Puisi Jangan Menangis Wanitaku
Friday, August 21, 2015
Puisi jangan menangis wanitaku Kehidupan setiap orang memiliki jalannya tersendiri. Setiap perjalanan pasti ada yang namanya halangan serta cobaan. Beratnya cobaan yg bertubi-tubi terkadang membuat pertahanan lemah lalu berkurang sedikit demi sedikit. Sampai terpikir untuk menyerah, membuat hati sedih lalu perlahan air mata jatuh. itulah kehihidupan apalagi seorang wanita yang lemah.
Walaupun terkadang seorang wanita pura-pura tersenyum melupakan persoalan. Namun terkadang semakin dia ingin bangkit, semakin berat matanya untuk menahan air mata kesedihan. Benarkah wanita yg menangis hanya wanita yang lemah, sesungguh tidak. Meskipun menangis adalah sebuah kewajaran bagi manusia. karena manusia yg mempunyai hati serta emosi, maka menangis bukan indikasi kelemahan.
Wanita lemah adalah dia yang berpura-pura menjadi orang lain. Termasuk berpura-pura menjadi senang seakan hidupnya sangat tepat. terkdang juga mereka yg tidak kuasa mencari solusi bagi segala duduk perkara.
Dia yang meneteskan air mata ialah wanita terkuat. Jangan pikir menangis itu praktis. karena menangis sesungguhnya menyakitkan, jikalau boleh memilih, tidak ingin mengeluarkan air mata dia akan berdiam, meredam segala kekecewaan.
Salah satu baitnya. "Duduklah lalu kau baca tulisan pertama anakmu Ia bercerita tentang bundanya berlalu dengan orang lain Ku disini menemani, Mengenang yang telah kita lalui Janji yang sudah terucap Kini hanyalah angan yang terlupakan". Selengkapnya dari bait ini, silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI JANGAN MENANGIS WANITAKU
Jangan Menangis Wanitaku
Kau tidak sendiri
Kau tidak lagi dibenci
Pulanglah dalam kata hati
Ada rindu yang terikat dari bibir kecil anakmu
Tidak lelah
Tidak resah
Semua yang terbagi menjadi suci
Jika kau memeluk satu hati
Tentang anakmu yang kau sayangi.
Jangan menangis wanitaku
Duduklah lalu kau baca tulisan pertama anakmu
Ia bercerita tentang bundanya
Tegar dengan segala rasa
Tidak lelah meski raga payah
Tidak sepi meski hati terasa dicaci dan dibenci
Lihatlah wanitaku
Ia sudah ayu sepertimu
Dengan senyum manis menjamu lelahmu
Karena ia tahu, syurga di telapak kaki ibu....
Tegal 22 Agustus 2015.
Puisi Terpaksa Menangis
Lirih suara ku memanggilmu
Yang berlalu dengan orang lain
Ku disini menemani sePi
Menangis tanpa air mata
Mengenang yg telah kita lalui
Janji yg sudah terucap
Kini hanyalah angan yg terlupakan
Kau tinggal ku tanpa alasan
Perpisahanan pun tak pernah terjadi
Kau melewati ku yg menunggu
Di ujung sabar ku bertanya
Dimanakah letak kesalahanku
Apakah ku tak bisa mengimbangimu
Jawab aku jawablah dengan kejujuran
Ku lapangkan dada menerimanya
Yang berlalu selamat tinggal
Puisi Aku Menangis, Kau Tertawa
Pisahkan saja temali yang kau rakit
Sedang sendirimu tidak tahu layar berenang mulai terkait
Untuk apa kau tebang semilir angin dari tepian pantai
Sedang kau masih asik berteduh dengan anyaman busuk yang kau tiduri
Pulanglah ke sebrang sana
Hingga pantai ke empat, aku temui perpisahan yang heningkan samudra diambang senja
Atau aku harus berenang melawan arus dari tengah samudra
Menepikan penyisiran angin kedap yang mengasuh derita cumbu luka
Jakarta 27 April 2015.
Demikianlah puisi jangan menangis wanitaku. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Walaupun terkadang seorang wanita pura-pura tersenyum melupakan persoalan. Namun terkadang semakin dia ingin bangkit, semakin berat matanya untuk menahan air mata kesedihan. Benarkah wanita yg menangis hanya wanita yang lemah, sesungguh tidak. Meskipun menangis adalah sebuah kewajaran bagi manusia. karena manusia yg mempunyai hati serta emosi, maka menangis bukan indikasi kelemahan.
Wanita lemah adalah dia yang berpura-pura menjadi orang lain. Termasuk berpura-pura menjadi senang seakan hidupnya sangat tepat. terkdang juga mereka yg tidak kuasa mencari solusi bagi segala duduk perkara.
Dia yang meneteskan air mata ialah wanita terkuat. Jangan pikir menangis itu praktis. karena menangis sesungguhnya menyakitkan, jikalau boleh memilih, tidak ingin mengeluarkan air mata dia akan berdiam, meredam segala kekecewaan.
Tiga puisi tentang menangis
Berkaitan dengan kata wanita dan kata menagis, dibawah ini puisi tentang menagis, jangan menagis wanitaku satu puisi dari tiga puisi pada kesempatan ini dapun masing- masing judulnya.- Puisi jangan menangis wanitaku
- Puisi terpaksa menangis
- Puisi aku menangis kau tertawa
Salah satu baitnya. "Duduklah lalu kau baca tulisan pertama anakmu Ia bercerita tentang bundanya berlalu dengan orang lain Ku disini menemani, Mengenang yang telah kita lalui Janji yang sudah terucap Kini hanyalah angan yang terlupakan". Selengkapnya dari bait ini, silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI JANGAN MENANGIS WANITAKU
Penyair Kecil
Jangan Menangis WanitakuKau tidak sendiri
Kau tidak lagi dibenci
Pulanglah dalam kata hati
Ada rindu yang terikat dari bibir kecil anakmu
Tidak lelah
Tidak resah
Semua yang terbagi menjadi suci
Jika kau memeluk satu hati
Tentang anakmu yang kau sayangi.
Jangan menangis wanitaku
Duduklah lalu kau baca tulisan pertama anakmu
Ia bercerita tentang bundanya
Tegar dengan segala rasa
Tidak lelah meski raga payah
Tidak sepi meski hati terasa dicaci dan dibenci
Lihatlah wanitaku
Ia sudah ayu sepertimu
Dengan senyum manis menjamu lelahmu
Karena ia tahu, syurga di telapak kaki ibu....
Tegal 22 Agustus 2015.
Puisi Terpaksa Menangis
-Karno-
Lirih suara ku memanggilmuYang berlalu dengan orang lain
Ku disini menemani sePi
Menangis tanpa air mata
Mengenang yg telah kita lalui
Janji yg sudah terucap
Kini hanyalah angan yg terlupakan
Kau tinggal ku tanpa alasan
Perpisahanan pun tak pernah terjadi
Kau melewati ku yg menunggu
Di ujung sabar ku bertanya
Dimanakah letak kesalahanku
Apakah ku tak bisa mengimbangimu
Jawab aku jawablah dengan kejujuran
Ku lapangkan dada menerimanya
Yang berlalu selamat tinggal
Puisi Aku Menangis, Kau Tertawa
Penyair Kecil
Pisahkan saja temali yang kau rakitSedang sendirimu tidak tahu layar berenang mulai terkait
Untuk apa kau tebang semilir angin dari tepian pantai
Sedang kau masih asik berteduh dengan anyaman busuk yang kau tiduri
Pulanglah ke sebrang sana
Hingga pantai ke empat, aku temui perpisahan yang heningkan samudra diambang senja
Atau aku harus berenang melawan arus dari tengah samudra
Menepikan penyisiran angin kedap yang mengasuh derita cumbu luka
Jakarta 27 April 2015.
Demikianlah puisi jangan menangis wanitaku. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.