Puisi Jeritan Rakyat Jelata
Friday, December 25, 2015
Puisi jeritan rakyat jelata. Puisi tentang rakyat jelata pengertian Rakyat jelata berdasarkan kamus bahsa indonesia, rakyat jelata adalah rakyat biasa (bukan bangsawan, bukan hartawan) sebagaimana orang kebanyakan, dan pengertian rakyat adalah penduduk suatu negara. Jadi rakyat jelata dapat dikatakan warga negara biasa.
Puisi jeritan Rakyat jelata, judul puisi kirtik sosial di kesempatan kali ini, yang menceritakan tentang keaadaan rakyat biasa di negeri tercinta indonesia. bagaimana kata kata rakyat jelata serta cerita dan makna di balik rangkaian bait bait puisinya, jawabannya ada pada bait bait puisi tentang jeritan hati rakyat jelata dan beberapa puisi yang menceritakan tentang kehidupan rakyat jelata. Adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Nah Bagaimana cerita puisi dan makna dibalik rangkaian bait bait puisi tentang rakyat jelata tersebut untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini, di awali dari puisisi Pemulung.
Puisi Si Pemulung
Di bawah teriknya mentari
Sang pemulung tiada henti
Mengais rejeki demi seuap nasi
Tak pandang waktu tiada lelah
Sepanjang jalan pun di telusurinya
Sakitpun seakan terasa
Sedihpun tiada di rasa
Pahitpun ditelan oleh waktu
Begitu gigih dan selalu semangat
Demi menjalani hidupnya
Kumuh baupun tiada di rasa
Hanya syukur dan perjuangan
Inilah nasib si pemulung
Engkau kurang beruntung
Namun engkau tak pernah bingung
Selalu tersenyum mengajarkan
Hidup penuh syukur
Puisi Jeritan Rakyat Jelata
Dikala golongan menengah atas meneguk jus buah.
Kami hanya bisa meneguk rasa pedih.
Dikala orang menghabiskan rupiah.
Kami hanya bisa memungut sisanya.
Rakyat jelata.
Mereka terkekang menderita.
Sang surya hanya penyejuk bagi jiwa.
Dikala kami sdh diambang putus asa.
Kalian bisa tidur sambil mendengkur.
Kami tidur seperti tersungkur.
Kalian bisa mengharap cita-cita.
Kami hanya bisa mengharap duka.
Rakyat jelata sering menjerit.
Melihat perut mereka terus membuncit.
Membuncit bkn karena kenyang.
Tetapi karena kelaparan mengguncang.
Gubuk kardus beralas tanah.
Kami buat dengan bersusah.
Hanya begitu untuk melepas lelah.
Seharian mengejar nafkah.
Terkadang kami berfikir hidup memang keji.
Terkadang juga kami ingin menyoblos hati.
Kami sdh lelah hidup seperti mati.
Hanya menderita makanan sehari-hari.
Wahai tuhanku.
Apakah engkau sedang menguji daku.
Daku tak kuat menghadapi ujianmu.
Tolong berikan petunjukmu.
PUISI KEGELAPAN
Bibir-bibir membuntal kata
Bual diterjemah semakna dusta
Mual lambung duka cita
Memeras darah dan dahaga rakyat jelata
Di mana mulut tersumpal janji yang bara
Pun leka arti bicara kuasa
Hanya menjamah abdi-abdi harta
Lalu lupa
Jalanan tak pernah sedikit menggores rupa
Atau dendam akan menjadi pembalasnya
Sumpah-sumpah merajalela
Dari lidʌh yang diinjak kepalanya
Serapah akan bermakna
Tersorak bahagia, bilamana kehancuran tak terjeda
Haha
Inikah impi sebuah tanah yang merdeka!!
Adu domba adalah simbol segala
Bahkan di sembah-sembah oleh kaum murka
Lambung di sana
Tak akan kenyang dari remuknya pancaroba
PUISI DEMI SESUAP MAKAN
Koran, koran, koran!
Suaramu lantang beradu dengan bisingnya suara mesin-mesin kendaraan
Kaulipat rasa malu demi sesuap makan
Yang penting halal dan diridhai Tuhan
Saat cahaya Matahari membacok kepala
Acap kali butiran keringat dari wajahmu jatuh ke bumi
Seikhlas laba yang kau syukuri
Selaksa niat dan asa tulus kau semat erat di hati
Getirnya perjuangan hidup kau rasai dalam mencari rezeki
Tiada putus doa di sanubari
Sepenuh serah pada Tuhan Yang Maha Pemberi
Dari pintu ke pintu mobil dan berbagai kendaraan, kau tawarkan lembaran koran
Senyum ramah terus kau lemparkan
Tanpa lelah kakimu melangkah, mengarungi medan kehidupan
Meski kadang dirimu diacuhkan
Tiada patah semangat di badan
Para penjaja koran adalah orang-orang kuat dan tangguh
Melewati perjuangan hidup tanpa rapuh pun keluh
Walau diri berbalut debu dan peluh
Demikianlah puisi jeritan rakyat jelata. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Puisi jeritan Rakyat jelata, judul puisi kirtik sosial di kesempatan kali ini, yang menceritakan tentang keaadaan rakyat biasa di negeri tercinta indonesia. bagaimana kata kata rakyat jelata serta cerita dan makna di balik rangkaian bait bait puisinya, jawabannya ada pada bait bait puisi tentang jeritan hati rakyat jelata dan beberapa puisi yang menceritakan tentang kehidupan rakyat jelata. Adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi si pemulung
- Puisi jeritan hati rakyat jelata.
- Puisi kegelapan
- Puisi demi sesuap makan
# Empat Puisi Tentang Rakyat Jelata
Puisi rakyat jelata umumnya menceritakan tentang keadaan rakyat yang tertindas dari penguasa, dan juga terkadang menceritakan tentang kurang adil rezim penguasa kepada rakyat biasa, dan puisi rakyat jelata yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak menjelaskan tentang rakyat yang menderita.Nah Bagaimana cerita puisi dan makna dibalik rangkaian bait bait puisi tentang rakyat jelata tersebut untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini, di awali dari puisisi Pemulung.
Puisi Si Pemulung
Oleh Suryati Sur
Di bawah teriknya mentariSang pemulung tiada henti
Mengais rejeki demi seuap nasi
Tak pandang waktu tiada lelah
Sepanjang jalan pun di telusurinya
Sakitpun seakan terasa
Sedihpun tiada di rasa
Pahitpun ditelan oleh waktu
Begitu gigih dan selalu semangat
Demi menjalani hidupnya
Kumuh baupun tiada di rasa
Hanya syukur dan perjuangan
Inilah nasib si pemulung
Engkau kurang beruntung
Namun engkau tak pernah bingung
Selalu tersenyum mengajarkan
Hidup penuh syukur
Puisi Jeritan Rakyat Jelata
Oleh: Kakcik Coconutz Blezz
Dikala golongan menengah atas meneguk jus buah.Kami hanya bisa meneguk rasa pedih.
Dikala orang menghabiskan rupiah.
Kami hanya bisa memungut sisanya.
Rakyat jelata.
Mereka terkekang menderita.
Sang surya hanya penyejuk bagi jiwa.
Dikala kami sdh diambang putus asa.
Kalian bisa tidur sambil mendengkur.
Kami tidur seperti tersungkur.
Kalian bisa mengharap cita-cita.
Kami hanya bisa mengharap duka.
Rakyat jelata sering menjerit.
Melihat perut mereka terus membuncit.
Membuncit bkn karena kenyang.
Tetapi karena kelaparan mengguncang.
Gubuk kardus beralas tanah.
Kami buat dengan bersusah.
Hanya begitu untuk melepas lelah.
Seharian mengejar nafkah.
Terkadang kami berfikir hidup memang keji.
Terkadang juga kami ingin menyoblos hati.
Kami sdh lelah hidup seperti mati.
Hanya menderita makanan sehari-hari.
Wahai tuhanku.
Apakah engkau sedang menguji daku.
Daku tak kuat menghadapi ujianmu.
Tolong berikan petunjukmu.
PUISI KEGELAPAN
Oleh: Lika Alvionita
Bibir-bibir membuntal kataBual diterjemah semakna dusta
Mual lambung duka cita
Memeras darah dan dahaga rakyat jelata
Di mana mulut tersumpal janji yang bara
Pun leka arti bicara kuasa
Hanya menjamah abdi-abdi harta
Lalu lupa
Jalanan tak pernah sedikit menggores rupa
Atau dendam akan menjadi pembalasnya
Sumpah-sumpah merajalela
Dari lidʌh yang diinjak kepalanya
Serapah akan bermakna
Tersorak bahagia, bilamana kehancuran tak terjeda
Haha
Inikah impi sebuah tanah yang merdeka!!
Adu domba adalah simbol segala
Bahkan di sembah-sembah oleh kaum murka
Lambung di sana
Tak akan kenyang dari remuknya pancaroba
PUISI DEMI SESUAP MAKAN
KARYA: KHALIS
Koran, koran, koran!Suaramu lantang beradu dengan bisingnya suara mesin-mesin kendaraan
Kaulipat rasa malu demi sesuap makan
Yang penting halal dan diridhai Tuhan
Saat cahaya Matahari membacok kepala
Acap kali butiran keringat dari wajahmu jatuh ke bumi
Seikhlas laba yang kau syukuri
Selaksa niat dan asa tulus kau semat erat di hati
Getirnya perjuangan hidup kau rasai dalam mencari rezeki
Tiada putus doa di sanubari
Sepenuh serah pada Tuhan Yang Maha Pemberi
Dari pintu ke pintu mobil dan berbagai kendaraan, kau tawarkan lembaran koran
Senyum ramah terus kau lemparkan
Tanpa lelah kakimu melangkah, mengarungi medan kehidupan
Meski kadang dirimu diacuhkan
Tiada patah semangat di badan
Para penjaja koran adalah orang-orang kuat dan tangguh
Melewati perjuangan hidup tanpa rapuh pun keluh
Walau diri berbalut debu dan peluh
Demikianlah puisi jeritan rakyat jelata. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.