Puisi Mata Melotot
Sunday, February 21, 2016
Puisi mata melotot. Mata artinya indra untuk melihat atau indra penglihat. Mata adalah organ penglihatan. Mata mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls elektrokimia pada sel saraf. mata juga biasa diartikan pada bagian yang tajam pada alat pemotong
Berkaitan dengan kata mata berikut ini, puisi berjudul mata melotot, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI MATA MELOTOT
Mengenang yang pernah terpijak
Merebut bagaikan lencana agung
Kini bertambah dengan kotak waktu
Sembari melotot mata sinis bertanya
Dihalanan imaji tampa pagar batas
Jika kejujuran tak mampu menahan diri
Sebagai bagian dari rembulan tertutup
Kabutpun semakin tambah berlumut
Kemudian retak tertekan kemarau
Sesekali hujan datang merintik
Kebencianpun tumbuh perlahan- lahan.
Tengkulak selalu mencari harga murah
Bagi muslihat ulah penguasa rakus
Mencari- cari wajah termuat dikoran
Dan menyisihkan bagi yang tak segolongan darahnya
Rintihan hujanpun berganti air mata .
Aroma tanah bukan lagi bau segar
Bahkan kawasan debu dan asab kota
Dimana - mana .
Menyelimuti tidurku......karena
Tiada lahan lagi dapat digarap .
19 desember 2016
Demikianlah puisi mata melotot. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Berkaitan dengan kata mata berikut ini, puisi berjudul mata melotot, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI MATA MELOTOT
Oleh H M Taliu B
Mengenang yang pernah terpijakMerebut bagaikan lencana agung
Kini bertambah dengan kotak waktu
Sembari melotot mata sinis bertanya
Dihalanan imaji tampa pagar batas
Jika kejujuran tak mampu menahan diri
Sebagai bagian dari rembulan tertutup
Kabutpun semakin tambah berlumut
Kemudian retak tertekan kemarau
Sesekali hujan datang merintik
Kebencianpun tumbuh perlahan- lahan.
Tengkulak selalu mencari harga murah
Bagi muslihat ulah penguasa rakus
Mencari- cari wajah termuat dikoran
Dan menyisihkan bagi yang tak segolongan darahnya
Rintihan hujanpun berganti air mata .
Aroma tanah bukan lagi bau segar
Bahkan kawasan debu dan asab kota
Dimana - mana .
Menyelimuti tidurku......karena
Tiada lahan lagi dapat digarap .
19 desember 2016
Demikianlah puisi mata melotot. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.