Puisi Wajah Dalam Dekapan Bunga Krisan Kuning
Sunday, February 21, 2016
Puisi wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala, bagi manusia meliputi wilayah dari dahi hingga dagu, Wajah terutama digunakan untuk ekspresi wajah, penampilan, serta identitas sesorang
Wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. salah satu judul dari tiga puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Menatap hampa
Wajah yang biru tanpa suara
Sejenak ku tertegun
Mematung tak berkedip
Melihat tubuhmu tak bergerak
Diam,
Diam tanpa suara
Bibirku terkunci rapat
Hening,
Hening nian membusa
Celoteh hatiku terhenti
Kau,
Terbaring
Di bawah naungan kelambu tipis
Kau,
Terlentang
Mendekap sebuket bunga krisan kuning
Diam,
Hanyutku terdiam
Memangku lisan yang membisu
Diam,
Tanyaku terdiam
Menimang ucap jawaban kaku
Sesaat kutenggelam
Merenung karam
Pada dalamnya sumur hatiku
Sesaat kumelarut
Menentang kalut
Pada risaunya ketakutanku
Hony
PLB Februari, 22-2016
Sehingga tak menunggu langkah ini perlahan
Begitu cepatnya masa berganti
Sehingga tak menoleh perjalanan yang kemarin
Selaksa angin yang mengibas
Tidak perduli musim dingin atau panas
Waktu adalah yang tercepat
Selama di nanti mungkin akan melambat
Seperti kereta tak menunggu
Untuk penumpang yang datang terlambat
Waktu akan terus melaju,
Membawa kehidupan ini ke masa depan
Minggu berwindu, era bermasa
Abad akan menjadi jabatan ukiran yang erat
Kereta melaju tanpa berhenti
Sepanjang lorong peron-peron yang terlewati
Hony
PLB Februari, 22-2016
Berserakan meratapi dahan-dahan yang di tinggalkan
Kering di bawah jemuran mentari
Basah di atas rintihan hujan yang membasuhi
Selusin burung datang dan menertawai
Ramai-ramai berceloteh, saling bisik mengata'i
"Kau hanyalah sampah yang akan membusuk..!"
Begitu riang gembiranya sang burung menyumpah serapah,
Tanpa hiraukan bulu-bulu indahnya ranggas ke tanah
"Mawas dirilah, kehilangan adalah kesedihan yang tertunda untuk esok hari,"
Janganlah terlalu bersenang, ketika kelak, masa itu akan datang..!
Jawaban daun yang tersenyum, atas kepedihan yang terhina.
Hony
Februari, 22-2016
Demikianlah puisi wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. salah satu judul dari tiga puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi wajah dalam dekapan bunga krisan kuning
- Puisi kereta waktu
- Puisi jawaban atas hinaan
PUISI WAJAH DALAM DEKAP BUNGA KRISAN KUNING
Sesaat kuterpanaMenatap hampa
Wajah yang biru tanpa suara
Sejenak ku tertegun
Mematung tak berkedip
Melihat tubuhmu tak bergerak
Diam,
Diam tanpa suara
Bibirku terkunci rapat
Hening,
Hening nian membusa
Celoteh hatiku terhenti
Kau,
Terbaring
Di bawah naungan kelambu tipis
Kau,
Terlentang
Mendekap sebuket bunga krisan kuning
Diam,
Hanyutku terdiam
Memangku lisan yang membisu
Diam,
Tanyaku terdiam
Menimang ucap jawaban kaku
Sesaat kutenggelam
Merenung karam
Pada dalamnya sumur hatiku
Sesaat kumelarut
Menentang kalut
Pada risaunya ketakutanku
Hony
PLB Februari, 22-2016
PUISI KERETA WAKTU
Betapa cepatnya waktu berlariSehingga tak menunggu langkah ini perlahan
Begitu cepatnya masa berganti
Sehingga tak menoleh perjalanan yang kemarin
Selaksa angin yang mengibas
Tidak perduli musim dingin atau panas
Waktu adalah yang tercepat
Selama di nanti mungkin akan melambat
Seperti kereta tak menunggu
Untuk penumpang yang datang terlambat
Waktu akan terus melaju,
Membawa kehidupan ini ke masa depan
Minggu berwindu, era bermasa
Abad akan menjadi jabatan ukiran yang erat
Kereta melaju tanpa berhenti
Sepanjang lorong peron-peron yang terlewati
Hony
PLB Februari, 22-2016
PUISI JAWABAN ATAS HINAAN
Daun-daun yang di gugurkan anginBerserakan meratapi dahan-dahan yang di tinggalkan
Kering di bawah jemuran mentari
Basah di atas rintihan hujan yang membasuhi
Selusin burung datang dan menertawai
Ramai-ramai berceloteh, saling bisik mengata'i
"Kau hanyalah sampah yang akan membusuk..!"
Begitu riang gembiranya sang burung menyumpah serapah,
Tanpa hiraukan bulu-bulu indahnya ranggas ke tanah
"Mawas dirilah, kehilangan adalah kesedihan yang tertunda untuk esok hari,"
Janganlah terlalu bersenang, ketika kelak, masa itu akan datang..!
Jawaban daun yang tersenyum, atas kepedihan yang terhina.
Hony
Februari, 22-2016
Demikianlah puisi wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.