Puisi Haibun, Aral
Wednesday, February 17, 2016
Puisi haibun Aral. Aral artinya rintangan atau halangan, kata aral sering kita jumpai seperti aral melintang, aral rintangan dan lain lain sebagainya. Dan berkaitan dengan kata aral, puisi yang diupdate kali ini merupakan puisi berjudul aral dengn berformat puisi haibun.
Bagaimana cerita dan makna kata aral dalam puisi berformat haibun tersebut, untuk lebih jelas dan selengkapnya, silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
Bingkai-bingkai yang terserak melayang, mengambang, kukejar bersama sebutir mutiara hingga ke dasar samudra.
Hingga jantung tanpa detak dan nadi tanpa aliran, kau pun tak akan pernah tahu perjuangan merangkai bingkai dari serpihannya. Setitik cahaya di atas kepala penguat asa, penyambung napas dalam gulitanya samudra. Secercah cahaya yang kupegang penghangat batin dalam bekunya lautan, bentengi arus bawah yang begitu kuat menghantam.
Robbi....
Aku yakin akan janjiMu yang tak pernah ingkar. Selama hati dan kalbu berjalan di rel yang lurus, tuntunanMu tak akan pernah terlepas hingga penghujung penantian.
Mendayung sampan
Arung samudra luas
Badai menjelang
Erti Estiwati
Kawo: 17~02~2016
Puisi haibun Aral demikianlah karya dari ibu esti, suka karya tulis ibu Esti silhkan telusuri di blog ini karya karyanya. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Bagaimana cerita dan makna kata aral dalam puisi berformat haibun tersebut, untuk lebih jelas dan selengkapnya, silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
Puisi Haibun, Aral
Bagaimana kau mampu mendengar teriakanku, jeritan yang terlontar dalam lautan sendu.Bingkai-bingkai yang terserak melayang, mengambang, kukejar bersama sebutir mutiara hingga ke dasar samudra.
Hingga jantung tanpa detak dan nadi tanpa aliran, kau pun tak akan pernah tahu perjuangan merangkai bingkai dari serpihannya. Setitik cahaya di atas kepala penguat asa, penyambung napas dalam gulitanya samudra. Secercah cahaya yang kupegang penghangat batin dalam bekunya lautan, bentengi arus bawah yang begitu kuat menghantam.
Robbi....
Aku yakin akan janjiMu yang tak pernah ingkar. Selama hati dan kalbu berjalan di rel yang lurus, tuntunanMu tak akan pernah terlepas hingga penghujung penantian.
Mendayung sampan
Arung samudra luas
Badai menjelang
Erti Estiwati
Kawo: 17~02~2016
Puisi haibun Aral demikianlah karya dari ibu esti, suka karya tulis ibu Esti silhkan telusuri di blog ini karya karyanya. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.