Tentang Puisi Haibun
Tuesday, November 10, 2015
Tentang puisi Haibun. Haibun (secara harfiah, tulisan haiku) adalah bentuk sastra prosimetric berasal di Jepang, menggabungkan prosa dan haiku. Kisaran haibun luas dan sering termasuk otobiografi, buku harian, esai, prosa puisi, cerita pendek dan jurnal perjalanan.
Istilah "haibun" pertama kali digunakan pada abad ke-17 oleh penyair Jepang Matsuo Basho, dalam sebuah surat kepada muridnya Kyorai pada tahun 1690. Basho adalah seorang penulis awal yang menonjol dari haibun, maka sebuah genre baru yang menggabungkan prototipe klasik, genre prosa Cina dan vernakular materi pelajaran dan bahasa.
Haibun Basho lebih pendek meliputi komposisi dikhususkan untuk perjalanan dan lain-lain berfokus pada sketsa karakter, adegan lanskap, sketsa anekdot dan tulisan sesekali ditulis untuk menghormati pelindung atau peristiwa tertentu. Hut nya Phantom Dwelling dapat diklasifikasikan sebagai esai sementara, di Saga Nikki (Saga Buku Harian), ia mend0kumentasikan kegiatannya sehari-hari dengan murid-murid-Nya pada retret musim panas.
Dia menulis beberapa haibun sebagai akun wisata selama berbagai perjalanannya, dan yang paling terkenal dari haibunnya adalah Oku no Hosomichi (Narrow Road to Interior).
Haibun tradisional biasanya berupa penjelasan singkat tentang tempat, orang atau objek, atau buku harian perjalanan atau seri lainnya dari peristiwa dalam kehidupan penyair
Haibun terus ditulis dan kembangkan oleh penyair haiku seperti Yosa Buson, Kobayashi Issa dan Masaoka Shiki
Kini Haibun tidak lagi terbatas ke Jepang saja, tapi telah menempatkan dirinya sebagai genre sastra dunia yang telah mendapatkan momentum dalam beberapa tahun terakhir.
Demikialah sekilas tentang puisi haibun puisi yang dikembangkan dari puisi haiku yang berasal dari jepang.
Tentang posisi atau fungsi haiku dan hubungannya dengan prosa dalam haibun,
HAIBUN SELINTAS BAYANG
Kubenamkan diri di atas selembar kain. Tanpa terasa butiran bening singgah di pipi. Seraut wajah dalam ingatan. Dia yang masih nampak jelas, namun tak bisa kusapa.
Aku dan dia kini asing, gurauan yang pernah jadi jamuan hanya tinggal kenangan. Dia memilih pergi untuknya. Ya, cinta yang harus dia perjuangkan.
Bahkan di saat hari bersejarahnya. Kala hadiahhadiah berhamburan, ucapan selamat berdatangan, doa dan harapan terpanjat. Aku hanya mampu menatap dari kejauhan, dalam diam selalu kudoakan agar dia sukses dihari depan. Di sana tengah bergembira di sini aku mengamini saja, jadi penyaksi untuk kebahagiaannya.
Untuknya yang pernah ada dalam satu ruang bersamaku, semoga dia baikbaik selalu.
Musim berganti
Pelangi telah pergi
Langit pun muram
Haibun Merah putih
Hari ini tepat 70 tahun, Negeriku yang bernama Indonesia, menghirup nafas kemerdekaaan
Beberapa waktu yang lalu.
Pembangunan dijalankan, olahraga digalakkan.Indonesia menjelma menjadi macan Asia.
Pangan berlimpah, swasembada menjadi kebanggaan.
Subur dan makmur
Tanah karunia Allah
Bekal tuk rakyat
Namun sayang,Pembangunan ternoda korupsi. Hutang berlimpah wibawa menurun. Hingga puncaknya "sang bapak" harus menyerah turun oleh sebuah gerakan bernama "Reformasi". Reformasi menghendaki Indonesia kembali kejalur yang diingini oleh para pendiri. Negara besar yang sederajat dengan bangsa lain, tanpa tekanan sana sini.
Hingga lalu demokrasi menggiring negeri ini menuju otonomi. Namun,sekali lagi,sangat disayangkan. Otonomi hanya melahirkan raja raja kecil di daerah. Pemilihan langsung telah melahirkan makelar makelar yang bermain di ranah politik. Pemilihan langsung hanya melahirkan pemimpin pemimpin boneka.
Kaprah yang salah
Demokrasi ternoda
Garuda luka
Para pendiri menangis di dalam kubur. Negeri yang di perjuangkan menjadi hancur lebur.
Tangis pertiwi
Mengguncang arasy Tuhan
Menunggu mati
Sukabumi, 09 agustus 2015
-sumber haibu merah putih dari komposiana.-
HABUN PULANG KERUMAH
Waktu ke waktu
Untuk pulang ke rumah
Terasa lelah
Perjalanan pulang menyusuri pinggir kali, kali ini cukup lumayan menyenangkan. Serasa tanpa halangan hembusan angin dingin, walau matahari seperti masih malu-malu memancarkan sinarnya. Saat cuaca cerah kini tak mengurangi hati riangku untuk terus meluncurkan roda sepeda, bersama nikmatnya keindahan warna warni kuncup bunga tulip bermekaran.
Menjelang sore
Langit biru memudar
Ke kicau burung
MiRa – Amsterdam, 18 Maret 2011
-sumbe haibun pulang kerumah dari kumpulaanfiksi-
HAIBUN GADIS KAMBOJA
Sirna sudah bayang-bayang suasana sepi, gelap dan kejenuhan yang menyiksaku dulu. Sebuah desa kecil di pinggiran kota, tempat praktekku sekarang. Gadis pengepul kamboja itu yang membuatku betah dan ingin bertahan selamanya di sini.
Ayah dan Ibu saling tersenyum, lalu mendesak dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengg0da, saat kuputuskan mempersingkat liburan ini. Sungguh aku rindu dan tak pernah bosan memandangi wajahmu. Dari balik jendela, terlebih rona yang tersapu mentari saat-saat kau menjemur bunga.
gerimis senja
berguguran kamboja
buram jendela
Aksara hati
JKT 140813
-sumber haibun gadis kamboja dari ono aksara warung kopi-
Demikianlah sekilas tentang haibun puisi yang berasal dari jepang. yang kini marak di tulis oleh penyair penyair facebook di indonesia.
Refrensi dari berbagai sumber.
Istilah "haibun" pertama kali digunakan pada abad ke-17 oleh penyair Jepang Matsuo Basho, dalam sebuah surat kepada muridnya Kyorai pada tahun 1690. Basho adalah seorang penulis awal yang menonjol dari haibun, maka sebuah genre baru yang menggabungkan prototipe klasik, genre prosa Cina dan vernakular materi pelajaran dan bahasa.
Haibun Basho lebih pendek meliputi komposisi dikhususkan untuk perjalanan dan lain-lain berfokus pada sketsa karakter, adegan lanskap, sketsa anekdot dan tulisan sesekali ditulis untuk menghormati pelindung atau peristiwa tertentu. Hut nya Phantom Dwelling dapat diklasifikasikan sebagai esai sementara, di Saga Nikki (Saga Buku Harian), ia mend0kumentasikan kegiatannya sehari-hari dengan murid-murid-Nya pada retret musim panas.
Dia menulis beberapa haibun sebagai akun wisata selama berbagai perjalanannya, dan yang paling terkenal dari haibunnya adalah Oku no Hosomichi (Narrow Road to Interior).
Haibun tradisional biasanya berupa penjelasan singkat tentang tempat, orang atau objek, atau buku harian perjalanan atau seri lainnya dari peristiwa dalam kehidupan penyair
Haibun terus ditulis dan kembangkan oleh penyair haiku seperti Yosa Buson, Kobayashi Issa dan Masaoka Shiki
Kini Haibun tidak lagi terbatas ke Jepang saja, tapi telah menempatkan dirinya sebagai genre sastra dunia yang telah mendapatkan momentum dalam beberapa tahun terakhir.
Demikialah sekilas tentang puisi haibun puisi yang dikembangkan dari puisi haiku yang berasal dari jepang.
Fungsi haiku dan hubungannya dengan prosa dalam haibun
Tentang posisi atau fungsi haiku dan hubungannya dengan prosa dalam haibun,
- Bagian prosa dalam haibun bukanlah penjelasan dari haiku
- Sebaiknya hindari pengulangan atau pemborosan kata, buatlah efesien dan efektif namun tetap mempertahankan interaksi keseluruhan isi.
- Peletakkan haiku di bagian akhir berfungsi sebagai klimaks dari tuturan prosanya.
- Haibun bisa ditulis dengan teks yang lebih panjang daripada jumlah di muka, memiliki lebih dari satu haiku, sejauh menghasilkan naskah yang kuat.
- Mengkondisikan kontras dan ironi menjadi bagian penting dan menambah kedalaman haibun.
- Bagian prosa dalam haibun harus memberikan kedalaman yang membungkus haikunya.
- Haiku haruslah memberikan arti bagi prosanya
- Dapat ditarik benang merah keterkaitan antara prosa dan haikunya, yang menjadi landasan pembaca untuk mendapatkan makna beragam bahkan terkadang tak terduga
- Memiliki haiku yang kuat, yang bisa dilepas dari prosanya tanpa harus kehilangan kedalamannya.
HAIBUN SELINTAS BAYANG
Ole: Riya
Kubenamkan diri di atas selembar kain. Tanpa terasa butiran bening singgah di pipi. Seraut wajah dalam ingatan. Dia yang masih nampak jelas, namun tak bisa kusapa.Aku dan dia kini asing, gurauan yang pernah jadi jamuan hanya tinggal kenangan. Dia memilih pergi untuknya. Ya, cinta yang harus dia perjuangkan.
Bahkan di saat hari bersejarahnya. Kala hadiahhadiah berhamburan, ucapan selamat berdatangan, doa dan harapan terpanjat. Aku hanya mampu menatap dari kejauhan, dalam diam selalu kudoakan agar dia sukses dihari depan. Di sana tengah bergembira di sini aku mengamini saja, jadi penyaksi untuk kebahagiaannya.
Untuknya yang pernah ada dalam satu ruang bersamaku, semoga dia baikbaik selalu.
Musim berganti
Pelangi telah pergi
Langit pun muram
Haibun Merah putih
Oleh :Ki pamanah Rasa
Hari ini tepat 70 tahun, Negeriku yang bernama Indonesia, menghirup nafas kemerdekaaan Beberapa waktu yang lalu.
Pembangunan dijalankan, olahraga digalakkan.Indonesia menjelma menjadi macan Asia.
Pangan berlimpah, swasembada menjadi kebanggaan.
Subur dan makmur
Tanah karunia Allah
Bekal tuk rakyat
Namun sayang,Pembangunan ternoda korupsi. Hutang berlimpah wibawa menurun. Hingga puncaknya "sang bapak" harus menyerah turun oleh sebuah gerakan bernama "Reformasi". Reformasi menghendaki Indonesia kembali kejalur yang diingini oleh para pendiri. Negara besar yang sederajat dengan bangsa lain, tanpa tekanan sana sini.
Hingga lalu demokrasi menggiring negeri ini menuju otonomi. Namun,sekali lagi,sangat disayangkan. Otonomi hanya melahirkan raja raja kecil di daerah. Pemilihan langsung telah melahirkan makelar makelar yang bermain di ranah politik. Pemilihan langsung hanya melahirkan pemimpin pemimpin boneka.
Kaprah yang salah
Demokrasi ternoda
Garuda luka
Para pendiri menangis di dalam kubur. Negeri yang di perjuangkan menjadi hancur lebur.
Tangis pertiwi
Mengguncang arasy Tuhan
Menunggu mati
Sukabumi, 09 agustus 2015
-sumber haibu merah putih dari komposiana.-
HABUN PULANG KERUMAH
Oleh : Mira Kusuma
Waktu ke waktuUntuk pulang ke rumah
Terasa lelah
Perjalanan pulang menyusuri pinggir kali, kali ini cukup lumayan menyenangkan. Serasa tanpa halangan hembusan angin dingin, walau matahari seperti masih malu-malu memancarkan sinarnya. Saat cuaca cerah kini tak mengurangi hati riangku untuk terus meluncurkan roda sepeda, bersama nikmatnya keindahan warna warni kuncup bunga tulip bermekaran.
Menjelang sore
Langit biru memudar
Ke kicau burung
MiRa – Amsterdam, 18 Maret 2011
-sumbe haibun pulang kerumah dari kumpulaanfiksi-
HAIBUN GADIS KAMBOJA
Oleh: ono tksh
Sirna sudah bayang-bayang suasana sepi, gelap dan kejenuhan yang menyiksaku dulu. Sebuah desa kecil di pinggiran kota, tempat praktekku sekarang. Gadis pengepul kamboja itu yang membuatku betah dan ingin bertahan selamanya di sini.Ayah dan Ibu saling tersenyum, lalu mendesak dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengg0da, saat kuputuskan mempersingkat liburan ini. Sungguh aku rindu dan tak pernah bosan memandangi wajahmu. Dari balik jendela, terlebih rona yang tersapu mentari saat-saat kau menjemur bunga.
gerimis senja
berguguran kamboja
buram jendela
Aksara hati
JKT 140813
-sumber haibun gadis kamboja dari ono aksara warung kopi-
Demikianlah sekilas tentang haibun puisi yang berasal dari jepang. yang kini marak di tulis oleh penyair penyair facebook di indonesia.
Refrensi dari berbagai sumber.