Puisi Sayangnya Sudah Terbuang
Thursday, January 28, 2016
Puisi Sayangnya Sudah Terbuang hijau cemara Dan gelombang dingin berhujan meriangkan sorot pagi hingga senja Pun malam kan berterang oleh lentera jari dan mata, Seperti berhujan malam dan setelahnya Bersenandung dan berdiam diri.
Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari dua puisi dikesemptan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Sedikit menampar kegamangan 'tuk beralih kembali mewarnai bilah itu
Akankah mungkin, tak dapat diri berkata ya dan merajutnya
Kembali yang kau biaskan pada hati ini tak berarti bersama
Hanya se-onggok celoteh kala bersandar di keriaman antar suara
Sudahlah! Tak perlu lagi menghangatkan helai yang telah kering
Jemari pun masih mampu berhangat dengan usapan hijau cemara
Dan gelombang dingin berhujan meriangkan sorot pagi hingga senja
Pun malam kan berterang oleh lentera jari dan mata
Anda Las 28.01.2016
Masih terbasah dan genangan pun berkilau
Sudahlah temaram berpayung hujan
Lepas sembunyi rembulan dan bintang
Angin
Ya! Masih ada angin yang menemani
Derunya seirama nuansa hati dan kepala
Sedikit gerah, hangat yang timbul begitu saja
Masih kuingin bercengkrama dengan sebidang layar
Berpandang riuh dan sunyi suara-suara hati
Seperti berhujan malam dan setelahnya
Bersenandung dan berdiam diri
Anda Las 28.01.2016
Demikianlah puisi sayangnya sudah terbuang. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari dua puisi dikesemptan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi sayangnya sudah terbuang
- Puisi melepas bayang
Puisi Sayangnya Sudah Terbuang
Sebentuk puji yang sempat tertoleh di keheningan malam iniSedikit menampar kegamangan 'tuk beralih kembali mewarnai bilah itu
Akankah mungkin, tak dapat diri berkata ya dan merajutnya
Kembali yang kau biaskan pada hati ini tak berarti bersama
Hanya se-onggok celoteh kala bersandar di keriaman antar suara
Sudahlah! Tak perlu lagi menghangatkan helai yang telah kering
Jemari pun masih mampu berhangat dengan usapan hijau cemara
Dan gelombang dingin berhujan meriangkan sorot pagi hingga senja
Pun malam kan berterang oleh lentera jari dan mata
Anda Las 28.01.2016
Puisi Malam Melepas Bayang
Malam kian larutMasih terbasah dan genangan pun berkilau
Sudahlah temaram berpayung hujan
Lepas sembunyi rembulan dan bintang
Angin
Ya! Masih ada angin yang menemani
Derunya seirama nuansa hati dan kepala
Sedikit gerah, hangat yang timbul begitu saja
Masih kuingin bercengkrama dengan sebidang layar
Berpandang riuh dan sunyi suara-suara hati
Seperti berhujan malam dan setelahnya
Bersenandung dan berdiam diri
Anda Las 28.01.2016
Demikianlah puisi sayangnya sudah terbuang. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.