Puisi Langit Tak Akan Melirik Lagi
Monday, September 14, 2015
Puisi langit tak akan melirik lagi. Definisi langit menurut sains, Langit artinya permukaan dari bagian atas bumi, serta digolongkan sebagai lapisan tersendiri yg disebut atmosfer. Langit terdiri berasal banyak gas serta udara, dengan komposisi tidak selaras pada tiap lapisannya.
Langit sering terlihat berwarna biru saat pagi maupun siang hari, karena udara membiaskan cahaya biru dari sinar matahari lebih banyak dibandingkan cahaya merah. Langit bisa berubah warna pada kondisi tertentu, contohnya merah saat senja atau hitam waktu turun hujan. dan pencipta langit dan bumi adalah Tuhan yang maha Esa.
Langit tak akan melirik lagi, salah satu judul puisi di kesemaptan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
PUISI LANGIT TAK AKAN MELIRIK LAGI
lukaku tak akan perih lagi
sepanjang jasadku membusuk selamanya
tuang belulangku pun merapuh dalam tanah diam
nafas pun entah ke mana menerawang
langit pun tak akan melirik lagi
hanya kegelapan yang menyelimuti diriku
kematian membawa suka duka tak terhingga
sampai kubangit di alam mahsar tak berpilar
mau ke mana aku?
tertegun sungguh ...
di kala padang membentang
tak akan ada makhluk menjadi kawan
hanya diriku yang kutahu
tak ada makanan kulahap di atas tanah gersang
semua kepanasan
hanya amalan, sujudku pada-Mu
di saat kubernaung di dunia
sm/07092015@siamir
PUISI TULANG SULBI
bertahun sudah kuberada di bawah tanah yang tak bersuluh
sampai tulang belulangku pun merapuh
nafasku entah kemana menerawang
sementara malaikat mungkar nangkir menyoal
diriku hanya berbaring dan tak menjawab
apakah mungkin sinar mentari memberikan sinar dalam hidupku?
sepertinya sinar itu sudah sirna
tak akan menembus sampai ke kulitku
jika tulang sulbiku tercecer entah ke mana
akan merangaki tulang belulang sampai tegak
apakah mungkin?
hanya cahaya amal yang bisa menjawab
mau ke mana ?
tak akan bisa terjawab
jika sujudku berbatas, berdinding tepah
di kala cahaya tak menerang sampai yaumil qiyamah
apa yang kubuat sebagai hamba Tuhan
niscaya merugi akan daun-daun terjatuh
mengering sampai tak terketuk pintu surga kelak
sm/14/09/2015@siamir
PUISI JASAD YANG MERAPUH
Jasad manusia makin lama makin merapuh mengiring waktu.
Kodrat Illahi jadi penentu sampai tertanam di tanah yang tak bersuluh.
jiwa raga kuserahkan pada-Mu
doaku tak akan merapuh
sujudku tak akan melapuk
kutetap mengenang-Mu sepanjang hayatku
sebelum Tuhan-Ku menjemput
tasbih akan kukalungkan dalam jiwaku
sepanjang nafasku sungguh masih mendengung
meskipun waktu sekejap
batinku berzikir pada-Mu walupun pilu menyisir rindu
akan kutebus dosa-dosaku
seiring nikmat kuserap dalam kalbu
moga tak bertebaran di langit yang ke-7
sm/11092015@siamir
PUISI JIKA LANGIT TAK BERAWAN
Sepertinya terdampar di hamparan lautan
Di kala langit tak berawan
Mengulung harapan sirna
Tak berbingkai di sinar lembayung tak benderang
Apakah seterusnya demikian ?
Aku hanya menantikan pesan
Tak menikam lara di penantian
Sepanjang bintang-bintang tak berjatuhan
Dicelah -celah kehidupan fana
Meskipun curah hujan tak membasahi bumi
sm/22/04/2017
-------------
Demikinalah puisi langit tak akan melirik lagi. Baca juga karya puisi dari bapak siamir maralafau yang lain yang ada di blog ini. semoga puisinya diatas dapat bermanfaat dan menghibur. terima kasih sudah menyimak/membaca puisinya
Langit sering terlihat berwarna biru saat pagi maupun siang hari, karena udara membiaskan cahaya biru dari sinar matahari lebih banyak dibandingkan cahaya merah. Langit bisa berubah warna pada kondisi tertentu, contohnya merah saat senja atau hitam waktu turun hujan. dan pencipta langit dan bumi adalah Tuhan yang maha Esa.
Langit tak akan melirik lagi, salah satu judul puisi di kesemaptan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi tulang sulbi
- Puisi jasad yang merapuh
- Puisi langit tak akan melirik lagi
- Puisi jika langit tak berawan
PUISI LANGIT TAK AKAN MELIRIK LAGI
Oleh :siamir marulafau
lukaku tak akan perih lagisepanjang jasadku membusuk selamanya
tuang belulangku pun merapuh dalam tanah diam
nafas pun entah ke mana menerawang
langit pun tak akan melirik lagi
hanya kegelapan yang menyelimuti diriku
kematian membawa suka duka tak terhingga
sampai kubangit di alam mahsar tak berpilar
mau ke mana aku?
tertegun sungguh ...
di kala padang membentang
tak akan ada makhluk menjadi kawan
hanya diriku yang kutahu
tak ada makanan kulahap di atas tanah gersang
semua kepanasan
hanya amalan, sujudku pada-Mu
di saat kubernaung di dunia
sm/07092015@siamir
PUISI TULANG SULBI
Oleh :siamir marulafau
bertahun sudah kuberada di bawah tanah yang tak bersuluhsampai tulang belulangku pun merapuh
nafasku entah kemana menerawang
sementara malaikat mungkar nangkir menyoal
diriku hanya berbaring dan tak menjawab
apakah mungkin sinar mentari memberikan sinar dalam hidupku?
sepertinya sinar itu sudah sirna
tak akan menembus sampai ke kulitku
jika tulang sulbiku tercecer entah ke mana
akan merangaki tulang belulang sampai tegak
apakah mungkin?
hanya cahaya amal yang bisa menjawab
mau ke mana ?
tak akan bisa terjawab
jika sujudku berbatas, berdinding tepah
di kala cahaya tak menerang sampai yaumil qiyamah
apa yang kubuat sebagai hamba Tuhan
niscaya merugi akan daun-daun terjatuh
mengering sampai tak terketuk pintu surga kelak
sm/14/09/2015@siamir
PUISI JASAD YANG MERAPUH
Oleh :siamir marulafau
Jasad manusia makin lama makin merapuh mengiring waktu.Kodrat Illahi jadi penentu sampai tertanam di tanah yang tak bersuluh.
jiwa raga kuserahkan pada-Mu
doaku tak akan merapuh
sujudku tak akan melapuk
kutetap mengenang-Mu sepanjang hayatku
sebelum Tuhan-Ku menjemput
tasbih akan kukalungkan dalam jiwaku
sepanjang nafasku sungguh masih mendengung
meskipun waktu sekejap
batinku berzikir pada-Mu walupun pilu menyisir rindu
akan kutebus dosa-dosaku
seiring nikmat kuserap dalam kalbu
moga tak bertebaran di langit yang ke-7
sm/11092015@siamir
PUISI JIKA LANGIT TAK BERAWAN
Siamir Marulafau
Sepertinya terdampar di hamparan lautan Di kala langit tak berawan
Mengulung harapan sirna
Tak berbingkai di sinar lembayung tak benderang
Apakah seterusnya demikian ?
Aku hanya menantikan pesan
Tak menikam lara di penantian
Sepanjang bintang-bintang tak berjatuhan
Dicelah -celah kehidupan fana
Meskipun curah hujan tak membasahi bumi
sm/22/04/2017
-------------
Demikinalah puisi langit tak akan melirik lagi. Baca juga karya puisi dari bapak siamir maralafau yang lain yang ada di blog ini. semoga puisinya diatas dapat bermanfaat dan menghibur. terima kasih sudah menyimak/membaca puisinya