Skip to main content

Puisi Wajah Dalam Dekapan Bunga Krisan Kuning

Puisi Wajah Dalam Dekapan Bunga Krisan Kuning
Puisi wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala, bagi manusia meliputi wilayah dari dahi hingga dagu, Wajah terutama digunakan untuk ekspresi wajah, penampilan, serta identitas sesorang

Wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. salah satu judul dari tiga puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi wajah dalam dekapan bunga krisan kuning
  2. Puisi kereta waktu
  3. Puisi jawaban atas hinaan
Bagaimana cerita dan makna dari kedua puisi tersebut, untuk lebih jelasnya silahakn disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI WAJAH DALAM DEKAP BUNGA KRISAN KUNING

Sesaat kuterpana
Menatap hampa
Wajah yang biru tanpa suara

Sejenak ku tertegun
Mematung tak berkedip
Melihat tubuhmu tak bergerak

Diam,
Diam tanpa suara
Bibirku terkunci rapat

Hening,
Hening nian membusa
Celoteh hatiku terhenti

Kau,
Terbaring
Di bawah naungan kelambu tipis

Kau,
Terlentang
Mendekap sebuket bunga krisan kuning

Diam,
Hanyutku terdiam
Memangku lisan yang membisu

Diam,
Tanyaku terdiam
Menimang ucap jawaban kaku

Sesaat kutenggelam
Merenung karam
Pada dalamnya sumur hatiku

Sesaat kumelarut
Menentang kalut
Pada risaunya ketakutanku

Hony
PLB Februari, 22-2016


PUISI KERETA WAKTU

Betapa cepatnya waktu berlari
Sehingga tak menunggu langkah ini perlahan

Begitu cepatnya masa berganti
Sehingga tak menoleh perjalanan yang kemarin

Selaksa angin yang mengibas
Tidak perduli musim dingin atau panas

Waktu adalah yang tercepat
Selama di nanti mungkin akan melambat

Seperti kereta tak menunggu
Untuk penumpang yang datang terlambat

Waktu akan terus melaju,
Membawa kehidupan ini ke masa depan

Minggu berwindu, era bermasa
Abad akan menjadi jabatan ukiran yang erat

Kereta melaju tanpa berhenti
Sepanjang lorong peron-peron yang terlewati

Hony
PLB Februari, 22-2016


PUISI JAWABAN ATAS HINAAN

Daun-daun yang di gugurkan angin
Berserakan meratapi dahan-dahan yang di tinggalkan

Kering di bawah jemuran mentari
Basah di atas rintihan hujan yang membasuhi

Selusin burung datang dan menertawai
Ramai-ramai berceloteh, saling bisik mengata'i
"Kau hanyalah sampah yang akan membusuk..!"

Begitu riang gembiranya sang burung menyumpah serapah,
Tanpa hiraukan bulu-bulu indahnya ranggas ke tanah

"Mawas dirilah, kehilangan adalah kesedihan yang tertunda untuk esok hari,"
Janganlah terlalu bersenang, ketika kelak, masa itu akan datang..!
Jawaban daun yang tersenyum, atas kepedihan yang terhina.

Hony
Februari, 22-2016


Demikianlah puisi wajah dalam dekapan bunga krisan kuning. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.