Haibun Memaknai Pagi
Monday, March 07, 2016
Haibun Memaknai Pagi | Mungkin aku harus belajar lagi, untuk lebih memahami. Sabar dan kuatkan hati, meski rasanya memang terlalu berat. Dan kenapa Aku selalu saja salah, bahkan sedikit pun kini tak ada benar dalam diriku. Lembar demi lembar kubuka kembali, teringat tentang beberapa waktu lalu. Ketika jalan masih searah. Ketika tak ada kata salah, tapi lebih kepada saling mengerti.
Diaryku kini bahkan telah usang, karena terlalu lama tersimpan. Hasrat lalu ingin kuberikan padamu, biar kamu bisa membaca satu persatu tiap aksaranya, namun seiring waktu kulihat kamu telah enggan. Tak ingin tahu lagi tiap kata yang kutulis. Kini kubiarkan lapuk tanpa ada yang memaknai, biarlah hancur terkikis waktu.
Dan dipagi ini hatiku bimbang, sapaan tadi tak memberi kepastian. Biasalah harus kuakhiri telepon dengan tergesa- gesa. Setelah itu pesanku hanya terbaca. Entah masih boleh atau tidak aku menghubunginya.
Pagi nan sepi
Riuh gejolak hati
Teriris pilu
Riya Wulandary
Bms 4-3-16
Haibun memaknai pagi. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi haibun dari Riya wulandary menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Diaryku kini bahkan telah usang, karena terlalu lama tersimpan. Hasrat lalu ingin kuberikan padamu, biar kamu bisa membaca satu persatu tiap aksaranya, namun seiring waktu kulihat kamu telah enggan. Tak ingin tahu lagi tiap kata yang kutulis. Kini kubiarkan lapuk tanpa ada yang memaknai, biarlah hancur terkikis waktu.
Dan dipagi ini hatiku bimbang, sapaan tadi tak memberi kepastian. Biasalah harus kuakhiri telepon dengan tergesa- gesa. Setelah itu pesanku hanya terbaca. Entah masih boleh atau tidak aku menghubunginya.
Pagi nan sepi
Riuh gejolak hati
Teriris pilu
Riya Wulandary
Bms 4-3-16
Haibun memaknai pagi. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi haibun dari Riya wulandary menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.