Puisi Pudar Purna
Sunday, November 08, 2015
Puisi pudar purna. Pudar artinya sesuatu hal yang pucat kurang terang atau kabur, pudar juga biasa diartikan tidak bersemangat lagi, atau suram. Arti kata dari pudar bisa masuk dalam jenis katan kiasan sehingga penggunaan kata pudar bisa bukan dalam arti kata yang sebenarnya. Pudar memiliki arti dalam kelas kata sifat sehingga pudar dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.
Berkaitan dengan kata pudar, di bawah ini, puisi berjudul pudar purna, bagaimana puisinya, silahakn disimak saja puisinya berikut ini,
Puisi Pudar Purna
Deru menggebu kupacu pada rintik hujan itu terbelah daratan.
Berbelok ke kiri di ujung hunus lalu mengarah ke selatan.
Aku mendengar tapi tak tau.
Aku ingin berlari tapi pijakku sudah tak berarti.
Ku terjang buih melerai angin yang berombak menggunung.
Hanya itu ketika rasa sudah berkalang pudar terhalang.
Mimpi tergeletak disini, di butir pasir harapan tersapu badai.
Ia sudah terdampar, jauh mungkin sejauh awan terbang mengejar bayangan senja.
Debu tlah kembali ke tanah, tanah tlah kembali ke pelukan rimba bumi.
Ku tau yang berawal pasti berakhir meski asa memberi sedikit pelipur dari lemah jiwa tak berdaya.
Rindu ini tersebar menyemai menjadi abu di perjalanan rentang mimpi menjemput pagi.
Bait yang menjadi syair tlah ku antarkan meski di muka halaman.
Setidaknya ia telah sampai, tak lagi arungi lautan bergolak berdiri goyah di geladak.
Selalu itu tentang kamu. Berimbun pijar warna, bercahaya selimut keping cinta dan cita.
Ia tetap mengapung di langit tertuang dalam ribuan kata yang takkan habis jadi cerita.
Ini ku akhiri...
Biarkan ia menjadi remah yang kan menuntunku ke ujung jalan rindang berbelok tajam.
---------
Demikianlah puisi pudar purna. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Berkaitan dengan kata pudar, di bawah ini, puisi berjudul pudar purna, bagaimana puisinya, silahakn disimak saja puisinya berikut ini,
Puisi Pudar Purna
Oleh: Pastrana Kaldera
Deru menggebu kupacu pada rintik hujan itu terbelah daratan.Berbelok ke kiri di ujung hunus lalu mengarah ke selatan.
Aku mendengar tapi tak tau.
Aku ingin berlari tapi pijakku sudah tak berarti.
Ku terjang buih melerai angin yang berombak menggunung.
Hanya itu ketika rasa sudah berkalang pudar terhalang.
Mimpi tergeletak disini, di butir pasir harapan tersapu badai.
Ia sudah terdampar, jauh mungkin sejauh awan terbang mengejar bayangan senja.
Debu tlah kembali ke tanah, tanah tlah kembali ke pelukan rimba bumi.
Ku tau yang berawal pasti berakhir meski asa memberi sedikit pelipur dari lemah jiwa tak berdaya.
Rindu ini tersebar menyemai menjadi abu di perjalanan rentang mimpi menjemput pagi.
Bait yang menjadi syair tlah ku antarkan meski di muka halaman.
Setidaknya ia telah sampai, tak lagi arungi lautan bergolak berdiri goyah di geladak.
Selalu itu tentang kamu. Berimbun pijar warna, bercahaya selimut keping cinta dan cita.
Ia tetap mengapung di langit tertuang dalam ribuan kata yang takkan habis jadi cerita.
Ini ku akhiri...
Biarkan ia menjadi remah yang kan menuntunku ke ujung jalan rindang berbelok tajam.
---------
Demikianlah puisi pudar purna. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.