Sajak Anak Bayi Kepada Negeri
Saturday, June 27, 2015
Sajak Anak Bayi Kepada Negeri Pengertian Negeri adalah tanah tempat tinggal suatu bangsa, kampung halaman; tempat kelahiran, negara, pemerintahan. sinonim negeri ibu pertiwi, tanah tumpah darʌh, kampung halaman, tempat kelahiran. dan lain lain.
Sajak Anak Bayi Kepada Negeri, satu dari emppat judul puisi dikesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Sajak Anak Bayi Kepada Negeri
Tidaklah kalian dengar
Bayi berkulit merah menangis sepertiga malam
Sementara harga-harga semakin meninggi
Lalu kembali lagi tangisnya meredam ketakutan ekonomi
Sembab kedua mata yang masih ciut dari pandangnya
Kembali lagi bidannya mengusap dengan lembut hatinya
Tidaklah kau hadir dunia atas nama cinta
Tak usahlah kau takut dengan tingginya ekonomi negara
Biarpun kulitmu kelak tak lagi memerah
Gigimu sudah sepadan dengan suara
Teriaklah, teriaklah yang lantang
Hatimu bukan berselempang selendang
Hatimu serupa baja yang garang
Berdiri lalu berorasi nanti
Jakarta 27 Juni 2015.
Di belay dan di sayang
Meski masih dalam rahim seorang ibu
Doa selalu di panjatkan
Mengharap keutuhan tanpa ada kelebihan dan kekurangan
Menanti sesosok yang mungil
hadir dalam kehidupan
Menjadi buah hati yang telah di idamkan
Tubuh yang lemah tanpa daya
Kulit halus begitu lembut nya
Tangisan akan butuh kehangatan
Panggilan dari nya sungguh membahagiakan
Bukti bahwa kau lah buah hati nya
Setiap harapan tercurah untuk nya
Dapat menjadi seorang anak yang dapat di banggakan
Kau lah permata hati bunda seorang
Fatmah Nisah/subang
19/01/2015
Puisi Orasi Dariku
Aku bosan
Orasi-orasiku seperti itu
Teriak-teriak sampai habis suaraku
Tapi kau serupa ayam hutan pergi ke kota
metropolitan
Bicara dan bicara sampai sungai tak lagi
mempersilahkan ikan berc!nta
Angin tak mempersilahkan debu untuk pergi
Dan sempat mulutku tidak lagi makan
Demi ketimpangan keadilan yang membujur lantang
Segera pulang
Biarkan aku tertidur bersenjʌta
Tubuh berselimut kain-kain orasi
Tetap lantang sampai nyawa terlentang
Dan tiada lagi tubuh kurus ketimpangan keadilan
Jakarta 27 Juni 2015.
Puisi Busuknya
Busuk bau bangkai tikus
Dalam kandang terlingkar kail-kail
Cicit-cicit kelelawar berhenti
Kesunyian mencuri di tengah ribut demonstrasi
Anak-anak tak lagi sibuk belajar
Semua berselempang keyakinan
Ibu-ibu tak lagi pergi ke pasar
Semua berbenah mengusir bau kebencian
Biar tidur satu jam sekali
Dan tidak ada nasib mengambang mati
Jakarta 25 Juni 2015.
Demikianlah sajak anak bayi kepada negeri. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Sajak Anak Bayi Kepada Negeri, satu dari emppat judul puisi dikesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi Sajak Anak Bayi Kepada Negeri
- Puisi bayi
- Puisi orasi dariku
- Puisi busuknya
Sajak Anak Bayi Kepada Negeri
Penyair Kecil
Tidaklah kalian dengarBayi berkulit merah menangis sepertiga malam
Sementara harga-harga semakin meninggi
Lalu kembali lagi tangisnya meredam ketakutan ekonomi
Sembab kedua mata yang masih ciut dari pandangnya
Kembali lagi bidannya mengusap dengan lembut hatinya
Tidaklah kau hadir dunia atas nama cinta
Tak usahlah kau takut dengan tingginya ekonomi negara
Biarpun kulitmu kelak tak lagi memerah
Gigimu sudah sepadan dengan suara
Teriaklah, teriaklah yang lantang
Hatimu bukan berselempang selendang
Hatimu serupa baja yang garang
Berdiri lalu berorasi nanti
Jakarta 27 Juni 2015.
PUISI BAYI
Sembilan bulan kau dalam kandunganDi belay dan di sayang
Meski masih dalam rahim seorang ibu
Doa selalu di panjatkan
Mengharap keutuhan tanpa ada kelebihan dan kekurangan
Menanti sesosok yang mungil
hadir dalam kehidupan
Menjadi buah hati yang telah di idamkan
Tubuh yang lemah tanpa daya
Kulit halus begitu lembut nya
Tangisan akan butuh kehangatan
Panggilan dari nya sungguh membahagiakan
Bukti bahwa kau lah buah hati nya
Setiap harapan tercurah untuk nya
Dapat menjadi seorang anak yang dapat di banggakan
Kau lah permata hati bunda seorang
Fatmah Nisah/subang
19/01/2015
Puisi Orasi Dariku
Penyair Kecil
Aku bosanOrasi-orasiku seperti itu
Teriak-teriak sampai habis suaraku
Tapi kau serupa ayam hutan pergi ke kota
metropolitan
Bicara dan bicara sampai sungai tak lagi
mempersilahkan ikan berc!nta
Angin tak mempersilahkan debu untuk pergi
Dan sempat mulutku tidak lagi makan
Demi ketimpangan keadilan yang membujur lantang
Segera pulang
Biarkan aku tertidur bersenjʌta
Tubuh berselimut kain-kain orasi
Tetap lantang sampai nyawa terlentang
Dan tiada lagi tubuh kurus ketimpangan keadilan
Jakarta 27 Juni 2015.
Puisi Busuknya
Penyair Kecil.
Busuk bau bangkai tikusDalam kandang terlingkar kail-kail
Cicit-cicit kelelawar berhenti
Kesunyian mencuri di tengah ribut demonstrasi
Anak-anak tak lagi sibuk belajar
Semua berselempang keyakinan
Ibu-ibu tak lagi pergi ke pasar
Semua berbenah mengusir bau kebencian
Biar tidur satu jam sekali
Dan tidak ada nasib mengambang mati
Jakarta 25 Juni 2015.
Demikianlah sajak anak bayi kepada negeri. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.