Puisi Tuanku Telah Mati
Saturday, March 07, 2015

Puisi Tuanku Telah Mati. Tuan adalah orang yang dianggap mulia atau yang dihormati, dan biasanya orang tersebut terhormat, di mata orang lain. seperti raja, biasa di sebuat, tuanku yang mulai, sebutan bagi raja raja. akan tetapi tuanku disini, berbeda artinya
Dan berkaitan dengan kata tentang Tuanku, judul puisi yang diupdatedi kesempatan ini, adalah puisi berjudul tuanku telah matai, bagaimana cerita dan makna puisinya, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
Puisi Tuanku Telah Mati
Sarmawi t'lah meminang pekat
Mengkoloni sunyi merinai derai
Berjuta kampret menjelajah butala
Mengintip angkuh nafas-nafas tua
Di sana?
Berjuta telaga tergenang segar darah
Kurnapa-kurnapa membiru layu
Jerit pesakitan bocah-bocah
Menikam sunyi dalam segala rupa
Di trotor, di kolong pun di selangkang pertiwi
Berjuta nyawa menatap sendu
Telʌnjangi kansil-kastil megah menjulang
Di antara gubuk kardus jelata
Nafasnafas tercekik
Dupadupa menyeru dawai duka
Bunga tujuh rupa pun tak menyapa
Di pusara sunyi para urban
Kini; kepada siapa berhatur lara?
Tuanku telah mati
Para iblis mewujud paras rupa
Gembalagembala dosa mengengam nyawa
Aku; engkau pun mereka!
Antah barantah, 070315
Demikianlah puisi tuanku telah mati. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Dan berkaitan dengan kata tentang Tuanku, judul puisi yang diupdatedi kesempatan ini, adalah puisi berjudul tuanku telah matai, bagaimana cerita dan makna puisinya, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
Puisi Tuanku Telah Mati
Oleh: Galang
Sarmawi t'lah meminang pekatMengkoloni sunyi merinai derai
Berjuta kampret menjelajah butala
Mengintip angkuh nafas-nafas tua
Di sana?
Berjuta telaga tergenang segar darah
Kurnapa-kurnapa membiru layu
Jerit pesakitan bocah-bocah
Menikam sunyi dalam segala rupa
Di trotor, di kolong pun di selangkang pertiwi
Berjuta nyawa menatap sendu
Telʌnjangi kansil-kastil megah menjulang
Di antara gubuk kardus jelata
Nafasnafas tercekik
Dupadupa menyeru dawai duka
Bunga tujuh rupa pun tak menyapa
Di pusara sunyi para urban
Kini; kepada siapa berhatur lara?
Tuanku telah mati
Para iblis mewujud paras rupa
Gembalagembala dosa mengengam nyawa
Aku; engkau pun mereka!
Antah barantah, 070315
Demikianlah puisi tuanku telah mati. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.