Puisi Dongeng Untuk Negeri
Monday, February 29, 2016
Puisi dongeng untuk negeri. Dongeng ialah bentuk sastra lama yg bercerita perihal suatu kejadian yang luar biasa yg penuh imajinasi (fiksi) yang disebut oleh masyarakat suatu hal yg tidak benar-sahih terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yg disampaikan secara turun-temurun berasal nenek moyang. Negeri adalah negara atau bangsa yang di diami oleh masyarakat dan rakyat dan di pimpin oleh seorang untuk mengatur pemerintahan.
Jadi kata dongeng untuk negeri dapat disimpulakn sebagai cerita untuk negeri, jadi puisi dongeng untuk negeri sudah pasti menceritakan tentang keadaan bangsa dan negara dalam bentuk kata kata berbait, bagaimana cerita keritik untuk negeri pada bait-bait dongeng untuk negeri, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
pernah bermimpi
pada tidurnya di siang hari
dihunus terik mentari di atas kepalanya
ia berkisah
Tentang anak satu-satunya
Jupri yang gagah perkasa
menaiki mobil mewah
berdasi dan bergelayut bidadari di sampingnya
sepatunya kutu-kutu saja tergelincir
lalatpun enggan walau hanya sekedar mampir
takut terjungkir
Jupri, sebuah nama kampung
tapi ia dilahirkan dari peluh yang menggunung
ia dibesarkan dari sisa-sisa nafas dalam katung
ia dibelai dari tangan dekil yang dilumuri lempung
menjadi yang ter Agung laksana gunung
Jupri menjadi eksekutif
ketua KPK yang atraktif
gesit bak pembalap di sirkuit
sikat dan gerus para parasit
begitu bunyi pledoi dalam mimpi sang Pak Tani siang ini
Tapi sayang, di tengah asyiknya ia bermimpi
tiba-tiba kerut keningnya seperti mengisyaratkan gundah yang terdalam
merobek jiwanya
menohok ulu hatinya
tepat di depan jengkal matanya yang belum terbuka
ia dapati si Jupri asyik berorasi
dengan politik-politik yang baunya saja melebihi sengat terasi
Pak Tani mulai bertanya dalam hati
anakku, ada apa dengan nuranimu
sebab politik itulah yang kan menjerumuskanmu
dalam kubangan uang kotor, cara berfikir menor, dan ujungnya nanti malah engkau akan dinina bobokan sang pecundang-pecundang yang tipuannya melebihi desing butiran pelor
Jangan!
Jangan kau sentuh ranah itu!
Terlihat kibasan telapak tangan pak tani pasti
Dan sang istri pun menghampiri
"bangun Pak, ini sarapan sekaligus makan siangmu sudah kubawakan, makanlah sesudah itu menghadaplah padaNya, mumpung masih ada waktu Pak ?!". Dan spontan Pak Tani terbangunkan oleh mimpinya sendiri.
Mana Jupri bu?
Jupri ?! siapa Jupri?
Anak satu-satunya kita, lelakiku.
Bapak-bapak lha wong kita belum punya anak kok, gimana sampeyan ini sih Pak ?!
Oh iya aku lupa
lalu ia menepuk jidatnya gelengkan kepala
rupanya kisah tadi hanya khayalanku saja
Sambil membuka bungkusan nasi istrinya
Pak Tani lahap menikmati setiap jumputan yang tercakup dalam kepalannya
Tadinya ku pikir ini indah
tapi mengapa malah jadi dilema
bisik batinnya bertanya-tanya
Apakah Indonesia
begitu adanya
langkah kakinya enggan mengamininya
Pak Tani sudahi ceritanya
Dongeng negeri yang tak pernah ada ujung pangkalnya
Terserah
Sirat matanya, Pasrah!
BKA
Batavia, 280216
Demikianlah puisi berjudul dongeng untuk negeri. baca juga puisi suara anak negeri yang lain yang ada di blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Jadi kata dongeng untuk negeri dapat disimpulakn sebagai cerita untuk negeri, jadi puisi dongeng untuk negeri sudah pasti menceritakan tentang keadaan bangsa dan negara dalam bentuk kata kata berbait, bagaimana cerita keritik untuk negeri pada bait-bait dongeng untuk negeri, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
Puisi Dongeng Untuk Negeri
Dulu seorang Pak Tanipernah bermimpi
pada tidurnya di siang hari
dihunus terik mentari di atas kepalanya
ia berkisah
Tentang anak satu-satunya
Jupri yang gagah perkasa
menaiki mobil mewah
berdasi dan bergelayut bidadari di sampingnya
sepatunya kutu-kutu saja tergelincir
lalatpun enggan walau hanya sekedar mampir
takut terjungkir
Jupri, sebuah nama kampung
tapi ia dilahirkan dari peluh yang menggunung
ia dibesarkan dari sisa-sisa nafas dalam katung
ia dibelai dari tangan dekil yang dilumuri lempung
menjadi yang ter Agung laksana gunung
Jupri menjadi eksekutif
ketua KPK yang atraktif
gesit bak pembalap di sirkuit
sikat dan gerus para parasit
begitu bunyi pledoi dalam mimpi sang Pak Tani siang ini
Tapi sayang, di tengah asyiknya ia bermimpi
tiba-tiba kerut keningnya seperti mengisyaratkan gundah yang terdalam
merobek jiwanya
menohok ulu hatinya
tepat di depan jengkal matanya yang belum terbuka
ia dapati si Jupri asyik berorasi
dengan politik-politik yang baunya saja melebihi sengat terasi
Pak Tani mulai bertanya dalam hati
anakku, ada apa dengan nuranimu
sebab politik itulah yang kan menjerumuskanmu
dalam kubangan uang kotor, cara berfikir menor, dan ujungnya nanti malah engkau akan dinina bobokan sang pecundang-pecundang yang tipuannya melebihi desing butiran pelor
Jangan!
Jangan kau sentuh ranah itu!
Terlihat kibasan telapak tangan pak tani pasti
Dan sang istri pun menghampiri
"bangun Pak, ini sarapan sekaligus makan siangmu sudah kubawakan, makanlah sesudah itu menghadaplah padaNya, mumpung masih ada waktu Pak ?!". Dan spontan Pak Tani terbangunkan oleh mimpinya sendiri.
Mana Jupri bu?
Jupri ?! siapa Jupri?
Anak satu-satunya kita, lelakiku.
Bapak-bapak lha wong kita belum punya anak kok, gimana sampeyan ini sih Pak ?!
Oh iya aku lupa
lalu ia menepuk jidatnya gelengkan kepala
rupanya kisah tadi hanya khayalanku saja
Sambil membuka bungkusan nasi istrinya
Pak Tani lahap menikmati setiap jumputan yang tercakup dalam kepalannya
Tadinya ku pikir ini indah
tapi mengapa malah jadi dilema
bisik batinnya bertanya-tanya
Apakah Indonesia
begitu adanya
langkah kakinya enggan mengamininya
Pak Tani sudahi ceritanya
Dongeng negeri yang tak pernah ada ujung pangkalnya
Terserah
Sirat matanya, Pasrah!
BKA
Batavia, 280216
Demikianlah puisi berjudul dongeng untuk negeri. baca juga puisi suara anak negeri yang lain yang ada di blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.