Prosa For Sameone
Wednesday, March 16, 2016
Prosa for sameone | Setiap malam, ketika hari telah gelap dan hanya hening yang menutupi hari. Mata ini hanya memandangi kerlipan bintang-bintang yang jauh di sana, hati seakan ingin menggapainya dan menyimpan sebagai pelita belahan jiwa yang sunyi.
Apakah kau tahu, betapa rindu ini telah mematri diri walaupun bisu tiada bicara tentang manisnya cinta. Tidakkah kau ingin menuliskan sebaris kata tentang hatimu, agar aku tahu jemarimu lah kehangatan yang merengkuh rinduku. Biarkan aku tersenyum dalam tidur dan selalu bermimpi tentang indahnya kita bersama, hingga esok hari langkahku tetap tegar dan kuat walau kau masih jauh dan hanya bayangan kabut.
Sayang....
Kala angin berhembus melengkapi malam, dinginnya terasa menghancurkan pondasi-pondasi yang berusaha tetap ku jaga dan terus ku bangun, sebagai mahligai di atas awan berwarna pelangi. Tidakkah kau ingin ikut menghiasinya, hingga menjadi lebih baik dari kekosongan yang telah lama kita lalui sebagai dinding sunyi yang masih memenjarakan tawa kita.
Bukan permata atau intan yang ku pinta sebagai ikrarmu, namun kasihmu yang hangat membaluri setiap meronanya hariku, hingga tak ada air mata yang menetes lagi.
Berilah senyuman buatku dan kasihku yang akan menjadi penerang sunyimu di sana. hingga waktu mempertemukan kita dalam perjalanan yang membuka lembaran baru untuk kau dan aku bersama.
Semoga kau mengerti, with "tembok es"
Demikianlah prosa for sameone. Simak/baca juga prosa atau puisi yang lain di blog ini, semoga prosa diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Apakah kau tahu, betapa rindu ini telah mematri diri walaupun bisu tiada bicara tentang manisnya cinta. Tidakkah kau ingin menuliskan sebaris kata tentang hatimu, agar aku tahu jemarimu lah kehangatan yang merengkuh rinduku. Biarkan aku tersenyum dalam tidur dan selalu bermimpi tentang indahnya kita bersama, hingga esok hari langkahku tetap tegar dan kuat walau kau masih jauh dan hanya bayangan kabut.
Sayang....
Kala angin berhembus melengkapi malam, dinginnya terasa menghancurkan pondasi-pondasi yang berusaha tetap ku jaga dan terus ku bangun, sebagai mahligai di atas awan berwarna pelangi. Tidakkah kau ingin ikut menghiasinya, hingga menjadi lebih baik dari kekosongan yang telah lama kita lalui sebagai dinding sunyi yang masih memenjarakan tawa kita.
Bukan permata atau intan yang ku pinta sebagai ikrarmu, namun kasihmu yang hangat membaluri setiap meronanya hariku, hingga tak ada air mata yang menetes lagi.
Berilah senyuman buatku dan kasihku yang akan menjadi penerang sunyimu di sana. hingga waktu mempertemukan kita dalam perjalanan yang membuka lembaran baru untuk kau dan aku bersama.
Semoga kau mengerti, with "tembok es"
Demikianlah prosa for sameone. Simak/baca juga prosa atau puisi yang lain di blog ini, semoga prosa diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.