Skip to main content

Puisi Pijarkan Cahayamu

Puisi Pijarkan Cahayamu
Puisi pijarkan cahayamu Aku memujimu hingga terdengar ke angkasa Menggema di nirwana sang dewa,pijakan cahayamu Menggaungkan tiap titik rasa yang mendera Sehingga mengisi tiap ruang Mengaliri savana hati yang mengering Hingga subur dan kembali berkembang

Pragraf diatas salah satu bait dari dua puisi di kesemptan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi pijarkan cahayamu
  2. Puisi kerajaan wang
Bagaimana cerita dan makna dari kedua puisi tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI PIJARKAN CAHAYAMU
Oleh : Pena Usang Sang Penyair

Pijarkan cahaya untukku, ketika aku ada di ruang hatimu
Jangan biarkan langkah tersesat di rimba asing
Tuntun langkahku, ketika kaki berpijak di bumi jiwamu
Agar mudah rasa ini menyentuh lembut kasihmu

Aku tahu, saat rasaku menembus dinding hatimu
Adalah tiada mudah, karena aku tahu siapa aku
Namun rasa ini begitu kuat mendesak
Dan melumat sukma yang tengah hampa
Haruskah aku menepisnya?
Atau menguburnya sedalam mungkin?

Aku memujimu hingga terdengar ke angkasa
Menggema di nirwana sang dewa
Menggaungkan tiap titik rasa yang mendera
Sehingga mengisi tiap ruang kosongmu

Bagiku engkau adalah tirta mayang penyejuk jiwa
Mengaliri savana hati yang mengering
Hingga subur dan kembali berkembang
Aroma rindupun menebar disetiap sudut jiwaku

Aku tiada mampu lagi menggoreskan aksara
Meluahkan rasa yang meraja
Hanya ucap terbata dalam kata
Bagiku engkau adalah nyawa hidupku
Karena kauada ditiap hela nafasku

"Sayang... Pijarkanlah cahaya kasihmu untukku walau hanya setitik"

Jakarta : 02-04-2015


Puisi Kerajaan wang
Oleh: Md Share Abd Ghani

Akhirnya
Keris, perisai dan semua sen@pang
Kita sangkutkan di dinding belakang
Sebaris dengan gong dan kompang
Yang bunyinya bising berdendang
Namun tiada sesiapa yang tewas dan tumbang

Ini kerajaan wang
Setiap dapatan haruslah meyumbang
Kerna empayar peradaban semakin berkembang
Seiring pembangunan setiap lapangan
Ini zamannya masa dibayar dengan wang
Bukan laksana era terkebelakang
Mendengar Mat Jenin menjual temberang

Ini kerajaan wang
Setiap langkah punya harganya
Malah ketika berhenti juga
Kita terpaksa membayar kerananya
Hanya kerna ini kerajaan wang!


Demikianlah puisi pijarkan cahayamu. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.