Puisi Jeritan Sumringah Mentari Berdarah
Friday, April 22, 2016
Puisi jeritan sumringah mentari berdarah. Mentari artinya matahari yang bersinar dipagi hari biasanya muncul saat jam enam lebih hingga jam delapan, saat seperti inilah biasanya matahari disebut mentari, akan tetapi sesungguhnya kata mentari ini tidak baku, karena kata yang bakunya adalah matahari artinya benda angkasa yang bersinar.
berkaitan dengan kata mentari, jeritan sumringah mentari berdarah, judul puisi dikesempatan ini, salah satu penggalan baitnya. "Bukan beton yang serasa memenjarakan dungu, Irama hujan bak jeritan terdengar pilu, Siraman cahaya, menjadi senjʌta,Yang siap menguliti, tulang-tulang berbaju pengemis". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.
Membungkus pepohonan layu
Di timur fajar serupa sayu
Dahan-dahan sinar melarik semu
Pakaian basah melilit tubuh
Tulang-tulang tak berkulit
Menonjolkan onggokan tengkorak hidup
Pada seringai bentuk sumringah, terbelit
Dahaga, lapar.. jeritan mentari
Mengisak sedu, airmata dini
Dari barat tenggelamkan langit
Ke dasar bumi yang tak berpelangi
Rindu..rindu akan kelahiran dulu
Yang masih semuda paras-paras lugu
Di pelataran pondok yang berdinding kayu
Bukan beton yang serasa memenjarakan, dungu
Kini daun hijau telah menguning
Bersit sinar telah memudar
Jelajah waktu memindah unsur
Irama hujan bak jeritan, terdengar pilu..
Kini lembah telah telʌnjang
Bukit pun pelontos
Pesisir daratan bercongkak, arogan
Mengisyaratkan samudera siap mencengkeram
Bumi..bumi menangis
Mentari nelangsa
Siraman cahaya, menjadi senjʌta
Yang siap menguliti, tulang-tulang berbaju pengemis
Hony
April, 22-2016
Puisi Bias mentari
Mentari....
Kau nanpak cerah pagi ini
Namun sayang,berteman sepi
Kebisuan ,kebekuan,meliliti ratri
Biaspun tak mampu menghangati
Bolehkah aku titipkan rindu
Yang ngelayung di bilik kalbu
Tiada sandar,apalagi bahu
Hamparan layu,terkapar kelu
Mentari...
Kau nanpak indah
Walau aku resah
Semiblak megah,terpandang gagah
Dalam nuansa ,penggobrak lelah
Mentari
Bagiku,kau adalah seroja
Walau retakkan nuansa
Ilalang jalannya menuju tahta
Dari perihnya suka dan lara
Demikianlah puisi jeritan sumringah mentari berdarah. baca juga puisi Hany yang lain yang ada di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
berkaitan dengan kata mentari, jeritan sumringah mentari berdarah, judul puisi dikesempatan ini, salah satu penggalan baitnya. "Bukan beton yang serasa memenjarakan dungu, Irama hujan bak jeritan terdengar pilu, Siraman cahaya, menjadi senjʌta,Yang siap menguliti, tulang-tulang berbaju pengemis". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI JERITAN SUMRINGAH MENTARI BERDARAH
Daun-daun keringMembungkus pepohonan layu
Di timur fajar serupa sayu
Dahan-dahan sinar melarik semu
Pakaian basah melilit tubuh
Tulang-tulang tak berkulit
Menonjolkan onggokan tengkorak hidup
Pada seringai bentuk sumringah, terbelit
Dahaga, lapar.. jeritan mentari
Mengisak sedu, airmata dini
Dari barat tenggelamkan langit
Ke dasar bumi yang tak berpelangi
Rindu..rindu akan kelahiran dulu
Yang masih semuda paras-paras lugu
Di pelataran pondok yang berdinding kayu
Bukan beton yang serasa memenjarakan, dungu
Kini daun hijau telah menguning
Bersit sinar telah memudar
Jelajah waktu memindah unsur
Irama hujan bak jeritan, terdengar pilu..
Kini lembah telah telʌnjang
Bukit pun pelontos
Pesisir daratan bercongkak, arogan
Mengisyaratkan samudera siap mencengkeram
Bumi..bumi menangis
Mentari nelangsa
Siraman cahaya, menjadi senjʌta
Yang siap menguliti, tulang-tulang berbaju pengemis
Hony
April, 22-2016
Puisi Bias mentari
Oleh: Emy Rahayu
Mentari....Kau nanpak cerah pagi ini
Namun sayang,berteman sepi
Kebisuan ,kebekuan,meliliti ratri
Biaspun tak mampu menghangati
Bolehkah aku titipkan rindu
Yang ngelayung di bilik kalbu
Tiada sandar,apalagi bahu
Hamparan layu,terkapar kelu
Mentari...
Kau nanpak indah
Walau aku resah
Semiblak megah,terpandang gagah
Dalam nuansa ,penggobrak lelah
Mentari
Bagiku,kau adalah seroja
Walau retakkan nuansa
Ilalang jalannya menuju tahta
Dari perihnya suka dan lara
Demikianlah puisi jeritan sumringah mentari berdarah. baca juga puisi Hany yang lain yang ada di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.