangku...
Oh, betapa miskinya aku, hatiku, fikirku, perasaanku terlebih nafsuku.
Daun lontar tulisan tanganku...
Menuding permalukanku.
Baca daun mu.
---------
Demikianlah puisi tak selebar daun kelor, baca juga puisi puisi yang lain yang ada di blog ini, semoga puisi tentang daun diatas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Berkaitan dengan daun, dibawah ini, tiga puisitentang daun adapaun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi tak selebar daun kelor
- Puisi daun ranum
- Puisi lontar
PUISI TAK SELEBAR DAUN KELOR
Katanya dunia itu sempitLangitpun serasa makin menjepit
Di sana-sini banyak orang sakit
Korban perseteruan orang-orang elit
Jangan kawan! Jangan menimpa kita
Mari belajar bijak
Kaki harus tetap melangkah
Perjalanan hidup harus tetap terarah
Dunia ini amat luas, langitpun tiada batas
Sumber alam sangat melimpah
Berbagai kekayaan harus diolah tuntas
Mari kawan,
Galilah ilmu sedalam samudera
Belajarlah terbang setinggi angkasa
Kuasailah dunia
Demi hidup yang penuh berkah
Merak, 21 Maret 2015
PUISI DAUN RANUM
Sepoi angin membawamu jatuh ke tanah,Pasrah,
Rebah dalam ayunan sang dewi malam yang indah
Kau sehelai daun yang masih ranum
Masih segar bugar kena setetes embun
Ibarat setangkai bunga yang baru kuntum
Kini hijaumu telah terenggut dalam ayun
Indahmu telah usai
Warnamu pudar lemah lunglai
Bersama hempasan ombak dan badai
Tinggallah sebuah catatan yang kau gapai
Bunda Ashofi
120815
PUISI DAUN LONTAR
Oleh: Jon Harjoliansyah
Gelap pekat jantung kotaku...Lilin dan lampu minyak memandu pandangnku...
Malam ruang bathinku.
Terbaca adaku yg ada hanya untuku...
Bait tertulis siang tadi...
lembar lembar daun lontar saksiku
Terangkai sudah.
Merah serta putihku, berbagi atau kikirku.
Dan aku, yang tak sempat tertulis demiMU.
Masa tlah menghitung utang piutangku...
Oh, betapa miskinya aku, hatiku, fikirku, perasaanku terlebih nafsuku.
Daun lontar tulisan tanganku...
Menuding permalukanku.
Baca daun mu.
---------
Demikianlah puisi tak selebar daun kelor, baca juga puisi puisi yang lain yang ada di blog ini, semoga puisi tentang daun diatas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.