Puisi Mungkin Sudah Lupa, Mungkin
Saturday, September 19, 2015
Puisi mungkin sudah lupa, mungkin Dengan kotak kecil berwarna merah sedikit rusak sudutnya, aku mengumpulkan sisa-sisa prahara cerita Sesekali aku melihat mata kecildari lekuknya yang begitu rapih tersusun manis yang kemarin dikau pakai di hari selimut bahagia.
Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari dua puisi tentang mungkin, dikesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Puisi Mungkin Sudah Lupa, Mungkin
Mungkin sudah lupa sepasang cincin sudahtergeletak tak terpakai
Membiarkan semut-semut kecil berjalan melewati tengah lingkarnya
Sementara dikau bermain begitu asik di bibir pantai
yang mengajak kawanan camar mencumbu pasir
Dengan kotak kecil berwarna merah sedikit rusak sudutnya,
aku mengumpulkan sisa-sisa prahara cerita
Sesekali aku melihat mata kecil dari lekuknya yang begitu rapih tersusun manis
Yang kemarin dikau pakai di hari selimut bahagia,
tentang sepasang remaja mengikat cinta
Tapi kedua cincin sudah menangis dan mengemis-ngemis
Berharap tuan-tuannya memakai kembali sampai duka berumah tangga berjumpa
Mungkin sudah lupa sepasang cincin sudah tak ada harganya
Aku tak akan meminta dikau kembali menanggalkan bibir pantai yang begitu damai
Entah hari esok atau lusa dikau kembali untuk satu tangga
Aku pinta dikau jangan menangis berderai serupa ombak hancur terbengkalai
Tegal, 19 September 2015.
Puisi Mungkinkah
Debar-debar hati terasa kian memuncak.
Berjuta tanya menggumpal dalam kepala.
Apakah gerangan yang terjadi pada dirinya
Cukup lama angin tak bisikkan salam rindu darinya.
Andai bisa inginku sejenak terbang keatas mega.
Agar dapat ku lihat dirinya disana.
Sedang apa dan bersama siapa dirinya kini .
Mengapa tak kirim sepucuk surat cinta pada merpati .
Kala gelap malam datang gantikan senja jingga.
Segala risau bertubi-tubi menghampiri diri.
Pada sang bulan ku ceritakan semua rasa hati.
Tentang aku yang teramat mencinta dirinya.
Adakah dia juga merindu sepertiku .
Adakah dia masih teguh menjaga setia .
Atau.....
Mungkinkah ia mulai bosan dengan kasih sayangku .
Mungkinkah cintanya mulai memudar tergerus jarak
----------------
Demikianlah puisi mungkin sudah lupa mungkin. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari dua puisi tentang mungkin, dikesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi mungkin sudah lupa, mungkn
- Puisi mungkinkah
Puisi Mungkin Sudah Lupa, Mungkin
Karya : Penyair Kecil.
Mungkin sudah lupa sepasang cincin sudahtergeletak tak terpakaiMembiarkan semut-semut kecil berjalan melewati tengah lingkarnya
Sementara dikau bermain begitu asik di bibir pantai
yang mengajak kawanan camar mencumbu pasir
Dengan kotak kecil berwarna merah sedikit rusak sudutnya,
aku mengumpulkan sisa-sisa prahara cerita
Sesekali aku melihat mata kecil dari lekuknya yang begitu rapih tersusun manis
Yang kemarin dikau pakai di hari selimut bahagia,
tentang sepasang remaja mengikat cinta
Tapi kedua cincin sudah menangis dan mengemis-ngemis
Berharap tuan-tuannya memakai kembali sampai duka berumah tangga berjumpa
Mungkin sudah lupa sepasang cincin sudah tak ada harganya
Aku tak akan meminta dikau kembali menanggalkan bibir pantai yang begitu damai
Entah hari esok atau lusa dikau kembali untuk satu tangga
Aku pinta dikau jangan menangis berderai serupa ombak hancur terbengkalai
Tegal, 19 September 2015.
Puisi Mungkinkah
Oleh : Redi Maechosa
Debar-debar hati terasa kian memuncak.Berjuta tanya menggumpal dalam kepala.
Apakah gerangan yang terjadi pada dirinya
Cukup lama angin tak bisikkan salam rindu darinya.
Andai bisa inginku sejenak terbang keatas mega.
Agar dapat ku lihat dirinya disana.
Sedang apa dan bersama siapa dirinya kini .
Mengapa tak kirim sepucuk surat cinta pada merpati .
Kala gelap malam datang gantikan senja jingga.
Segala risau bertubi-tubi menghampiri diri.
Pada sang bulan ku ceritakan semua rasa hati.
Tentang aku yang teramat mencinta dirinya.
Adakah dia juga merindu sepertiku .
Adakah dia masih teguh menjaga setia .
Atau.....
Mungkinkah ia mulai bosan dengan kasih sayangku .
Mungkinkah cintanya mulai memudar tergerus jarak
----------------
Demikianlah puisi mungkin sudah lupa mungkin. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.