PUISI JERITAN ALAM
Saturday, November 28, 2015
Puisi jeritan alam. pengertian alam adalah bagian dari bumi sebagai tempat kita menetap sekarang ini. alam dapat meliputi segala materi yg hidup dan yg tak hidup yang ada diatas permukaan bumi. Istilah alam sendiri pengertiannya luas sebab dapat mengacu pada fenomena fisik maupun pada kehidupan secara umum dibumi ini.
Jeritan alam, merupakan satu dari du judul puisi alam yang diupdate untuk kesempatan ini bagaimana cerita alam dalam puisi ini, untuk lebih jelasnya, selengkapnya silahkan disimak saja berikut ini.
Dengarkah kau jerit hatiku
Jerit kalbu yang hanya Tuhan yang tau
Ya Allah
Jika ini jawaban
atas semua tanya hamba
Kenapa begitu sakit untuk diterima
Jika dia bukan yang terbaik
Hapuslah namanya dari pikir ku
Hapuslah angan itu dari kalbuku
Buatlah hamba tak pernah kenalinya
Ya Allah
Hamba percaya engkau ada
Berikan yang terbaik bagi hambamu
Jika dia harus hilang
Biarlah hilang tanpa kenangan
PUISI JERITAN PILU SANG DEWI SRI
Lagi lagi aku harus menarik napas yang perih
dan kepiluan menyeruak penuhi palung hatiku
Setiap mentari menarik selimut malam
Yang hitam...
Aku termangu bersama jengkrik malam
Aku selalu was was, khawatir tikus jahat itu
Menyerangku bersama gerombolannya
Wahai manusia...
Aku terisak, dalam tangisan yang pedih dalam tanya yang tak berjawab
Apa yang akan di makan anak cucu, dan cicit kalian nanti...
Jika sawah sawah itu kalian timbun dengan gedung bertingkat, yang bernama Mall dan hotel berbintang
Wahai....
Dimana lagi aku akan hidup dan bertumbuh
Duhai manusia, atas nama modernisasi
Telah kau pensiunkan Kerbau hingga tak bisa membajak sawah lagi...
Lalu kau taburkan pupuk kimia pada tubuhku
Dan kalian panen aku tanpa upacara
Kalian berkata ; ini modernisasi
Jika berasku berubah rasa
Lalu kau salahkan alam,
Mengapa kalian tak berpikir tentang pestisida dan pupuk kimia yang kalian gunakan
Belum habis prihatin menggerogotiku
Lalu kudengar petani menangis karena sawah sawah itu kini ditumbuhi bangunan beton yang tinggi menjulang
Aku menjerit bersama air mata para petani yang matanya nanar menatap.gedung tumbuh di atas sawah mereka
Wahai manusia
Jika esok semua sawah itu sudah terjual
Lalu ditumbuhi bangunan beton yang menjulang
Aku harus hidup dan tumbuh di mana...
Kalian dan anak cucumu. mau makan apa ?
Embun, mungkinkah nasibku harus sama denganmu, kau kering hilang dijilat sinar surya dan akupun harus hilang dihantam proyek
Pembangunan hotel hotel berbintang dan Mal mal
Sawah tempat hidup dan tumbuhku kini diperk0sa lagi lagi demi modernisasi
------------
Demikianlah puisi jeritan alam. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi alam atau puisi religi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Jeritan alam, merupakan satu dari du judul puisi alam yang diupdate untuk kesempatan ini bagaimana cerita alam dalam puisi ini, untuk lebih jelasnya, selengkapnya silahkan disimak saja berikut ini.
PUISI JERITAN ALAM
Wahai alam,Dengarkah kau jerit hatiku
Jerit kalbu yang hanya Tuhan yang tau
Ya Allah
Jika ini jawaban
atas semua tanya hamba
Kenapa begitu sakit untuk diterima
Jika dia bukan yang terbaik
Hapuslah namanya dari pikir ku
Hapuslah angan itu dari kalbuku
Buatlah hamba tak pernah kenalinya
Ya Allah
Hamba percaya engkau ada
Berikan yang terbaik bagi hambamu
Jika dia harus hilang
Biarlah hilang tanpa kenangan
PUISI JERITAN PILU SANG DEWI SRI
By ; Srihan
Lagi lagi aku harus menarik napas yang perihdan kepiluan menyeruak penuhi palung hatiku
Setiap mentari menarik selimut malam
Yang hitam...
Aku termangu bersama jengkrik malam
Aku selalu was was, khawatir tikus jahat itu
Menyerangku bersama gerombolannya
Wahai manusia...
Aku terisak, dalam tangisan yang pedih dalam tanya yang tak berjawab
Apa yang akan di makan anak cucu, dan cicit kalian nanti...
Jika sawah sawah itu kalian timbun dengan gedung bertingkat, yang bernama Mall dan hotel berbintang
Wahai....
Dimana lagi aku akan hidup dan bertumbuh
Duhai manusia, atas nama modernisasi
Telah kau pensiunkan Kerbau hingga tak bisa membajak sawah lagi...
Lalu kau taburkan pupuk kimia pada tubuhku
Dan kalian panen aku tanpa upacara
Kalian berkata ; ini modernisasi
Jika berasku berubah rasa
Lalu kau salahkan alam,
Mengapa kalian tak berpikir tentang pestisida dan pupuk kimia yang kalian gunakan
Belum habis prihatin menggerogotiku
Lalu kudengar petani menangis karena sawah sawah itu kini ditumbuhi bangunan beton yang tinggi menjulang
Aku menjerit bersama air mata para petani yang matanya nanar menatap.gedung tumbuh di atas sawah mereka
Wahai manusia
Jika esok semua sawah itu sudah terjual
Lalu ditumbuhi bangunan beton yang menjulang
Aku harus hidup dan tumbuh di mana...
Kalian dan anak cucumu. mau makan apa ?
Embun, mungkinkah nasibku harus sama denganmu, kau kering hilang dijilat sinar surya dan akupun harus hilang dihantam proyek
Pembangunan hotel hotel berbintang dan Mal mal
Sawah tempat hidup dan tumbuhku kini diperk0sa lagi lagi demi modernisasi
------------
Demikianlah puisi jeritan alam. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi alam atau puisi religi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.