Puisi Patidusa Membalut
Tuesday, December 29, 2015
Puisi patidusa membalut. Membalut artinya membungkus, biasanya sesutu ang di balu ketika mengalami sesutu hal, hatipun biasa di baliu ketika di lukai sesorang, ap lagi dengan luka yang nyata, kal tak di balut bisa infeksi.
Membalut, satu dari empat puisi patidusa di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya, antara lain.
dari nyatanya terang
pun tersamar
bias
raga
merupa kaca
andai senyum bersolek
berkerut nampak tak sembunyi
sehelai jujur mengakui hari
seindah nikmat berseri
sepanas lumpur
terbagi
olehMu
setimbang harus
'kan terus menyanding
keriangan jalan menuju terbang
Anda Las 30122015
Berulang kubaca
Amanat aksara tersirat
Secuil karang penghambat laju.
Berharap
Sebuah pinta
Memahat congkak di-maya
Mari berdendang jika berkehendak.
Percaya
Aku meyakini
Urat membalut tanduk
Dengus membentak isi langit.
Beradu
Laga tentukan
Jika langkah terbentur
Banteng utarapun tajam bertanduk.
Albert
Palembang Nop 2015
Seperti buah manggis
Dikupas habis
Manis
Meringis
Kesan magis
Menderai senyum tipis
Apalah daya terlihat kikis
Dan juga seperti teriris
Memikat rasa miris
Kelopak bergaris
Tiris
Pliss!
Biarkan desis
Melara sama persis
Tiada hari tanpa mengais
#Salam Anda Las 22.01.2016
Bercucuran darah netra
Tertoreh luka
Lara
Jembatan berbatu penuh liku
Tajam bentang sembilu
Tertanam ranjau
Waktu
Terik mentari memayungi raga
Kepedihan membalut sukma
Tak kuasa
Menafikkannya
Kuingin lari robohkan penghadang
Menutup luka pedang
Kian meradang
Matang
Kupasrah labuhkan semua rasa
Kepada Sang penguasa
Aku rela
Menerima
Jika memang aku pelita
Nyalakan pada hatinya
Sinarku meraba
Nyata
Zahwa Aini Mazida
JOGJAKARTA, 08 NOVEMBER 2015
Demikianlah puisi patidusa membalut. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label patidusa. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Membalut, satu dari empat puisi patidusa di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya, antara lain.
- Puisi benteng bertanduk
- Puisi membalut
- Puisi meraut tiris
- Puisi keakuanku
Puisi Membalut
tersorot cahaya siang malamdari nyatanya terang
pun tersamar
bias
raga
merupa kaca
andai senyum bersolek
berkerut nampak tak sembunyi
sehelai jujur mengakui hari
seindah nikmat berseri
sepanas lumpur
terbagi
olehMu
setimbang harus
'kan terus menyanding
keriangan jalan menuju terbang
Anda Las 30122015
PUISI BANTENG BERTANDUK
TamatBerulang kubaca
Amanat aksara tersirat
Secuil karang penghambat laju.
Berharap
Sebuah pinta
Memahat congkak di-maya
Mari berdendang jika berkehendak.
Percaya
Aku meyakini
Urat membalut tanduk
Dengus membentak isi langit.
Beradu
Laga tentukan
Jika langkah terbentur
Banteng utarapun tajam bertanduk.
Albert
Palembang Nop 2015
Puisi Meraut Tiris
Tiada wanita tak menangisSeperti buah manggis
Dikupas habis
Manis
Meringis
Kesan magis
Menderai senyum tipis
Apalah daya terlihat kikis
Dan juga seperti teriris
Memikat rasa miris
Kelopak bergaris
Tiris
Pliss!
Biarkan desis
Melara sama persis
Tiada hari tanpa mengais
#Salam Anda Las 22.01.2016
PUISI KEAKUANKU
Jiwa gigil hati kakuBercucuran darah netra
Tertoreh luka
Lara
Jembatan berbatu penuh liku
Tajam bentang sembilu
Tertanam ranjau
Waktu
Terik mentari memayungi raga
Kepedihan membalut sukma
Tak kuasa
Menafikkannya
Kuingin lari robohkan penghadang
Menutup luka pedang
Kian meradang
Matang
Kupasrah labuhkan semua rasa
Kepada Sang penguasa
Aku rela
Menerima
Jika memang aku pelita
Nyalakan pada hatinya
Sinarku meraba
Nyata
Zahwa Aini Mazida
JOGJAKARTA, 08 NOVEMBER 2015
Demikianlah puisi patidusa membalut. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label patidusa. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.