Puisi Retrotika Pertiwi | Puisi - Puisi Kritikan
Tuesday, April 07, 2015
Puisi retrotika pertiwi. Pengertian retrotika adalah sebuah teknik pembujuk- rayuan secara persuasi buat membentuk bujukan dengan melalui karakter pembicara, secara umum merupakan seni manipulatif atau teknik persuasi politik bersifat transaksional dengan memakai lambang untuk mengidentifikasi suatu pembicaraan.
Pengertian pokok dari retorika merupakan berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat pada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (menyampaikan informasi atau menyampaikan motivasi).
Jadi secara umum pengertian retrotika adalah kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain. Begitulah sekilas tentang retrotika salah satu kosakata judul puisi di kesempatan ini.
Retrotika pertiwi satu dari sembilan puisi yang menceritakan tentang keadaan bangsa dan negara serta kritikan terhadap pemerintah tentang politik demokrasi dan sosial. di negeriku yang indah ini. tentang indonesiaku tercinta. adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Lihatlah tarian wakil rakyat dan hulubalang
Meracau mantra nyanyian jembalang
Siapa mereka?
Bukan aku yang pilih
Sikap mereka
Bukan sikap yang kami sukai
Siapa memilih mereka?
Mungkinkah suara kaum peri dan genderuwo
Kami takut suara kami hilang
Nama kami di catut dan di buang
Wahai pertiwi
Kemaslahatan yang mana buat kami?
Hukum di atas meja mereka ciptakan
Menari di antara kekuasaan jadi rebutan
Siapa hak?
Siapa benar?
Siapa adil?
Bukan lagi memuliakan sabdamu
Bukan kemuliaan ikrar dan sumpah di atas kitab Nya
Hanya siapa yang menyokong
Siapa di sokong
Lalu jin , syetan dan siluman membelah diri dan mengepung kemenangan dengan mata pembenaran.
Tanjung pandan April 2015
Kami memilihmu untuk memperbaiki kehidupan kami
Putra Putri Ibu Pertiwi
Suara kami adalah suara ketulusan yang datang dari hati,
Yang penuh harap akan suatu perubahan untuk negri ini
Wahai para penguasa,
Mengapa janjimu bagaikan angin lalu?
Yang seakan lewat begitu saja ditelinga
Lagu-lagu orasimu masih terngiang jelas ditelinga kami semua
Bagaikan petikan-petikan lembut sebuah harpa
Wahai para pemimpin,
Tanamkanlah butir-butir benih janji terbaikmu ditanah ini
Siram dan rawatlah dengan penuh ketulusan hati
Dan berikanlah seluruh hasil panen terbaik untuk seluruh rakyat negri ini
Setelah sekian lama lapar dan haus akan kesejahteraan dan kemakmuran yang tak kunjung ter0bati
By: Delvi Melinda
Tangerang,16112014
PUISI BANGGA
Kumakin bangga pada negeriku tercinta
seni budayanya kian maju sedemikian rupa
aktor dan aktris sinetron ada dimana-mana
bukan cuma di televisi-televisi swasta
tapi juga di parlemen dan istana
serta di instansi-instansi negara
baik di daerah, apalagi di ibukota
mereka pasti berakting sakit jika dipanggil KPK
tapi kontan sehat jika ditawari jadi penguasa
ya, memang, yang merosot cuma moral budayanya
Perdagangan di negaraku ini pun kian maju tak terkira
dagang sapinya tercanggih sejagat raya
jual-beli jabatan terus merajalela
lebih-lebih lagi dagang perkara
juga makin marak perdagangan manusia
para pemimpin pun getol jual muka
tambah banyak pengusaha jadi penguasa
dan penguasa nyambi jadi pengusaha raksasa
yah, biarkan harga BBM naik turun seenak udelnya
yang makin lapar dan nelangsa kan cuma rakyat jelata
Bumi Allah, 7 April 2015
Penampilannya tenang berwibawa
Gemar bergelut dengan masa depan
Lembaran soal menjadi kawan
Hal-hal penting menjadi teman
Kertas buram tidak sebatas coretan
Banyak makna yang disimpan
Dia anak teladan juga rupawan
Penampilannya tenang berwibawa
Sesekali melirik sekitarnya
Dia kecewa dengan keadaannya
Ada yang cari kesempatan
Ada yang menunggu contekan
Ada pula yang melempar jawaban
Sementara di sudut ruang
Ada yang malas tidur-tiduran
Ada yang diam tiada kata
Jika ditatap menundukkan kepala
Nampak gelisah tanpa asa
Semoga tidak keliru prasangka
Atau memang sebuah fakta
Ujiannya sekadar simbolis saja
Tanpa target tanpa harapan
Dunia Maya, 18 April 2015
Menatar gemuruh semangat merapi
Mengusap hati terdiam dalam teduhan kalam dan sekian rupa benua pena
Huruf mengangguk
Bersoja dan idaman merangkul kata-kata
Menetaskan pola-pola pintu hati
Mengalur tutur kedalam dan tepi
Huruf adalah aturan
Sesingkat putusnya ejaan A sampai Z dalam dongeng tata laku peradaban negeri
Berevolusi kini menjadi tumpukan huruf mati
Prokem-prokem yang entah
Bertelepati mencari siapa yang mengerti
Huruf menterjemahkan
Ku pilih kosong
Agar huruf dan penciptanya tak menjadi semesta yang sia-sia
-Irawan.
TanjungPandan
April2015
Puisi Karena Uang
Senangnya menjadi anggota dewan
Hidup diatas org miskin
Bergelimang harta setiap harinya
Tetapi setiap bulan berganti ganti
Janji harus ditepati
Semua hnya omong blka
yang ditakut takuti
Bersumpah sumpah awalnya
Dikarenakan korupsi
Uang negara dimakannya
Dan harus brurusan dengan polisi
Masuk penjara akhir akhirnya
semua kalangan ada disini
dari borju sampai kalangan nomersatu
dari pemulung atau tukang sol sepatu
sekolah tinggi DKI
tapi kata guruku
aku orang paling tidak waras
aku suka marah-marah
suka menebasnebas
bukan karena aku begal
atau murid bengal
aku hanya membuang kesal
pada pejabatpejabat bebal
kataku walau disipit mataku
penuh kharisma
wajah penipu pun kubuat malu
tapi lain halnya pendapat guruku
apalagi kepala sekolahku
kata mereka
aku kurang ajar
main damprat diatas mimbar
omonganku cenderung kasar
hingga suatu ketika
mereka membuat raport
menilainilai dan memutuskan rasa
dengan pulpen merah
dan dalam tapak amarah
lalu di telʌnjangkan semua salah
ini salahmu
ini karena pribadimu
yang tak mau kompromi dengan kami
sang kepala sekolah dan guruku berorasi
berapi api ditelevisi diplomatis sekali
tapi aku malah ketawa tersipu
sambil berujar dalam genggaman sapu
biar aja, aku hanya ingin menyapu
tak peduli itu guruku atau sang kepala sekolah
palsu
karena aku ahok
siapapun kan ku tonjok!
Fredi FA
Jkt. 260415
0723.
PUISI APARAT BUKAN KEPɅRAT
Aparat bukan kᥱparat...
Bersatu dalam lingkaran rakyat...
Meski kadang rakyat melaknat...
Doktrin bela negara meski melarat...
Bekeringat api tanpa azimat...
Melumat habis para penjahat...
Tak gentar meski hanya memegang tongkat...
Bukti citra tribrata yang giat...
Rakyat melaknat aparat menyengat...
Tanpa senjʌta hanya alat pengikat...
Berbaris gagah berbaju coklat...
Menerobos timur hingga kebarat...
Aparat bukanlah kᥱparat...
Tanpa aparat kalian terblingsat...
Tak berharga lagi harkat dan mʌrtabat...
Hanya untuk menjadi penyelamat...
Satu aparat yang berbuat bʌjat...
Tak berarti semua menjadi bʌngsat...
Camkan itu wahai kau rakyat...
Didepanmu kami menjadi pagar kawat...
Kami manusia yang memiliki cinta tak berkarat...
Meski keluarga kami tak bisa makan setiap saat...
Pengabdian akan negara yang teramat...
Menjadikan kami kuat dan selalu ta'at meski hidup kami sekarat...
(260415)
Biarlah menjadi cambuk
Cambuk yang memarkan raga
Merapuhkan jiwa
Namun tak putuskan asa
Sedikitpun , sepercikpun
Justru malah berkobar , membara
Melaju
Menerjang aral melintang
Yang menghadang langkah
Langkah kecil
Pembawa perubahan besar
Di mana diri ini berpijak
Di situlah negriku
Bumi pertiwi tercinta
26 September , 2015
Demikianlah Puisi retrotika pertiwi. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Pengertian pokok dari retorika merupakan berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat pada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (menyampaikan informasi atau menyampaikan motivasi).
Jadi secara umum pengertian retrotika adalah kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain. Begitulah sekilas tentang retrotika salah satu kosakata judul puisi di kesempatan ini.
Retrotika pertiwi satu dari sembilan puisi yang menceritakan tentang keadaan bangsa dan negara serta kritikan terhadap pemerintah tentang politik demokrasi dan sosial. di negeriku yang indah ini. tentang indonesiaku tercinta. adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi retrotika pertiwi
- Puisi janji dan harapan
- Puisi bangga
- Puisi opini apa fakta
- Puisi semesta huruf
- Puisi karena uang
- Puisi raport merah
- Puisi aparat bukan kᥱparat
- Puisi tak jua berhenti
PUISI RETORIKA PERTIWI
Duhai pertiwiLihatlah tarian wakil rakyat dan hulubalang
Meracau mantra nyanyian jembalang
Siapa mereka?
Bukan aku yang pilih
Sikap mereka
Bukan sikap yang kami sukai
Siapa memilih mereka?
Mungkinkah suara kaum peri dan genderuwo
Kami takut suara kami hilang
Nama kami di catut dan di buang
Wahai pertiwi
Kemaslahatan yang mana buat kami?
Hukum di atas meja mereka ciptakan
Menari di antara kekuasaan jadi rebutan
Siapa hak?
Siapa benar?
Siapa adil?
Bukan lagi memuliakan sabdamu
Bukan kemuliaan ikrar dan sumpah di atas kitab Nya
Hanya siapa yang menyokong
Siapa di sokong
Lalu jin , syetan dan siluman membelah diri dan mengepung kemenangan dengan mata pembenaran.
Tanjung pandan April 2015
PUISI JANJI DAN HARAPAN
Wahai para petinggi,Kami memilihmu untuk memperbaiki kehidupan kami
Putra Putri Ibu Pertiwi
Suara kami adalah suara ketulusan yang datang dari hati,
Yang penuh harap akan suatu perubahan untuk negri ini
Wahai para penguasa,
Mengapa janjimu bagaikan angin lalu?
Yang seakan lewat begitu saja ditelinga
Lagu-lagu orasimu masih terngiang jelas ditelinga kami semua
Bagaikan petikan-petikan lembut sebuah harpa
Wahai para pemimpin,
Tanamkanlah butir-butir benih janji terbaikmu ditanah ini
Siram dan rawatlah dengan penuh ketulusan hati
Dan berikanlah seluruh hasil panen terbaik untuk seluruh rakyat negri ini
Setelah sekian lama lapar dan haus akan kesejahteraan dan kemakmuran yang tak kunjung ter0bati
By: Delvi Melinda
Tangerang,16112014
PUISI BANGGA
Karya: Sang Mahadewa Cinta
Kumakin bangga pada negeriku tercintaseni budayanya kian maju sedemikian rupa
aktor dan aktris sinetron ada dimana-mana
bukan cuma di televisi-televisi swasta
tapi juga di parlemen dan istana
serta di instansi-instansi negara
baik di daerah, apalagi di ibukota
mereka pasti berakting sakit jika dipanggil KPK
tapi kontan sehat jika ditawari jadi penguasa
ya, memang, yang merosot cuma moral budayanya
Perdagangan di negaraku ini pun kian maju tak terkira
dagang sapinya tercanggih sejagat raya
jual-beli jabatan terus merajalela
lebih-lebih lagi dagang perkara
juga makin marak perdagangan manusia
para pemimpin pun getol jual muka
tambah banyak pengusaha jadi penguasa
dan penguasa nyambi jadi pengusaha raksasa
yah, biarkan harga BBM naik turun seenak udelnya
yang makin lapar dan nelangsa kan cuma rakyat jelata
Bumi Allah, 7 April 2015
PUISI OPINI ATAU FAKTA
Dia anak teladan juga rupawanPenampilannya tenang berwibawa
Gemar bergelut dengan masa depan
Lembaran soal menjadi kawan
Hal-hal penting menjadi teman
Kertas buram tidak sebatas coretan
Banyak makna yang disimpan
Dia anak teladan juga rupawan
Penampilannya tenang berwibawa
Sesekali melirik sekitarnya
Dia kecewa dengan keadaannya
Ada yang cari kesempatan
Ada yang menunggu contekan
Ada pula yang melempar jawaban
Sementara di sudut ruang
Ada yang malas tidur-tiduran
Ada yang diam tiada kata
Jika ditatap menundukkan kepala
Nampak gelisah tanpa asa
Semoga tidak keliru prasangka
Atau memang sebuah fakta
Ujiannya sekadar simbolis saja
Tanpa target tanpa harapan
Dunia Maya, 18 April 2015
PUISI SEMESTA HURUF
Huruf menari berserakanMenatar gemuruh semangat merapi
Mengusap hati terdiam dalam teduhan kalam dan sekian rupa benua pena
Huruf mengangguk
Bersoja dan idaman merangkul kata-kata
Menetaskan pola-pola pintu hati
Mengalur tutur kedalam dan tepi
Huruf adalah aturan
Sesingkat putusnya ejaan A sampai Z dalam dongeng tata laku peradaban negeri
Berevolusi kini menjadi tumpukan huruf mati
Prokem-prokem yang entah
Bertelepati mencari siapa yang mengerti
Huruf menterjemahkan
Ku pilih kosong
Agar huruf dan penciptanya tak menjadi semesta yang sia-sia
-Irawan.
TanjungPandan
April2015
Puisi Karena Uang
0leh: Tiara Anggun Rahmawati
Senangnya menjadi anggota dewanHidup diatas org miskin
Bergelimang harta setiap harinya
Tetapi setiap bulan berganti ganti
Janji harus ditepati
Semua hnya omong blka
yang ditakut takuti
Bersumpah sumpah awalnya
Dikarenakan korupsi
Uang negara dimakannya
Dan harus brurusan dengan polisi
Masuk penjara akhir akhirnya
PUISI RAPORT MERAH
aku sudah sekolah di sekolahan bergengsisemua kalangan ada disini
dari borju sampai kalangan nomersatu
dari pemulung atau tukang sol sepatu
sekolah tinggi DKI
tapi kata guruku
aku orang paling tidak waras
aku suka marah-marah
suka menebasnebas
bukan karena aku begal
atau murid bengal
aku hanya membuang kesal
pada pejabatpejabat bebal
kataku walau disipit mataku
penuh kharisma
wajah penipu pun kubuat malu
tapi lain halnya pendapat guruku
apalagi kepala sekolahku
kata mereka
aku kurang ajar
main damprat diatas mimbar
omonganku cenderung kasar
hingga suatu ketika
mereka membuat raport
menilainilai dan memutuskan rasa
dengan pulpen merah
dan dalam tapak amarah
lalu di telʌnjangkan semua salah
ini salahmu
ini karena pribadimu
yang tak mau kompromi dengan kami
sang kepala sekolah dan guruku berorasi
berapi api ditelevisi diplomatis sekali
tapi aku malah ketawa tersipu
sambil berujar dalam genggaman sapu
biar aja, aku hanya ingin menyapu
tak peduli itu guruku atau sang kepala sekolah
palsu
karena aku ahok
siapapun kan ku tonjok!
Fredi FA
Jkt. 260415
0723.
PUISI APARAT BUKAN KEPɅRAT
Karya : Lufty
Aparat bukan kᥱparat...Bersatu dalam lingkaran rakyat...
Meski kadang rakyat melaknat...
Doktrin bela negara meski melarat...
Bekeringat api tanpa azimat...
Melumat habis para penjahat...
Tak gentar meski hanya memegang tongkat...
Bukti citra tribrata yang giat...
Rakyat melaknat aparat menyengat...
Tanpa senjʌta hanya alat pengikat...
Berbaris gagah berbaju coklat...
Menerobos timur hingga kebarat...
Aparat bukanlah kᥱparat...
Tanpa aparat kalian terblingsat...
Tak berharga lagi harkat dan mʌrtabat...
Hanya untuk menjadi penyelamat...
Satu aparat yang berbuat bʌjat...
Tak berarti semua menjadi bʌngsat...
Camkan itu wahai kau rakyat...
Didepanmu kami menjadi pagar kawat...
Kami manusia yang memiliki cinta tak berkarat...
Meski keluarga kami tak bisa makan setiap saat...
Pengabdian akan negara yang teramat...
Menjadikan kami kuat dan selalu ta'at meski hidup kami sekarat...
(260415)
PUISI TAK JUA BERHENTI
Kata pedas yang ke luar dari peringainyaBiarlah menjadi cambuk
Cambuk yang memarkan raga
Merapuhkan jiwa
Namun tak putuskan asa
Sedikitpun , sepercikpun
Justru malah berkobar , membara
Melaju
Menerjang aral melintang
Yang menghadang langkah
Langkah kecil
Pembawa perubahan besar
Di mana diri ini berpijak
Di situlah negriku
Bumi pertiwi tercinta
26 September , 2015
Demikianlah Puisi retrotika pertiwi. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.