Prosa Jam Dan Waktu
Monday, March 28, 2016
Prosan jam dan waktu | Hanya sebutir pasir di antara hamparan yang memutih di indahnya pantai. Menyusun dan merangkai menjadi makna untuk terbaca ungkapan bahwa sangat berartinya dirimu mentari yang menyinari dan menghangati hati ini dengan kilauanmu yang sangat sempurna.
Mungkin tiada setitikpun dirimu melihat bahwa ada kecewa dan terluka karna tak sebelah matapun kau menoleh atau sekedar menghibur diriku yang berada tepat di sisi paling gelap hingga engkau malas untuk menembus celah dan memberikan rona cahayamu yang agung. Bukan diri ini yang tidak percaya bahwa kau akan selalu hadir disetiap hari, namun raguku kadang menutupi menjadi kabut karena mendung yang senantiasa selalu lebih dulu datang sebelum engkau terbit. Merinai dan membasahi wajah yang dingin hingga membeku tak cukup masa untuk kau cairkan sehingga hangat kembali.
Ah...., hitamku baru saja pulang dengan kebisuan yang panjang cuma memberikan tanda batuknya yang kian tua, namun dengan sinis tiada berkata satu maknapun untuk kusimpan sebagai kenangan bahwa hadirku juga memberi arti, berlalu serta hilang.
Aku tak dapat bicara dan merasa hanya memutari sesuai dengan apa yang harus terjadi, menjalani yang telah ditakdirkan dengan jarum-jarum yang kian hari semakin jauh berdetak pada alam yang kian kusam dengan busana yang berasa aneh untuk sekedar difahami.
Mungkin aku akan tetap berjalan hari ini besok atau selamanya sampai benar-benar berkarat dan tiada daya lagi untuk membaca dirimu yang kian jauh dari penglihatan, aku hanya akan terus menatap dengan maknaku yang hanyalah sebuah titik di antara ribuan nada yang lebih indah untuk kau pandangi dan kagumi.
28032016
Wind Night
Demikianlah Prosa Jam dan Waktu Simak/baca juga prosa atau puisi yang lain di blog ini, semoga prosa diaas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Mungkin tiada setitikpun dirimu melihat bahwa ada kecewa dan terluka karna tak sebelah matapun kau menoleh atau sekedar menghibur diriku yang berada tepat di sisi paling gelap hingga engkau malas untuk menembus celah dan memberikan rona cahayamu yang agung. Bukan diri ini yang tidak percaya bahwa kau akan selalu hadir disetiap hari, namun raguku kadang menutupi menjadi kabut karena mendung yang senantiasa selalu lebih dulu datang sebelum engkau terbit. Merinai dan membasahi wajah yang dingin hingga membeku tak cukup masa untuk kau cairkan sehingga hangat kembali.
Ah...., hitamku baru saja pulang dengan kebisuan yang panjang cuma memberikan tanda batuknya yang kian tua, namun dengan sinis tiada berkata satu maknapun untuk kusimpan sebagai kenangan bahwa hadirku juga memberi arti, berlalu serta hilang.
Aku tak dapat bicara dan merasa hanya memutari sesuai dengan apa yang harus terjadi, menjalani yang telah ditakdirkan dengan jarum-jarum yang kian hari semakin jauh berdetak pada alam yang kian kusam dengan busana yang berasa aneh untuk sekedar difahami.
Mungkin aku akan tetap berjalan hari ini besok atau selamanya sampai benar-benar berkarat dan tiada daya lagi untuk membaca dirimu yang kian jauh dari penglihatan, aku hanya akan terus menatap dengan maknaku yang hanyalah sebuah titik di antara ribuan nada yang lebih indah untuk kau pandangi dan kagumi.
28032016
Wind Night
Demikianlah Prosa Jam dan Waktu Simak/baca juga prosa atau puisi yang lain di blog ini, semoga prosa diaas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.