Puisi Kalau Saja Kita Tak Membelok
Thursday, April 07, 2016
Puisi Kalau Saja Kita Tak Membelok. Bagaimana maksdud dan arti dari judul puisi ini, jawabannya ada tentunya pada bait bait puisinya, dan salah satu penggalan baitnya. "Kita hanyalah jiwa-jiwa yang belum berenang-renang Tentu pohon dan angin membiarkan kita membelok',
Bagaiman kelanjutannya, selengkapnya dari bait pada pragraf diatas disimak saja puisinya dibawah ini, puisi yang di tulis oleh seorang bernama Asrul
Puisi Kalau Saja Kita Tak Membelok
Kalau saja kita menyukai, tentu kita menyaksikan kawanan burung gagak yang hitam
Berkicau dan dengung hutan membiarkan kita membusuk tanpa malam
Kutemukan lagi kelepaknya yang membiarkan daun pisang mengering
Menunggunya kembali tertidur di pangkuan ilalang ditemani sungai yang bening
Tapi kita hanyalah pohon yang membuat mata angin membelok
Dan burung gagak membiarkan kita meniduri pikiran yang macet
Kalau saja kemarin kita buka peracik gemiricik sungai
Mungkin kita sudah jauh di muka samudra
Dan melihat bebekuan karang, nostalgia angin dan pasir
Dalam langkah penuh malu
Kita hanyalah jiwa-jiwa yang belum berenang-renang
Tentu pohon dan angin membiarkan kita membelok
Kembali menyaksikan burung gagak dan mendengar dengung hutan
Tegal, 7 April 2016
Demikianlah puisi kalo saja kita tak membelok. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Bagaiman kelanjutannya, selengkapnya dari bait pada pragraf diatas disimak saja puisinya dibawah ini, puisi yang di tulis oleh seorang bernama Asrul
Puisi Kalau Saja Kita Tak Membelok
Karya: Asrul
Kalau saja kita menyukai, tentu kita menyaksikan kawanan burung gagak yang hitamBerkicau dan dengung hutan membiarkan kita membusuk tanpa malam
Kutemukan lagi kelepaknya yang membiarkan daun pisang mengering
Menunggunya kembali tertidur di pangkuan ilalang ditemani sungai yang bening
Tapi kita hanyalah pohon yang membuat mata angin membelok
Dan burung gagak membiarkan kita meniduri pikiran yang macet
Kalau saja kemarin kita buka peracik gemiricik sungai
Mungkin kita sudah jauh di muka samudra
Dan melihat bebekuan karang, nostalgia angin dan pasir
Dalam langkah penuh malu
Kita hanyalah jiwa-jiwa yang belum berenang-renang
Tentu pohon dan angin membiarkan kita membelok
Kembali menyaksikan burung gagak dan mendengar dengung hutan
Tegal, 7 April 2016
Demikianlah puisi kalo saja kita tak membelok. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.