Puisi Aku Di Bawah Langit Di Atas Tanah
Wednesday, January 27, 2016
Puisi aku di bawah langit di atas tanah dalam dentang yang sudah tersurat hingga diri menepi Selayak hari dalam keramaian, akan pula berhening memeluk rembulan Mereguk nikmat dari-Nya. tak berkesudahan, sampai bayang menghilang
Pragraf diatas salah satu bait dari tiga puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Di pagi yang menggigilkan berselimut hingga siang mensejajarkan bayangan
Aku serupa hitam itu, kecil berpayung besar di kemerahan
Kini, di waktu berturut kegelapan semata hanya menyampaikan aksara
Dalam rekah yang merona pun bertelungkup berbisa apa sahaja
Dan ini mengurai bagi diri dan sesama hamba Tuhan
Menyadari dalam dentang yang sudah tersurat hingga diri menepi
Selayak hari dalam keramaian, akan pula berhening memeluk rembulan
Mereguk nikmat dariNya seperti tak berkesudahan, sampai bayang menghilang
~Anda Las 27.01.2016
semilir menjadi pesan kepada idaman
engkaulah itu
itulah engkau
aku tidak tau berapa bait rapalan itu
hanya berharap engkau tau dan bertelepati di hatiku
TG Pandan- Jan2016
Mencerahkan rona pandang sekitar
Tak akan lagi teduh remang
Putih kecil yang berkerumun
Se-elok tebaran awan-awan di langit senja
Cerahnya secantik peraduan bidadari
Berselendang hijau seperti daunnya
Dan rona putih yang memancar
Indah menyenangkan saat aku bertemu denganmu
#Salam senja yang cerah Sahabat, Anda Las 27.01.201
Demikianlah puisi aku di bawah langit di atas tanah. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Pragraf diatas salah satu bait dari tiga puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi aku di bawah langit di atas tanah
- Puisi setiap saat
- Puisi dan bila nanti
Puisi Aku Di Bawah Langit Di atas Tanah
Terlentang tak berdaya juga hanya bertangis kala menghirup anginDi pagi yang menggigilkan berselimut hingga siang mensejajarkan bayangan
Aku serupa hitam itu, kecil berpayung besar di kemerahan
Kini, di waktu berturut kegelapan semata hanya menyampaikan aksara
Dalam rekah yang merona pun bertelungkup berbisa apa sahaja
Dan ini mengurai bagi diri dan sesama hamba Tuhan
Menyadari dalam dentang yang sudah tersurat hingga diri menepi
Selayak hari dalam keramaian, akan pula berhening memeluk rembulan
Mereguk nikmat dariNya seperti tak berkesudahan, sampai bayang menghilang
~Anda Las 27.01.2016
PUISI SETIAP SAAT
Ada satu rapalan menggema di kepalakusemilir menjadi pesan kepada idaman
engkaulah itu
itulah engkau
aku tidak tau berapa bait rapalan itu
hanya berharap engkau tau dan bertelepati di hatiku
TG Pandan- Jan2016
Puisi Dan Bila Nanti
Ranting-rantik kecil itu berbungaMencerahkan rona pandang sekitar
Tak akan lagi teduh remang
Putih kecil yang berkerumun
Se-elok tebaran awan-awan di langit senja
Cerahnya secantik peraduan bidadari
Berselendang hijau seperti daunnya
Dan rona putih yang memancar
Indah menyenangkan saat aku bertemu denganmu
#Salam senja yang cerah Sahabat, Anda Las 27.01.201
Demikianlah puisi aku di bawah langit di atas tanah. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.