Puisi Sekeping Embun Di Balik Terali Jendela
Wednesday, March 30, 2016
Puisi sekeping embun di balik terali jendela. Pengertian embun adalah uap air yang mengalami proses pengembunan atau proses berubahnya gas menjadi cairan. Embun biasanya akan muncul di pagi hari, di selasela kaca jendela ataupun muncul di balik dedaunan.
Sekeping embun di balik terali jendela, judul puisi kali ini, salah satu penggalan baitnya. "Kau tengah menerali penyesalan atas kerinduan hidup yang pernah di jalani sebelumnya,Jembatan-jembatan yang terjal siap memutus langkah yang terjegal,Menggoyahkan langkah itu, Terhenti begitu saja. Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.
Menerali langkah perjalanan
Di balik megahnya dunia
Angkuh, paham tentang "itu"
Ini adalah sebuah "sesuatu"
Tak mempelajari atau pun memahami
Hanya ketika inilah "itu"
Ketika mengajari(")
Tentang hidup yang pongah
Di antara gelimang duniawi
Adakah sepercik serpih embun dalam hati?..(?)
Tentu..!
Adalah sekeping mutiara
Yang hidup di bawah letupan dada
Dasar, pangkal ketulusan
Hidup yang penuh belukar dan
Jembatan-jembatan yang terjal siap memutus langkah yang terjegal
Di antara sempoyong bambu-bambu kering
Menggoyahkan langkah itu
Terhenti begitu saja
Adalah dia
Bukan tak mengerti
Hanyalah paham yang mampu mendahului
Tentang "itu"
Inilah sebenarnya...(.)
Kasihan
Ucap yang pantas
Namun tetapi, itulah pilihannya
Hidup di antara beberapa pintu
Yang siap untuk menghantarkannya
Adalah pintu itulah yang di masukinya
Ruang sempit dan kotor juga berbau
Namun apalah daya itulah yang di sukainya
Pilihan yang terpilih di antara lainnya
Sayang..
Semua penyesalan tak datang di awal ketika
Namun ketika terakhir kali, berakhir
Inilah hidup
Dunia seperti itulah
Tak ada yang mengetahui
Akan bagaimana perjalanannya itu
Menyenangkankah?(?)
Atau menyulitkannyakah?(?)
Semua kembali kepada dirinya
Apa yang kau pilih itulah hidup dari pilihanmu sendiri
Jangan pernah menyalahkannya
Karena hidup adalah kamulah yang menjalaninya
Bilik jendela itu telah menyurati pandangan kosong matamu
Bahwa di kisi-kisi waktu yang tersisa
Kau tengah menerali penyesalan atas kerinduan hidup yang pernah di jalani sebelumnya..
Sekeping embun itu telah mengantungi percik
Di bawah linangan jendela dunia hidup..
Hony
Maret, 29-2016
Demikianlah puisi sekeping embun di balik terali jendela. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Sekeping embun di balik terali jendela, judul puisi kali ini, salah satu penggalan baitnya. "Kau tengah menerali penyesalan atas kerinduan hidup yang pernah di jalani sebelumnya,Jembatan-jembatan yang terjal siap memutus langkah yang terjegal,Menggoyahkan langkah itu, Terhenti begitu saja. Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI SEKEPING EMBUN DI BALIK TERALI JENDELA
Kisi-kisi jendela hidupMenerali langkah perjalanan
Di balik megahnya dunia
Angkuh, paham tentang "itu"
Ini adalah sebuah "sesuatu"
Tak mempelajari atau pun memahami
Hanya ketika inilah "itu"
Ketika mengajari(")
Tentang hidup yang pongah
Di antara gelimang duniawi
Adakah sepercik serpih embun dalam hati?..(?)
Tentu..!
Adalah sekeping mutiara
Yang hidup di bawah letupan dada
Dasar, pangkal ketulusan
Hidup yang penuh belukar dan
Jembatan-jembatan yang terjal siap memutus langkah yang terjegal
Di antara sempoyong bambu-bambu kering
Menggoyahkan langkah itu
Terhenti begitu saja
Adalah dia
Bukan tak mengerti
Hanyalah paham yang mampu mendahului
Tentang "itu"
Inilah sebenarnya...(.)
Kasihan
Ucap yang pantas
Namun tetapi, itulah pilihannya
Hidup di antara beberapa pintu
Yang siap untuk menghantarkannya
Adalah pintu itulah yang di masukinya
Ruang sempit dan kotor juga berbau
Namun apalah daya itulah yang di sukainya
Pilihan yang terpilih di antara lainnya
Sayang..
Semua penyesalan tak datang di awal ketika
Namun ketika terakhir kali, berakhir
Inilah hidup
Dunia seperti itulah
Tak ada yang mengetahui
Akan bagaimana perjalanannya itu
Menyenangkankah?(?)
Atau menyulitkannyakah?(?)
Semua kembali kepada dirinya
Apa yang kau pilih itulah hidup dari pilihanmu sendiri
Jangan pernah menyalahkannya
Karena hidup adalah kamulah yang menjalaninya
Bilik jendela itu telah menyurati pandangan kosong matamu
Bahwa di kisi-kisi waktu yang tersisa
Kau tengah menerali penyesalan atas kerinduan hidup yang pernah di jalani sebelumnya..
Sekeping embun itu telah mengantungi percik
Di bawah linangan jendela dunia hidup..
Hony
Maret, 29-2016
Demikianlah puisi sekeping embun di balik terali jendela. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.