Puisi Aku Bukan Penyair Atau Pujangga
Monday, August 10, 2015
Puisi aku bukan penyair atau pujangga. Penyair adalah pengarang syair atau saja dan puisi penyair biasa juga di sebut pujangga. Pujangga biasa juga disebut bujangga merupaan sebutan bagi pengarang hasilhasil sastra, baik puisi maupun prosa atau ahli pikir dan ahli sastra. persamaan kata pujangga adalah sastrawan dan penulis.
Aku bukan penyair atau pujangga, salah satu judul pisi di kesempatan ini, adapun masing maisng judul puisinya antara lain.
Walau syair dilahap bak yang kelaparan
Sastra dijahit dijadikan pakaian
Semua berotasi dalam keseharian
Kuncup-kuncup melati tengah bermekaran
Tiga nan empat serangkai muda telah tiba
Berlari mengejar candra merdeka
Demi lestarinya khazanah nusantara
Hey ...
Mengapa jiwa muda yang lain membeku ?
Tak nampakkah di pelupuk matanya pilu ?
Dᥱwasa kini negeriku dihujam derita
Karena kau ... Ya ! Kau enggan membuka netra
Dengar ...
Dengarlah celoteh hati negeriku
Rasakan selaksa jeritan rakyatku
Bergantung pada tangan penjanji palsu
Seketika merubuhkan nusantaraku
Kubukan penyair atau pujangga
Hanyalah seorang jelata pencurah kesah
Yang geram akan kau yang menutup mata
Serta penjanji yang mati membusuk karena harta
Lihat ...
Bukan lagi zamrud khatulistiwa
Yang ada hanyalah ...
Pertarungan rodeo politik
Bak di colosseum roma
Vikry,
Lembang,
11 Agustus 2015
Menghujam menusuk di gendang telinga
Pun jantungku robek dibuatnya
Berdarah, menggelepar
Meregang nyawa
Hinaan ini tak terkira
Hey ... Penyair gadungan
Hey ... Penulis khayalan
Hey ... Pengkarya bual-bual
Apakah cukup hanya sebatas coretan
Anakmu bisa makan
Apakah mampu bumbu idealisme
Menyedapkan masakan istrimu
Membuncah-buncah menghantam
Kepalaku menjadi lebam-lebam
Sedang aku ...
Masih membatu
Diam seribu bisu
Kayuhanku serasa Patah!
Penaku di tebas sudut pandangnya
Aku seperti maling
Dikeroyok massa
Aku persis kecoak
Diinjak kaki raksasa
Sebab memang ku akui
Uang di kantongku sudah tidak mencukupi
Sekedar membeli senyum anak istri
Walau sekedar menghantar mimpi
Kaca-kaca mataku pecah
Berserakan ketanah
Menusuk kulit kaki dan tulang-tulangnya
Aku biru
Sympati merengek disudut batinku
Kemudian aku bangkit
Persis cicak kejepit
Dalam lunglai ku masih percaya
Cahaya masih tersisa
Disudut goa yang gelap
Semua akan ku singkap
Tunggu saja
Kuhantarkan Kau
Doa!!
fredi fa
Jkt. 16/01/15
1011.
Percuma Kau Kibarkan Semangat Masa Depan
Percuma Kau Bangun Penampungan Kata
Keterpurukan
Untuk Apa Harapan Masa Depanku
Bila Kau Gendingkan Kata Kematianmu
Kau Bodoh..
Apa Kau Siap Dengan Kematianmu
Apa Sudah Cukupkah Kau Pertanggung'jawabkan Perbuatanmu
Bodoh Bodoh Bodoh
Bangkitlah
Sadarlah
Tak Ada Kematian Yang Bisa Dinikmati
Bukan kata manisnya, tapi kepastiannya
Bukan hartanya, tapi tanggung jawabnya
Bukan gayanya, tapi kepribadiannya
Bukan orangtuanya, tapi dirinya
Bukan gelarnya, tapi ilmunya
Bukan usianya, tapi kedᥱwasaannya
Bukan rupanya, tapi kesholehannya
Janganlah tertipu oleh asesoris dan casing, pilihlah karena iman dan kepribadiannya
Bojonegoro02052015
Demikianlah puisi aku bukan penyair atau pujangga. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Aku bukan penyair atau pujangga, salah satu judul pisi di kesempatan ini, adapun masing maisng judul puisinya antara lain.
- Puisi aku bukan penyair atau pujangga
- Puisi penyair dan unag di kantongnya
- Puisi pujangga bodoh
- Puisi bukan
PUISI AKU BUKAN PENYAIR ATAU PUJANGGA
Meski sajak diteguk dalam satu tegukanWalau syair dilahap bak yang kelaparan
Sastra dijahit dijadikan pakaian
Semua berotasi dalam keseharian
Kuncup-kuncup melati tengah bermekaran
Tiga nan empat serangkai muda telah tiba
Berlari mengejar candra merdeka
Demi lestarinya khazanah nusantara
Hey ...
Mengapa jiwa muda yang lain membeku ?
Tak nampakkah di pelupuk matanya pilu ?
Dᥱwasa kini negeriku dihujam derita
Karena kau ... Ya ! Kau enggan membuka netra
Dengar ...
Dengarlah celoteh hati negeriku
Rasakan selaksa jeritan rakyatku
Bergantung pada tangan penjanji palsu
Seketika merubuhkan nusantaraku
Kubukan penyair atau pujangga
Hanyalah seorang jelata pencurah kesah
Yang geram akan kau yang menutup mata
Serta penjanji yang mati membusuk karena harta
Lihat ...
Bukan lagi zamrud khatulistiwa
Yang ada hanyalah ...
Pertarungan rodeo politik
Bak di colosseum roma
Vikry,
Lembang,
11 Agustus 2015
PUISI PENYAIR DAN UANG DI KANTONGNYA
Bertubi-tubi seperti anak panahMenghujam menusuk di gendang telinga
Pun jantungku robek dibuatnya
Berdarah, menggelepar
Meregang nyawa
Hinaan ini tak terkira
Hey ... Penyair gadungan
Hey ... Penulis khayalan
Hey ... Pengkarya bual-bual
Apakah cukup hanya sebatas coretan
Anakmu bisa makan
Apakah mampu bumbu idealisme
Menyedapkan masakan istrimu
Membuncah-buncah menghantam
Kepalaku menjadi lebam-lebam
Sedang aku ...
Masih membatu
Diam seribu bisu
Kayuhanku serasa Patah!
Penaku di tebas sudut pandangnya
Aku seperti maling
Dikeroyok massa
Aku persis kecoak
Diinjak kaki raksasa
Sebab memang ku akui
Uang di kantongku sudah tidak mencukupi
Sekedar membeli senyum anak istri
Walau sekedar menghantar mimpi
Kaca-kaca mataku pecah
Berserakan ketanah
Menusuk kulit kaki dan tulang-tulangnya
Aku biru
Sympati merengek disudut batinku
Kemudian aku bangkit
Persis cicak kejepit
Dalam lunglai ku masih percaya
Cahaya masih tersisa
Disudut goa yang gelap
Semua akan ku singkap
Tunggu saja
Kuhantarkan Kau
Doa!!
fredi fa
Jkt. 16/01/15
1011.
PUISI PUJANGGA BODOH
Hei Kau Pujangga Bodoh..Percuma Kau Kibarkan Semangat Masa Depan
Percuma Kau Bangun Penampungan Kata
Keterpurukan
Untuk Apa Harapan Masa Depanku
Bila Kau Gendingkan Kata Kematianmu
Kau Bodoh..
Apa Kau Siap Dengan Kematianmu
Apa Sudah Cukupkah Kau Pertanggung'jawabkan Perbuatanmu
Bodoh Bodoh Bodoh
Bangkitlah
Sadarlah
Tak Ada Kematian Yang Bisa Dinikmati
PUISI BUKAN
Bukan janjinya, tapi komitmennyaBukan kata manisnya, tapi kepastiannya
Bukan hartanya, tapi tanggung jawabnya
Bukan gayanya, tapi kepribadiannya
Bukan orangtuanya, tapi dirinya
Bukan gelarnya, tapi ilmunya
Bukan usianya, tapi kedᥱwasaannya
Bukan rupanya, tapi kesholehannya
Janganlah tertipu oleh asesoris dan casing, pilihlah karena iman dan kepribadiannya
Bojonegoro02052015
Demikianlah puisi aku bukan penyair atau pujangga. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.