Puisi asa yang tersandung batu lembayung
Tuesday, April 05, 2016
Puisi asa yang tersandung batu lembayung. Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya asa atau harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sebagai sugesti agar terwujud.
Puisi asa yang tersandung batu lembayung, judul puisi di kesempatan ini, salah satu penggalan baitnya. "Rinai yang luruh menembus celahan kaca mata bertangkai,Mendiamkan seribu denging yang berkacak dinding telinga,Membuyarkan hamparan segala keinginan". Selengkapanya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.
Dan tiba-tiba angin lalu menghunuskan desauannya
Pedati hati pun terjungkal pada tepian tebing curam
Di sana lembah sunyi siap menanti
Memukau pemandangan hari-hari
Mata ini sekejap tertutup
Mendiamkan seribu denging yang berkacak dinding telinga
"Wahai dewi, berlarilah meninggalkan"
Seruan itu terus mengiang
Pada telinga hujan yang jatuh ke pangkuan
Hutan yang rimbun
Kaca demi kaca embun melewati
Rinai yang luruh menembus celahan kaca mata bertangkai
Dari sekotak lisan yang bisu tercamkan
Hari-hari bersudut bingkai ketidaknyataan
Pahit.. manis.. tak jua terasakan
Betapa tawar mungkin inilah kenyataan
Rasa seperti tertelan lembayung yang tak bernaung
Hilir semilir asa mengembalikan keraguan
Dari denting segelintir ranting yang siap mengering
Meng' antara di riuhan desak daun-daun dan dahan
Mengusik sepelapah pesan yang hampir terhapuskan
Atas sirnanya pohon-pohon keyakinan dalam kehidupan
Rindu tentang keberadaan
Segelembung rasa yang telah pecah di antara ketiadaan
Membuyarkan hamparan segala keinginan
Dari tertumpahnya rencana hilang sejenak dalam kekosongan
Hony
April, 04-2016
Demikianlah Puisi asa yang tersandung batu lembayung. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Puisi asa yang tersandung batu lembayung, judul puisi di kesempatan ini, salah satu penggalan baitnya. "Rinai yang luruh menembus celahan kaca mata bertangkai,Mendiamkan seribu denging yang berkacak dinding telinga,Membuyarkan hamparan segala keinginan". Selengkapanya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI ASA YANG TERSANDUNG BATU LEMBAYUNG
Seketika rindu itu senyapDan tiba-tiba angin lalu menghunuskan desauannya
Pedati hati pun terjungkal pada tepian tebing curam
Di sana lembah sunyi siap menanti
Memukau pemandangan hari-hari
Mata ini sekejap tertutup
Mendiamkan seribu denging yang berkacak dinding telinga
"Wahai dewi, berlarilah meninggalkan"
Seruan itu terus mengiang
Pada telinga hujan yang jatuh ke pangkuan
Hutan yang rimbun
Kaca demi kaca embun melewati
Rinai yang luruh menembus celahan kaca mata bertangkai
Dari sekotak lisan yang bisu tercamkan
Hari-hari bersudut bingkai ketidaknyataan
Pahit.. manis.. tak jua terasakan
Betapa tawar mungkin inilah kenyataan
Rasa seperti tertelan lembayung yang tak bernaung
Hilir semilir asa mengembalikan keraguan
Dari denting segelintir ranting yang siap mengering
Meng' antara di riuhan desak daun-daun dan dahan
Mengusik sepelapah pesan yang hampir terhapuskan
Atas sirnanya pohon-pohon keyakinan dalam kehidupan
Rindu tentang keberadaan
Segelembung rasa yang telah pecah di antara ketiadaan
Membuyarkan hamparan segala keinginan
Dari tertumpahnya rencana hilang sejenak dalam kekosongan
Hony
April, 04-2016
Demikianlah Puisi asa yang tersandung batu lembayung. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.