Puisi Salam Rinduku Untuk Kekasih | Puisi Tentang Cinta
Thursday, February 18, 2016
Puisi salam rinduku untuk kekasih. Rindu adalah perasaan yang sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu hal atau memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu, melihat dan lain lain sebagainya.
Rindu terkadang membuat sesorang bertingkah lucu tanpa dia sadari. tersenyum sendiri, bahkan melamun sendiri, atau mungkin tertawa sendiri dalam keheningan. dan hal ini merupaka suatu wajar karena rindu bisa membuat kita larut seperti ngobrol dengan perasaan sendiri.
Dan objek dari rasa rindu banyak macamnya, bisa rindu pada kenangan, rindu pada masa lalu, rindu pada teman lama, rindu pada sahabat, rindu orang tua, rindu keluarga dan yang paling umum dari rasa rindu itu adalah rasa rindu pada kekasih hati. Atau dikenal dengan istilah kangen.
Berkaitan dengan kata kata rindu, salam rinduku untuk kekasih, judul ini, kombinasi dari dua judul dari kumpulan puisi dari seorang bernama Jon Harjoliansyah. adapun masin masing judul puisinya antara lain.
Jutaan asa tlah tercurah tumpah...
Pada larik terik dan gulita buta...
Pada badai dan semilir berhembus...
Pada hamparan gersang dan subur bertafakur...
Tak terhitung kegundahan mengalir pandir terukir kuusir...
Ada lara terpendam redam ku hujam...
Pun ada derita tak terkata...
Semua tlah aus terpupus sebutir kerinduanku nan merdu merayu.
Aku tau dan ingin Memandang MU...
Dalam adaku yg lugu tentu kumalu...
Dalam kerinduanku moga kau mau tau.
Ada rindu nan kian membelenggu dalam menunggu.
Aku membeku dalam cemburu...
Pun ada sebutir cinta buta bermakna bak permata.
Aku tau kau dalam igau...
Mana yg kau pilih biar kau tak tersisih..?
Hanya sedikit kupinta kata dari sekian sapa tertata.
Semoga tiada sesal tergʌnjal kekal sebagai bekal...
Aku mengira kau harap senyumku...
Dalam kerut tuanya zaman.
Ambilah sedikit dari luasnya Kasihku...
Tempat lelahmu kelak kau hempaskan.
Bila binar rindu ku agak terpaku membeku.
Bukankah kau tau.
Waktu tertentu kau hela nafasmu aku ada disisimu.
Setidaknya hanya aku yg tau hatimu.
Tak sedetikpun jua ku beranjak.
Di kejap kejap hidupku yg sunyi kuberlari.
Kau pun selalu ku bawa...
Bulan dan bintang pun tau hatiku.
Jangankan dalam sadarku.Saat mimpi disela sela pulasku.
Hanya dirimu,gairahku.
Percayalah hanya kamu...
Meski terkadang ku acuh...
Acuhku bukan pada adamu...Hatiku.
Namun kupuja.
Jembatan kasih terbentang tanpa simpang
Kujalani jua.
Melangkah terayun menapak sudah...
Didada ini,debar jantung bak berkidung.
Tak kuasa kusimpan rasa...
Aku tersenyum, Suratmu termaklum...
Ku petik kuntum indah nan harum.
Ku ikat dan rangkai tangkai berpita biru merindu...
Meski ku tau jarak tak setenggak nafas terserak...
Sungguh ngarai dan lembah tiada terkata.
Demi janji muara kasihMU.
Dalam tulusku memujaMU
Melainkan akulah luka itu.
Tak sedikit jua kuijinkan kau rasakan keperihan...
Melainkan akulah perih itu.
Pun tentang deritamu, sunyimu, terlebih rajukmu...
Melainkan semua itu akulah...
Tiada kuhitung lagi apa yg mengaliri fikir ataupun rasa dan inginmu...
Dengan segala keluh kesahmu.
Takkan...
Daun hijau yg kemarin melambai...
Kini luruh, tanpa sebutirpun biji tumbuh di taman rinduMU...
Kau tlah pergi wahai penyemai..
Aku disini.
Betapa kemaruk terasuk rasa, kubersujud didepan wujudMu dengan suhud...
Kukira kau tau hatiku yg begitu lugu tiada jemu memujamu...
Cemburu, sadarku terbimbing sabar menunggu isyarat ayat cintaMu...
Biarlah terbelah dadaku...
Agar kau lihat jantungku yang bertulis nama IndahMu.
Sebagai pencinta tiada ku mengeluh...
Kutetap teguh hatipun tak rapuh...
Maut adalah tempat pertemuanku...
Kau jemput aku turut...
Debar ini hapuskan cemburuku.
Si pekak yg semula kukira tiada guna...
Menyalamiku dengan bijak tak berlagak terlebih terlihat congkak...
Dia berkata, Kukhabarkan padamu pencinta semu terbelenggu...
Dunia tlah menjeratmu hingga kau ragu...
Nafsu tlah gantikan nuranimu dengan singgasana duri,tapi kau tak perduli.
Syaitan telah mengajarimu membungkus tiap keburukanmu seakan intan permata kebaikan, nan melenakan...
Aku kian bimbang hatiku merasa sumbang...
Dia berkata, pendengaranku untuk tuhanku.
Pendengaranku untuk tuhanku,
Perkataanku kejujuran tuhanku...
Penglihatanku dalam memandangmu adalah pedang tuhanku yg tlah tembus membelah dadamu...
Apakah telinga, mata, akal dan hatimu pernah kau agungkan sepertiku...
Habis tel@njang aku dihadapan sang bijak...
Telunjuknya mengarah padaku...
Kau berlaku buruk dengan kesempurnaanmu.
Andai kau tau,
DIA masih bisa memaafkan bimbangmu terhadap kuasaNya...
moga kau tau.
Umpama siapa mencinta akan dicinta.
Sesederhana itukah..?
Benarkah..?
Sumpah,aku lengah hingga tak sedikit jua kutau.
Sahabat.
Ingin kubagi rasa suka citaku nan membara...
Kuingin kau cemburu,sebelum aku mencemburuimu.
Aku cinta dia...
Kau cinta dia...
Mereka berkata mereka juga cinta padaNYA...
Aku malu jika cintaku kandas terlindas hingga ku memelas...
Wahai sang pemilik cinta abadi.
Kami memujaMU...
Kami buta dan tuli, kami gagu jika tanpaMU,
HidayahMU..
Kamipun singgah disini.
Bathinku kusut tersesak, kemelut berlumut...
Jutaan tanya menerpa namun tak jua terkata...
Berpangkal nama itu, akalku buntu...
Sang kembara tak ijinkan otakku kian rusak...
Dia tersenyum...
Sahabat, Kampung ini orangnya semua jujur...
Aku diam mataku terpejam...
Disini sipenghina, pendusta, sibakil, ah, seluruh si,si...
masing2 menyempurnakan amalannya disini...
Kau bagaimana sahabat.?
Aku.
Sungguh hatiku terkoyak..."
Kitab suci disurau ini demikian sempurna berdebunya".
Senyumnya kian manis tipis mengiris...
Tiga puasa kutak singgah disini...
Syukur debunya cuma sejari...
Aku takut bila aku tiada nanti...
Kitab suci beserta surau ini tiada lagi...
Aku Bisu tersedu...
Puncak amarahku menusuk langit...
Hampir kumaki semua penduduk ilmu sempurna ini...
Tapi ku tau itu lugu.
Oh. Sabarya sempurna. Aku? .
la.
Terlabuh dimuara bersambut laut sirnalah kemelut, cinta dalam makna...
Tercurah diawan guntur menghibur kilat terperanjat hikmat dalam nikmat...
Hijau alam terbelai rinai, ngarai terbuai.
Sang kasih terbias welas kianlah jelas...
Sekian tahta meronta terdera asa...
Dari dunia gegerkan maya pada sampai nirwana...
Satu cerita pelipur sengsara jiwa...
Moga siapapun pencinta...
Siapapun dicinta tak durjana menabur duka.
Rama dan Sinta demikian adanya.
Cinta.
--------
Demikianlah puisi salam rinduku untuk kekasih. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Rindu terkadang membuat sesorang bertingkah lucu tanpa dia sadari. tersenyum sendiri, bahkan melamun sendiri, atau mungkin tertawa sendiri dalam keheningan. dan hal ini merupaka suatu wajar karena rindu bisa membuat kita larut seperti ngobrol dengan perasaan sendiri.
Dan objek dari rasa rindu banyak macamnya, bisa rindu pada kenangan, rindu pada masa lalu, rindu pada teman lama, rindu pada sahabat, rindu orang tua, rindu keluarga dan yang paling umum dari rasa rindu itu adalah rasa rindu pada kekasih hati. Atau dikenal dengan istilah kangen.
Berkaitan dengan kata kata rindu, salam rinduku untuk kekasih, judul ini, kombinasi dari dua judul dari kumpulan puisi dari seorang bernama Jon Harjoliansyah. adapun masin masing judul puisinya antara lain.
- Puisi sedikit kubagi
- Puisi hatiku
- Puisi untuk kekasih
- Puisi daun luruh
- Puisi salam rinduku
- Puisi cemburu
- Puisi bimbang
- Puisi bimbang II
- Puisi cinta kita
- Puisi sempurna
- Puisi rama dan shinta
- Puisi bimbang II
PUISI SALAM RINDUKU
Dijalan kembara penderma cinta ini...Jutaan asa tlah tercurah tumpah...
Pada larik terik dan gulita buta...
Pada badai dan semilir berhembus...
Pada hamparan gersang dan subur bertafakur...
Tak terhitung kegundahan mengalir pandir terukir kuusir...
Ada lara terpendam redam ku hujam...
Pun ada derita tak terkata...
Semua tlah aus terpupus sebutir kerinduanku nan merdu merayu.
Aku tau dan ingin Memandang MU...
Dalam adaku yg lugu tentu kumalu...
Dalam kerinduanku moga kau mau tau.
PUISI SEDIKIT KUBAGI
Ada duka nan mengharu biru tak jua berlalu...Ada rindu nan kian membelenggu dalam menunggu.
Aku membeku dalam cemburu...
Pun ada sebutir cinta buta bermakna bak permata.
Aku tau kau dalam igau...
Mana yg kau pilih biar kau tak tersisih..?
Hanya sedikit kupinta kata dari sekian sapa tertata.
Semoga tiada sesal tergʌnjal kekal sebagai bekal...
Aku mengira kau harap senyumku...
Dalam kerut tuanya zaman.
Ambilah sedikit dari luasnya Kasihku...
Tempat lelahmu kelak kau hempaskan.
PUISI HATIKU
Jangan kau kira kulupa.Bila binar rindu ku agak terpaku membeku.
Bukankah kau tau.
Waktu tertentu kau hela nafasmu aku ada disisimu.
Setidaknya hanya aku yg tau hatimu.
Tak sedetikpun jua ku beranjak.
Di kejap kejap hidupku yg sunyi kuberlari.
Kau pun selalu ku bawa...
Bulan dan bintang pun tau hatiku.
Jangankan dalam sadarku.Saat mimpi disela sela pulasku.
Hanya dirimu,gairahku.
Percayalah hanya kamu...
Meski terkadang ku acuh...
Acuhku bukan pada adamu...Hatiku.
PUISI UNTUK KEKASIH
Wajah indah kasih nan jauh..Namun kupuja.
Jembatan kasih terbentang tanpa simpang
Kujalani jua.
Melangkah terayun menapak sudah...
Didada ini,debar jantung bak berkidung.
Tak kuasa kusimpan rasa...
Aku tersenyum, Suratmu termaklum...
Ku petik kuntum indah nan harum.
Ku ikat dan rangkai tangkai berpita biru merindu...
Meski ku tau jarak tak setenggak nafas terserak...
Sungguh ngarai dan lembah tiada terkata.
Demi janji muara kasihMU.
Dalam tulusku memujaMU
PUISI DAUN LURUH
Tak ingin kulihat luka yg mendalam...Melainkan akulah luka itu.
Tak sedikit jua kuijinkan kau rasakan keperihan...
Melainkan akulah perih itu.
Pun tentang deritamu, sunyimu, terlebih rajukmu...
Melainkan semua itu akulah...
Tiada kuhitung lagi apa yg mengaliri fikir ataupun rasa dan inginmu...
Dengan segala keluh kesahmu.
Takkan...
Daun hijau yg kemarin melambai...
Kini luruh, tanpa sebutirpun biji tumbuh di taman rinduMU...
Kau tlah pergi wahai penyemai..
Aku disini.
PUISI CEMBURU
Runtuh egoku ketika cintaku terkapar sakar...Betapa kemaruk terasuk rasa, kubersujud didepan wujudMu dengan suhud...
Kukira kau tau hatiku yg begitu lugu tiada jemu memujamu...
Cemburu, sadarku terbimbing sabar menunggu isyarat ayat cintaMu...
Biarlah terbelah dadaku...
Agar kau lihat jantungku yang bertulis nama IndahMu.
Sebagai pencinta tiada ku mengeluh...
Kutetap teguh hatipun tak rapuh...
Maut adalah tempat pertemuanku...
Kau jemput aku turut...
Debar ini hapuskan cemburuku.
PUISI BIMBANG
Betapa tidak.Si pekak yg semula kukira tiada guna...
Menyalamiku dengan bijak tak berlagak terlebih terlihat congkak...
Dia berkata, Kukhabarkan padamu pencinta semu terbelenggu...
Dunia tlah menjeratmu hingga kau ragu...
Nafsu tlah gantikan nuranimu dengan singgasana duri,tapi kau tak perduli.
Syaitan telah mengajarimu membungkus tiap keburukanmu seakan intan permata kebaikan, nan melenakan...
Aku kian bimbang hatiku merasa sumbang...
Dia berkata, pendengaranku untuk tuhanku.
PUISI BIMBANG II
Alangkah terkesima akalku yg semula mengangap sipekak itu gagu...Pendengaranku untuk tuhanku,
Perkataanku kejujuran tuhanku...
Penglihatanku dalam memandangmu adalah pedang tuhanku yg tlah tembus membelah dadamu...
Apakah telinga, mata, akal dan hatimu pernah kau agungkan sepertiku...
Habis tel@njang aku dihadapan sang bijak...
Telunjuknya mengarah padaku...
Kau berlaku buruk dengan kesempurnaanmu.
Andai kau tau,
DIA masih bisa memaafkan bimbangmu terhadap kuasaNya...
moga kau tau.
PUISI CINTA KITA
Demikian kukata,Umpama siapa mencinta akan dicinta.
Sesederhana itukah..?
Benarkah..?
Sumpah,aku lengah hingga tak sedikit jua kutau.
Sahabat.
Ingin kubagi rasa suka citaku nan membara...
Kuingin kau cemburu,sebelum aku mencemburuimu.
Aku cinta dia...
Kau cinta dia...
Mereka berkata mereka juga cinta padaNYA...
Aku malu jika cintaku kandas terlindas hingga ku memelas...
Wahai sang pemilik cinta abadi.
Kami memujaMU...
Kami buta dan tuli, kami gagu jika tanpaMU,
HidayahMU..
PUISI SEMPURNA
Sang kembara bersamaku melintas di sebuah kampung yg bernama "Sempurna".Kamipun singgah disini.
Bathinku kusut tersesak, kemelut berlumut...
Jutaan tanya menerpa namun tak jua terkata...
Berpangkal nama itu, akalku buntu...
Sang kembara tak ijinkan otakku kian rusak...
Dia tersenyum...
Sahabat, Kampung ini orangnya semua jujur...
Aku diam mataku terpejam...
Disini sipenghina, pendusta, sibakil, ah, seluruh si,si...
masing2 menyempurnakan amalannya disini...
Kau bagaimana sahabat.?
Aku.
PUISI SEMPURNA II
Pertanyaan sang kembara amat halus, namun tembus hampir kupupus...Sungguh hatiku terkoyak..."
Kitab suci disurau ini demikian sempurna berdebunya".
Senyumnya kian manis tipis mengiris...
Tiga puasa kutak singgah disini...
Syukur debunya cuma sejari...
Aku takut bila aku tiada nanti...
Kitab suci beserta surau ini tiada lagi...
Aku Bisu tersedu...
Puncak amarahku menusuk langit...
Hampir kumaki semua penduduk ilmu sempurna ini...
Tapi ku tau itu lugu.
Oh. Sabarya sempurna. Aku? .
la.
PUISI RAMA DAN SHINTA
Sang maha biaskan kasih...Terlabuh dimuara bersambut laut sirnalah kemelut, cinta dalam makna...
Tercurah diawan guntur menghibur kilat terperanjat hikmat dalam nikmat...
Hijau alam terbelai rinai, ngarai terbuai.
Sang kasih terbias welas kianlah jelas...
Sekian tahta meronta terdera asa...
Dari dunia gegerkan maya pada sampai nirwana...
Satu cerita pelipur sengsara jiwa...
Moga siapapun pencinta...
Siapapun dicinta tak durjana menabur duka.
Rama dan Sinta demikian adanya.
Cinta.
--------
Demikianlah puisi salam rinduku untuk kekasih. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.