Puisi Aku Engkau Dan Dia
Thursday, April 14, 2016
Puisi aku engkau dia. Kata aku engkau dan dia merupakan kalimat yang menyatakan tiga orang sekaligus, kalimat ini jika dalam percintaan mengartikan tentang penghianatan cinta, sebab salah satu pihak menduakan cinta dari paihak lain, hal seperti ini biasanya perjalanan cinta yang menyakitkan.
Aku engkau dan dia, salah satu dari delapan puisi di kesempatan karya dari seorang bernama pena Dea, puisinya tema campuran. adapun masing masing judul puisinya antara lain.
Sama lama tergenang
Emosi sampai basi
Ribut tak berisi
Aku cambuk
Kataku sampai buruk
Aku sesal tersengal sengal
Buruk di pikir muka jelangga
Kau tau aku siapa magma
Sedang engkau bara
Ta ada bayu
Jadi linu
Sesal
Sampai keasal
Perih sampai tersisih
Bertarung si ruang hampa
Tinggalkan istana kecil berseri
Tinggalkan orang yg kusayang
Ibu bapa dan putri kecilku
Berat erat langkah ku papah
Serat ingat sidia
Aku terbisu
Terpaku
Hari ini ada pengakraban
Saat datang muali sekolah
Senyum di sunting kembang
Di perduanku aku sendiri
Saat aku termangu
Di pojokan kamar
Antara lemari dan gantung baju
Aku buka tingkap daun jendela
Saat langit menangis
Saat dingin tipis
Kita merengkuh jadi satu
Bulan
Senja akan berangkat
Di medan tempur dia
Selaksa doamu ku panjat
Dariku,untukmu
Bulan dan senja
Dalam padat pengap
Jalan lurus baru jadi
Cipali
Cengkrama dengan dia
Ibu. Aku kangen kamu
Tlah lama aku
Peraduanku kumal debu
Degup kepak jantung
Ada bintang di ujung
Aku kembali lagi ibu
Putramu yg gagu
Karmina karunia nama
Dingin lantang berkata
Panutan dalam buta
Sujud simpuh di telapak
Runtuh air di kelopak
Marahku sampai
Sejukmu juntai
Ibu maafkan anakmu
Memberi hujan,memberi api
Dingin di beri kasih
Aku bersujud
Bulan anakmu
Beri bara dariku
Beri kelam di coretnya
Dia diam
Ibuku,bulanku
Luka perih ku bawa lari
Ku tebus
Pupus
Ibu beri sejuta samudra
Selaksa doa
Tuk bulan
Senja
Ku gʌmbar jadi merah
Ku tahta beribu doa
Untuk dia
Tegapkan dada gagah perkasa
Patria tuk teria
Panjang lantang
Tentang
Dia
Pertiwiku
Terpatri dalam
Misteri adalah hartanya
Hitam pekat malam
Hening
Kelam
Duniaku tanpa batasan
Liar nakal
Aku tak tau untuk siapa
Karna dia tiada
Coretan dulu kembali
Yg pernah aku janji
Tak ulang mengulangi
Dia tlah tiada
Sirna
Saat senja mulai tua
Senyum dia menyapa
Merah darah
Di katup mulutnya
Itu bahagia
Satu pengajaran
Diterangi dan menerangi
Bias
Raganya hitam kelam
Darahnya cuma segantan
Pelan dan pasti
Mati jua
Kenang renungkan
Korbankan semua
Tuk jadi pelita
Penerang gulita
Sekarang
Gantung nyawanya
Diantara tingkap
Daun jendela
******
Untukmu tempat tujuanku
Dulu kita bercerita
Di negri atas awan
Senang riang
Lalu
Turun ke pantai
Naik kumbang hitam
Bercengkrama
Bermanja
Ah
Aku keracunan
Apa yg kamu bawa
Kedaluwarsa
Cubit diantara lipat ketiak
Kita pulang . .
Kembali kedunia lg
Aku buka pintu mimpi
Kini
Senyum tlah kuberi
Ibu menitip jadi
"Bahagiain dia
Untukmu dariku
*******
Dari riuh tawarmu
Di gila kaca kaca kecil multimedi
Ada cerita saling berita
Lalu saling sapa
Tawa kata penuh bunga
Semu
Saat rasa mulai bicara
Aralpun pantang
Cuma
Ini aku bisa
Maaf sejuta kata
Sewajar aku ajar
Demikianlah puisi aku engkau dan dia. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Aku engkau dan dia, salah satu dari delapan puisi di kesempatan karya dari seorang bernama pena Dea, puisinya tema campuran. adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi terpaku
- Puisi bulan
- Puisi aku engkau dan dia
- Puisi perjalanan ketempat ibu
- Puisi ibuku
- Puisi terjaga
- Puisi pendosa
- Puisi kias.
Puisi Aku Engkau Dan Dia
Sama lama saling tegangSama lama tergenang
Emosi sampai basi
Ribut tak berisi
Aku cambuk
Kataku sampai buruk
Aku sesal tersengal sengal
Buruk di pikir muka jelangga
Kau tau aku siapa magma
Sedang engkau bara
Ta ada bayu
Jadi linu
Sesal
Sampai keasal
Perih sampai tersisih
Bertarung si ruang hampa
Puisi Terpaku
Sebentar lagi aku pergiTinggalkan istana kecil berseri
Tinggalkan orang yg kusayang
Ibu bapa dan putri kecilku
Berat erat langkah ku papah
Serat ingat sidia
Aku terbisu
Terpaku
Hari ini ada pengakraban
Saat datang muali sekolah
Senyum di sunting kembang
Di perduanku aku sendiri
Puisi Bulan
Andai kau rasa siksakuSaat aku termangu
Di pojokan kamar
Antara lemari dan gantung baju
Aku buka tingkap daun jendela
Saat langit menangis
Saat dingin tipis
Kita merengkuh jadi satu
Bulan
Senja akan berangkat
Di medan tempur dia
Selaksa doamu ku panjat
Dariku,untukmu
Bulan dan senja
Puisi Perjalanan Ke Tempat Ibu
Kereta pelan merayapDalam padat pengap
Jalan lurus baru jadi
Cipali
Cengkrama dengan dia
Ibu. Aku kangen kamu
Tlah lama aku
Peraduanku kumal debu
Degup kepak jantung
Ada bintang di ujung
Aku kembali lagi ibu
Putramu yg gagu
Puisi Ibuku
Ibuku pelitaKarmina karunia nama
Dingin lantang berkata
Panutan dalam buta
Sujud simpuh di telapak
Runtuh air di kelopak
Marahku sampai
Sejukmu juntai
Ibu maafkan anakmu
Memberi hujan,memberi api
Dingin di beri kasih
Aku bersujud
Bulan anakmu
Beri bara dariku
Beri kelam di coretnya
Dia diam
Ibuku,bulanku
Luka perih ku bawa lari
Ku tebus
Pupus
Ibu beri sejuta samudra
Selaksa doa
Tuk bulan
Senja
Puisi Terjaga
Tissu beribuKu gʌmbar jadi merah
Ku tahta beribu doa
Untuk dia
Tegapkan dada gagah perkasa
Patria tuk teria
Panjang lantang
Tentang
Dia
Pertiwiku
Terpatri dalam
Misteri adalah hartanya
Puisi Pendosa
Telah kembaliHitam pekat malam
Hening
Kelam
Duniaku tanpa batasan
Liar nakal
Aku tak tau untuk siapa
Karna dia tiada
Coretan dulu kembali
Yg pernah aku janji
Tak ulang mengulangi
Dia tlah tiada
Sirna
Saat senja mulai tua
Senyum dia menyapa
Merah darah
Di katup mulutnya
Itu bahagia
PUISI KIAS
Kias kisah lenteraSatu pengajaran
Diterangi dan menerangi
Bias
Raganya hitam kelam
Darahnya cuma segantan
Pelan dan pasti
Mati jua
Kenang renungkan
Korbankan semua
Tuk jadi pelita
Penerang gulita
Sekarang
Gantung nyawanya
Diantara tingkap
Daun jendela
******
Untukmu tempat tujuanku
Dulu kita bercerita
Di negri atas awan
Senang riang
Lalu
Turun ke pantai
Naik kumbang hitam
Bercengkrama
Bermanja
Ah
Aku keracunan
Apa yg kamu bawa
Kedaluwarsa
Cubit diantara lipat ketiak
Kita pulang . .
Kembali kedunia lg
Aku buka pintu mimpi
Kini
Senyum tlah kuberi
Ibu menitip jadi
"Bahagiain dia
Untukmu dariku
*******
Dari riuh tawarmu
Di gila kaca kaca kecil multimedi
Ada cerita saling berita
Lalu saling sapa
Tawa kata penuh bunga
Semu
Saat rasa mulai bicara
Aralpun pantang
Cuma
Ini aku bisa
Maaf sejuta kata
Sewajar aku ajar
Demikianlah puisi aku engkau dan dia. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.