PUISI WIRAFRASA
Sunday, November 15, 2015
Puisi wirafrasa. Puisi adalah wicara, bukan sekadar cerita kau pahlawan aksara jangan pernah terlena indera insani adalah galaksi seloka galilah trilyunan antologi disana berlinggis saptaindra, mata, mata batin, peraba, pengecap, pendengar, penghidu, pemrakarsa
Pragraf diatas salah satu penggalan bait puisi wirafrasa yang diupdate untuk kesempatan kali ini, bagaimana arti dan dan makna dari kata wirafrasa seperti pada judul puisinya, untuk selengkapnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
Puisi Wirafrasa
Genta perang sangar berdentum-dentum di susastra yuda
segera kerahkan legiun retorik
hai, kau mujahid di sabil rasa...
bĘŚntai rezim kekaisaran maya dan nyata
seni sungguh catur-hakiki kebenaran semesta
di takhta setara filsafat, ilmu, agama
Sedari terciptanya Adam dan Hawa hingga esok lusa
kebebasan tetap saja undang-undang dasar tiap karya manusia
tapi ketidak-bebasan juga konstitusi bagi kebebasan antar-sahaya-Nya
Kau pendekar kata...
hunjamkan pedang leksikal penakluk kosakata
gorok leher stilistika pendominasi gaya bahasa
pancung kepala kontekstual penentu manfaat s’mua pengeja
kar’na syair-syairmu adalah derma dan darma
dalam duel maut dosa versus pahala
di abadinya rana nurani sang pujangga
Puisi adalah wicara, bukan sekadar cerita
kau pahlawan aksara...
jangan pernah terlena
indera insani adalah galaksi seloka
galilah trilyunan antologi disana berlinggis saptaindra
mata, mata batin, peraba, pengecap, pendengar, penghidu, pemrakarsa
Lantaran itu, teruslah berlaga
hai, kau sang wirafrasa...
sebab perang dunia pertama pergelutan kuasa sosialisme Eropa
perang dunia kedua penaklukan angkara murka liberalisme Amerika
dan kelak perang dunia ketiga ajang juang humaniora
karena syairmu adalah karyatama
bukan gramatika
Bumi Allah, 15 November 2015
KOSAKATA:
>>susastra = karya sastra yg isi dan bentuknya sangat serius, berupa ungkapan pengalaman jiwa manusia yg ditimba dr kehidupan kemudian direka dan disusun dng bahasa yg indah sbg saranya sehingga mencapai syarat estetika yg tinggi
>>yuda = perang
>>retorika = (1) keterampilan berbahasa secara efektif; (2) studi tt pemakaian bahasa secara efektif dl karang-mengarang; (3) seni berpidato yg muluk-muluk dan bombastis
>>leksikal = (1) berkaitan dng kata; (2) berkaitan dng leksem; berkaitan dng kosakata
>>stilistika = ilmu tt penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dl karya sastra
>>rana = (1) peperangan; (2) medan perang
>>wicara = rangkaian bunyi bahasa yg dipergunakan utk berkomunikasi; tutur kata; bicara
>>seloka = jenis puisi yg mengandung ajaran (sindiran dll), biasanya terdiri atas 4 larik yg berima a-a-a-a, yg mengandung sampiran dan isi
>>saptaindra = tujuh indra
>>wirafrasa = pejuang sastra
>>humaniora = (1) ilmu pengetahuan yg meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra, seni, dll; (2) makna intrinsik nilai-nilai humanisme
>>karyatama = adikarya, karya besar, mahakarya
Demikianlah puisi wirafrasa. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Pragraf diatas salah satu penggalan bait puisi wirafrasa yang diupdate untuk kesempatan kali ini, bagaimana arti dan dan makna dari kata wirafrasa seperti pada judul puisinya, untuk selengkapnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
Puisi Wirafrasa
Karya: Sang Mahadewa Cinta
Genta perang sangar berdentum-dentum di susastra yudasegera kerahkan legiun retorik
hai, kau mujahid di sabil rasa...
bĘŚntai rezim kekaisaran maya dan nyata
seni sungguh catur-hakiki kebenaran semesta
di takhta setara filsafat, ilmu, agama
Sedari terciptanya Adam dan Hawa hingga esok lusa
kebebasan tetap saja undang-undang dasar tiap karya manusia
tapi ketidak-bebasan juga konstitusi bagi kebebasan antar-sahaya-Nya
Kau pendekar kata...
hunjamkan pedang leksikal penakluk kosakata
gorok leher stilistika pendominasi gaya bahasa
pancung kepala kontekstual penentu manfaat s’mua pengeja
kar’na syair-syairmu adalah derma dan darma
dalam duel maut dosa versus pahala
di abadinya rana nurani sang pujangga
Puisi adalah wicara, bukan sekadar cerita
kau pahlawan aksara...
jangan pernah terlena
indera insani adalah galaksi seloka
galilah trilyunan antologi disana berlinggis saptaindra
mata, mata batin, peraba, pengecap, pendengar, penghidu, pemrakarsa
Lantaran itu, teruslah berlaga
hai, kau sang wirafrasa...
sebab perang dunia pertama pergelutan kuasa sosialisme Eropa
perang dunia kedua penaklukan angkara murka liberalisme Amerika
dan kelak perang dunia ketiga ajang juang humaniora
karena syairmu adalah karyatama
bukan gramatika
Bumi Allah, 15 November 2015
KOSAKATA:
>>susastra = karya sastra yg isi dan bentuknya sangat serius, berupa ungkapan pengalaman jiwa manusia yg ditimba dr kehidupan kemudian direka dan disusun dng bahasa yg indah sbg saranya sehingga mencapai syarat estetika yg tinggi
>>yuda = perang
>>retorika = (1) keterampilan berbahasa secara efektif; (2) studi tt pemakaian bahasa secara efektif dl karang-mengarang; (3) seni berpidato yg muluk-muluk dan bombastis
>>leksikal = (1) berkaitan dng kata; (2) berkaitan dng leksem; berkaitan dng kosakata
>>stilistika = ilmu tt penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dl karya sastra
>>rana = (1) peperangan; (2) medan perang
>>wicara = rangkaian bunyi bahasa yg dipergunakan utk berkomunikasi; tutur kata; bicara
>>seloka = jenis puisi yg mengandung ajaran (sindiran dll), biasanya terdiri atas 4 larik yg berima a-a-a-a, yg mengandung sampiran dan isi
>>saptaindra = tujuh indra
>>wirafrasa = pejuang sastra
>>humaniora = (1) ilmu pengetahuan yg meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra, seni, dll; (2) makna intrinsik nilai-nilai humanisme
>>karyatama = adikarya, karya besar, mahakarya
Demikianlah puisi wirafrasa. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.